Chapter 18

611 92 6
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran, dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~























































Ya Allah ... Lebih baik aku masuk ke gorong-gorong berlumut dan berbau busuk bersama dengan lima buaya darat daripada menyebrang jalan kayak gini, batin Solar sambil menutupi wajahnya dengan hoodie. Rona merah di wajahnya semakin tebal. Bagaimana tidak? Celana Solar kotor akibat lumpur belum hilang. Lalu, mereka menyebrangi jalan raya yang ramai dilalui kendaraan yang berlalu lalang. Sudah tentu keberadaan Solar menarik perhatian pejalan kaki dan pengendara yang lewat.

Dua orang di depan Solar seperti tidak peduli padanya. Mereka terus berjalan menghadap ke depan sambil menjaga jarak dengannya. Mengabaikan Solar yang merona hebat karena malu. Mungkin di pikiran mereka terus berkata; "Dia-bukan-temanku", "Aku-gak-kenal-dia".

Jika jin tiga permohonan itu benar-benar ada, aku akan memohon semoga dua manusia di depanku ini terkena lemparan batu di depan banyak orang lalu terjebur ke dalam got yang banyak kotoran sapi!

(Na-chan : "Mohon untuk tidak ditiru."),

~o0o~

Akhirnya, setelah perjalanan yang cukup panjang (menurut Solar), mereka sampai di sebuah bangunan yang cukup besar dan terurus. Dindingnya dicat berwarna kuning polos. Halamannya luas. Tanaman di sana terawat dengan baik. Panggil saja tempat ini "Panti Asuhan Abu Bakar".

Dan ... ada beberapa orang—yang dapat dihitung dengan jari—sedang beraktivitas di halaman rumah tersebut. Ada yang sedang bermain bola, dan ada yang sedang duduk-duduk di atas lincak yang cukup luas. Dan Solar merasa familiar dengan satu diantara mereka.

"HEI! Sudah kubilang jangan ajak Kak Blaze main! Dia harus istirahat!" seru Ice tiba-tiba sambil menghampiri anak-anak yang sedang seru-seru bermain bola. Salah satu diantara mereka yaitu Blaze.

Sontak, anak-anak yang diteriaki Ice bukan ketakutan ataupun bersembunyi, melainkan membalasnya tak kalah keras. "Kami hanya memintanya menjaga gawang! Bukan hal yang berat, kan? Lagipula kasihan Kak Blaze harus duduk diam di lincak bersama mereka."

"Sudahlah, Ice. Lagipula aku juga yang mau ikut mereka main," lerai Blaze menenangkan keadaan.

Mendengar hal itu, Ice menghela napas panjang. "Hhhh ..... Terserah kalian! Aku gak ikut tanggung jawab kalo terjadi apa-apa!"

Setelah itu, Ice pergi masuk ke dalam panti meninggalkan mereka.

Yuhuu .... Kasur .... Father datang .... batin Ice gembira. Senyum kecil terukir di wajahnya. Sayang sekali yang dilihat makhluk di belakangnya hanyalah punggungnya yang berjalan masuk ke dalam panti.

Setelah Ice masuk, Blaze kemudian memperhatikan dua teman sekelasnya yang datang tak diundang.

"Eh? Duri dan Solar bukan?" tanya Blaze memastikan.

"Yap! Masak kamu lupa sama teman sekelas sendiri!" balas Duri sedikit kesal.

"Ye ... Kagaklah! Aku hanya memastikan apakah ini benar-benar kalian! Soalnya jarang-jarang Ice ajak teman ke sin—"

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang