Chapter 10

765 102 16
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran, dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~


















"Kamu juga mau ikut, Hali?"

Tidak ada respon. Remaja itu hanya diam tidak berkutik. Tidak ada lirikan mata ataupun sekedar meng-hm-kannya.

Blaze segera sadar dengan keadaan ini lalu merogoh loker meja milik Hali. Setelah menemukan apa yang ia cari, ia mengambilnya lalu menepuk bahu teman sebangkunya itu.

Merasa terganggu, Hali membuka matanya lalu menunjukkan wajah datar dengan lirikan tajam khasnya. Dengan lirikan tajam dan bola matanya yang berwarna merah ruby itu menambah kesangarannya.

"Ini," ucap Blaze sambil menyerahkan benda kecil itu kepada pemiliknya.

"Jangan sembarangan menyentuh dan mengambil barang milik orang lain," sindirnya tajam sambil memakaikan benda itu di telinganya yang diambilnya dari tangan Blaze.

BTE*,pikir Duri begitu melihat bentuk benda kecil itu secara jelas.

"Hehe, maaf. Ini lho, Duri ngajak ke kantin. Ik—"

"Gak," potong Hali cepat.

"Dih! Belum juga selesai aku bicarany—"

"Duri!"

Dan, yep. Ada satu orang lagi yang memotong pembicaraan Blaze.

Sabar ... Orang sabar itu di sayang Tuhan, bukan pacar. Lagian kan gua jomblo, batin Blaze menenangkan diri sendiri.

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Taufan sambil berjalan mendekati Duri and friends. Di belakang Taufan, tampak Solar yang mengikutinya dengan wajah kusut. "Oh! Kau ngajak Blaze sama H—"

"Hali gak mau ikut," potong Blaze ketus. Sepertinya dia memiliki niat untuk membalas dendam.

"Hah?! Ayolah, Hali! Sekali-kali kau makan di kantin!" bujuk Taufan menghadap Hali.

"Gak." Hali beranjak dari kursinya lalu keluar dari kesesakan di bangkunya.

Siapa lagi ini, batin Solar begitu berpapasan dengan Hali. Solar harus sedikit mendongak karena tubuh Hali yang cukup tinggi.

"Ayolah, Hali! Kalo gak makan, nanti ma—”

"Gak ngurus."

Seusai perkataan itu, Hali berjalan keluar kelas meninggalkan mereka yang masih menatap dirinya. Di depan pintu kelas, ia berpapasan dan hampir menabrak seseorang jika ia tidak segera mengerem tubuhnya.

"Ha-Hali mau kemana?" tanya Gempa dengan wajah terkejut karena hampir bertabrakan.

"Bukan urusanmu," jawab Hali dingin. Tanpa basa-basi, Hali membelokkan badannya mencari jalan lain melewati Gempa yang diam di pintu kelas.

Gempa terdiam sejenak mendengar jawaban sang empunya. Ya, lagipula dia sudah terbiasa.

"Gem!" teriak Taufan langsung merangkul bahu sahabatnya. "Lu mau ikut ke kantin gak?"

"Hm? Boleh."

~o0o~

Meja-meja itu penuh. Mereka hampir berkeliling satu kantin sebanyak tiga kali karena tidak menemukan satu pun meja kosong. Kalaupun ada, kursinya yang tidak ada. Putus asa, akhirnya mereka memutuskan untuk makan di luar kantin.

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang