Chapter 39 (End)

869 89 13
                                    

- Now We're Friends -

Cringe(?), typo bertebaran(?), cerita sedikit amburadul, dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Funny Fanart! :D
.
Happy reading~






































Solar berjalan menuruni tangga rumahnya menuju lantai satu. Ia melihat ibunya sedang melakukan sesuatu di dapur dari atas tangga. Solar mengkerutkan dahinya, bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh ibunya. Setelah ia sampai di lantai satu, ia berjalan menghampiri ibunya yang duduk di kursi meja makan.

Bu Riska terlihat sedang menjahit sebuah topi. Tidak hanya satu topi, Solar juga melihat ada banyak topi yang berbeda-beda warnanya di atas meja makan. Dan nampaknya itu adalah hasil kerajinan tangan Bu Riska sendiri. Bisa dilihat di meja makan tersebut tidak hanya ada topi, tapi juga kain-kain, jarum, benang, mesin jahit, dan benda-benda sejenis lainnya.

"Sejak kapan Ibu rajin menjahit?" tanya Solar penasaran. Sebelum-sebelum ini, ia yakin ibunya itu sama sekali tidak pernah menjahit, bahkan beliau tidak bisa menjahit.

Bu Riska sedikit tersentak mendengar suara Solar di sampingnya. Kemudian, ia menoleh ke arah Solar. "Di penjara, Ibu dapat pembinaan. Jadi, ya Ibu sekarang bisa jahit," ungkap Bu Riska sambil tersenyum miring. Bangga pada dirinya sendiri yang sekarang bisa menjahit.

"Terus, ini buat apa, Bu?" tanya Solar lagi lalu memandang topi-topi yang ada di meja makan.

Bu Riska terlihat berpikir sejenak. Kemudian, ia memberikan sebuah senyuman misterius. "Ada, deh." Setelah itu, Bu Riska melanjutkan pekerjaannya menjahit topi yang hampir selesai.

Solar menatap Bu Riska dengan tatapan tanda tanya. Solar membuang pikiran tersebut lalu mengamati satu persatu topi tersebut. Setiap topi memiliki warna dan motif yang berbeda. Namun, kebanyakan warna topi tersebut berwarna hitam. Topi-topi tersebut juga hampir mirip dengannya yang memiliki tiga tanduk di atas topi.

Entah kenapa aku teringat sesuatu melihat topi-topi ini ... batin Solar terus mengamati topi-topi tersebut. Jari jempol dan telunjuknya memegang dagunya, menunjukkan pose bahwa ia sedang berpikir. Apalagi, alisnya bergerak hampir menyatu.

Tok! Tok! Tok!

Konsentrasi Solar terpecah mendengar suara ketukan pintu yang berasal dari rumah depannya. Ia merasa heran ada tamu yang datang ke rumahnya malam hari di akhir pekan.

"Coba kamu cek siapa itu, Solar," pinta Bu Riska mendengar suara ketukan pintu tersebut masih terus bersuara. Tangannya juga berhenti menjahit topi.

"Mungkin itu Paman Raka yang sudah pulang, Bu," sahut Solar sambil berjalan menuju ruang tamu.

"Pamanmu masih di luar kota. Tadi ia bilang pada Ibu, kalau ia mungkin baru pulang besok," tutur Bu Riska.

Solar berjalan menuju ruang tamunya. Suara itu semakin keras saat ia menghampiri pintu depan. Ia kemudian membuka kunci pintu rumahnya. Setelah itu, ia menarik pintu tersebut hingga terbuka. Akhirnya, bisa dilihat orang-orang yang menggangu malamnya di akhir pekan.

Ekspresi Solar langsung berubah menjadi super datar dan dingin dengan perasaan kesal melihat siapa tamu yang datang. Sedangkan para tamunya hanya bisa tersenyum tanpa dosa.

 Sedangkan para tamunya hanya bisa tersenyum tanpa dosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang