Chapter 16

633 88 9
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran, dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~
.
.
.











































.
.
.

Percaya ...

"Mama sayang kamu, Solar!"

Aku tidak percaya perkataan itu.

Hari menjelang larut. Setelah selesai melaksanakan shalat Isya berjamaah dengan pamannya, Solar berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang di lantai dua. Tetapi, pergerakannya terhenti saat suara pamannya menyerukan namanya.

"Solar," panggil Paman Raka.

Solar berhenti, lalu berbalik menghadap pamannya.

"Besok kau mau ikut Paman ke kantor po—"

"Besok Solar ada janji dengan Duri," potong Solar cepat sambil mengalihkan perhatiannya.

Perkataan Paman Raka terhenti. Menghembuskan napas lelah. Yah, dia sudah terbiasa dengan sejuta alasan Solar untuk tidak pergi dengannya. Walau di dalam lubuk hatinya ia tetap merasa sedih karena Solar tak mau pergi mengunjungi kakaknya sekaligus mamanya. Yah, karena suatu alasan yang cukup kuat, Paman Raka memakluminya.

"Ya, sudah. Kamu tidur lebih cepat saja malam ini. Jangan begadang lagi. Biar besok tidak terlambat," pesan Paman Raka lembut sambil meninggalkan Solar di tangga.

Solar belum beranjak. Pikirannya berkecamuk. Hatinya tidak menentu. Entah kenapa ia rindu dengan sosok itu walau egonya bertentangan dengan hatinya.

~o0o~

"Lu bisa pakai gak, sih?" tanya Solar sedikit menggerutu. Kesabarannya semakin terkikis mengetahui Duri belum selesai-selesai mengikat tali sepatunya. Bagaimana tidak? Dari bangun tidur hingga memakai sepatu Solar menunggui Duri dengan (tidak) ikhlas. Dan sekarang, ada drama baru.

"Enggak :D," jawab Duri cengengesan bak tidak ada dosa.

Guratan kemarahan tampak dengan jelas di wajah Solar. Dengan cekatan, dia menalikan tali sepatu Duri. "Noh, wes."

"Makaseh!" Duri berdiri sambil loncat-loncat kesenangan. Lalu, ia menarik tangan Solar menuju keluar gerbang rumahnya.

"Ayo kita mulai!" ujar Duri sambil memperagakan pemanasan.

"Rute jogging kita kemana?" tanya Solar sambil membenarkan kacamatanya.

"Ke taman kota!"

"Lu tau kan jaraknya itu dua kilometer dari sini?" tanya Solar memastikan. Oh, ayolah! Berjalan satu kilometer saja ia sudah kelelahan. Jangankan berlari.

"Gapapa! Duri kuat! Kan tadi sudah minum susu!"

"Terserahmulah."



"Tunggu, Solar! Duri ... Ca ... pek ..." kata Duri sambil memegang kedua lututnya. Keringatnya membanjiri seluruh tubuh. Mulutnya terbuka lebar. Dadanya kembang kempis.

"Loh? Ini belum ada setengah kilo, Ri," ucap Solar sambil menghentikan langkahnya.

"Gak mau tahu! Duri capek!" seru Duri menengadah kepalanya ke atas. "Kita istirahat dulu!"

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang