Chapter 33

720 110 19
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran(?), cerita sedikit amburadul, dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~
































Kreett ... Kreett ... Kreett ... Kreeeeeetttt ... Jegrek!

Bunyi khas mesin pinter saat mencetak kertas berhenti berbunyi. Kertas-kertas yang baru saja keluar dari mulut mesin itu, diambil Solar. Dari balik kacamatanya, Solar membaca dengan serius tulisan yang tertera di kertas tersebut. Beberapa saat kemudian, ia menghembuskan napas lega sambil menunjukkan kertas hasil print-nya pada anak satu kelompoknya.

"Udah jadi," ucap Solar meletakkan kertas-kertas tersebut di tengah meja ruang tamu rumahnya.

"Waw! Ini lebih bagus dari yang kemarin!" seru Taufan saat membaca berita dalam kertas tersebut.

"Iya, bagus banget!" Mata bulat Duri berbinar-binar sembari memperhatikan setiap sudut kertas berita itu.

"Gue kelihatan keren di sini!" Blaze tertawa bangga melihat dirinya yang nyempil di antara anak-anak tim sepakbolanya.

"Alhamdulillah ... Untung bisa selesai hari ini," ujar Gempa lega sambil mengelus dadanya. Hatinya benar-benar lega setelah memegang sendiri kertas berita hasil kerja keras mereka selama ini.

"Bagus," komentar Hali singkat, padat, dan jelas.

"Bolehkah aku bersyukur sedikit atas terhapusnya file tulisan berita kemarin?" sahut Ice.

"Dibilang boleh enggak bener, tapi dibilang enggak juga enggak salah," timpal Solar lalu duduk di bawah. "Sama-sama salah semua."

"Kamu simpan dulu Solar. Besok kita kumpulkan sama-sama," pinta Gempa sambil menyerahkan semua kertas berita itu pada Solar.

"Besok kan libur, Gem," ucap Blaze.

"Oh iya, ya." Tangan kanan Gempa menepuk jidatnya sendiri. Gempa baru ingat kalau besok tanggal merah. Akhir-akhir ini ia tidak memperhatikan kalender sama sekali.

"Yeah! Libur!" sorak Taufan sambil memukul-mukul meja secara berirama.

"Woi! Makanannya nanti tumpah!" Ice mengangkat piring-piring di atas meja sambil merengut marah.

"Sudah beres semua kan? Ayo pulang," ajak Hali lalu beranjak dari duduknya sambil membawa tas ranselnya.

"Ah, iya. Sudah malam ya?" Duri melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 19.02.

"Marilah pulang! Marilah pulang! Marilah pulang! Bersama-sama~" senandung Taufan dan Blaze sambil mengemasi tas mereka.

Tidak perlu memakan waktu lama, mereka semua sudah berpindah tempat ke teras rumah Solar. Solar menunggu mereka selesai memakai sepatu dan terus berharap mereka segera meninggalkan rumahnya sambil menghitung angka secara mundur dalam hati.

"Terima kasih untuk hari ini Solar," ucap Gempa setelah selesai mengenakan sepatutnya.

"Ya," balas Solar singkat.

Duri yang berdiri di samping Solar tersenyum sembari melambai-lambaikan tangannya. "Dadah!"

"Lu gak ikut pulang, Ri?" tanya Blaze heran.

"Rumahnya kan dekat, mungkin mau di sini dulu," timpal Ice.

"Oh, enggak. Duri mau nginap di rumah Solar. Soalnya pamannya Solar lagi keluar kota sampai besok," jelas Duri.

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang