!!WARNING!!
Cringe(?), typo bertebaran(?), cerita sedikit amburadul, dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~"Siapa di sana?!"
Suara teriakan itu membuat Ice terbangun dari mimpinya. Padahal lagi enak-enaknya tidur, tapi malah terbangun. Pasti dia akan susah tidur lagi jika sudah bangun.
Ice mengucek matanya sambil bangun kemudian melihat sekelilingnya. Tidak terlalu terlihat karena suasana terlalu gelap. Tapi, ia merasakan Solar sudah tidak ada di sampingnya. Ice mulai berspekulasi kalau yang menyebabkan ia bangun adalah Solar. Lagi.
Dia menyibak selimut yang dipakainya kemudian berdiri dengan sekuat tenaga. Tubuhnya sedikit sempoyongan karena nyawanya masih belum terkumpul semua. Ia berjalan perlahan mencari keberadaan dinding untuk sebagai penunjuk jalan. Setelah menemukannya, ia meraba-raba dinding sambil berusaha mencari si pemilik rumah.
"Apa yang sudah kau pikirkan?"
Suara itu ... suara Solar. Ice lalu mempertajam pendengarannya untuk mencari keberadaan Solar, dan satu orang lagi, entah siapa. Karena-walaupun orang itu menyebalkan-Solar masih bisa dibilang "waras". Pasti dia sedang berbincang dengan seseorang. Jadi, telinganya dengan setia mendengar apa pun yang akan keluar dari mulut bensin itu dan satu orang lagi, entah siapa.
"Entahlah. Ibumu mencuri, menipu, membunuh, semua itu bukan urusanku. Dan sepertinya ... Ibumu sudah dipenjara sejak kau kecil ya?"
Ice langsung jongkok di dekat dinding begitu mendengar lawan bicara Solar. Itu ... suara Halilintar. Ice cukup kenal dengan nada suara Hali yang terkesan dingin-hampir sama sepertinya-namun tidak banyak emosi di dalamnya.
Tapi, kalimat yang diucapkan Halilintar membuat tubuh Ice membeku. Merasa terkejut dengan ucapan Halilintar yang terkesan ceplas-ceplos.
Ibu? Penjara? Apa maksudnya? batin Ice bertanya-tanya. Hatinya jadi bimbang untuk meneruskan mendengarkan (baca : menguping) pembicaraan orang atau tidak.
"Ya. Aku masih lima tahun saat itu terjadi. Aku tidak mengerti apapun. Semenjak beranjak dewasa, aku meninggalkan penjara itu."
Tunggu-tunggu. Maksudnya ... Ibu Solar itu narapidana? Fakta itu membuat jantung Ice berhenti berdetak. Tidak menduga Solar, teman sebangkunya adalah anak narapidana. Lima tahun ... Itu usia saat aku dibuang.
"Jadi? Kau ingin dengar apa dari mulutku?" Pertanyaan dari Halilintar membuat fokus Ice kembali. Ia mendengarkan (sekali lagi, baca : menguping) pembicaraan itu dengan seksama.
"Haruskah aku menjemputnya?"
Jemput? Apa dia mau menemui ibunya? tanya Ice dalam hatinya.
"Tidak, kau tidak harus menjemputnya."
"Kau belum menyelesaikan kalimatmu, kan?"
"Kau ingin jawaban apa dariku?"
"Alasan. Aku membutuhkan alasanmu."
Dasar ribet, tanggap Ice sambil menepuk jidatnya.
"Itu karena kau belum siap."
"Jadi, aku tidak harus menjemput ibuku kan?"
"Tergantung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔
أدب الهواة[Completed] [Side Story Coming Soon] Solar dan Duri adalah sepasang teman dengan hubungan yang sangat baik. Tapi, semua itu berubah saat Duri mengajak Solar pindah kelas. Owh, meninggalkan kelas unggulan memanglah bukan perkara sulit. Namun, bukan i...