Chapter 26

582 79 24
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran(?), dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~








































Krinciingg!

Bunyi lonceng di atas pintu seketika menarik perhatian Duri. Ingin sekali ia menutup kembali pintunya lalu dibuka lagi secara berulang kali hanya untuk mendengarkan lonceng berdenting nyaring itu. Tapi, itu tidak sopan. Dengan enggan, dia melepaskan pegangan pintu.

Solar yang berdiri di samping Duri hanya memandangnya datar. Dalam lubuk hatinya, ia tahu betul niat Duri. Sudah terlihat jelas dari pandangan mata Duri yang terus tertuju pada lonceng. Solar kemudian menarik tangan Duri pergi dari situ agar Duri tidak memperhatikan lonceng itu terus-menerus.

"Wah, kalian orang kedua yang datang kepagian," ucap Taufan memandangi kedatangan Solar dan Duri.

Dua fotosintesis itu berjalan menghampiri Taufan yang tengah duduk. Tidak sendiri. Ia duduk bersama Halilintar dan Gempa di meja pojok ruangan. Di atas meja, tersaji tiga gelas minuman dan sepiring kentang goreng. Ada beberapa lembar kertas dan sebuah laptop yang ikut memenuhi meja.

"Silakan d-"

"Hei, Pan! Sini bentar! Bantu aku mengangkat kardus-kardus ini!" seru Sai dari dalam dapur.

"Hih ... Iya, iya!" seru Taufan balik. "Bentar ya, guys." Taufan berbalik pergi ke dapur.

"Iya, santai aja," balas Duri riang. "Sudah berapa lama kalian di sini?" Percakapan Duri beralih kepada Gempa dan Halilintar.

"Sekitar setengah jam," jawab Gempa seadanya.

Duri berdecak kagum. Janjian mereka jam sembilan. Solar dan Duri berangkat pukul setengah sembilan. Sedangkan mereka sudah ada di sini sejak setengah jam yang lalu. Padahal rumah mereka jauh.

The real yang rumahnya jauh paling rajin, yang rumahnya dekat malah ngaret, batin Duri menyindir Na-chan.

(Na-chan :"Iya, aku tahu. Aku suka ngaret. Apalagi kalo lokasinya dekat." Jongkok di dekat tembok dengan wajah lelah.)

"Ayo dud-"

Krinciing!

Suara nyaring lonceng kembali terdengar. Dua manusia yang baru saja membukanya, berdiri kebingungan di sana sambil meneliti setiap sudut ruangan.

"Hei! Blaze! Ice! Di sini!" seru Gempa memanggil dua makhluk yang sedang celingukan kebingungan.

"Kita gak telat kan?" tanya Ice saat menghampiri meja.

"Enggak, kok. Malah tepat waktu banget," jawab Gempa.

"Kitanya aja yang kerajinan," tambah Duri.

"Iya, iya, si paling rajin!" balas Blaze sambil duduk di samping Duri. "Btw, si Angin Topan mana?"

"Jadi setan di belakang lu."

Blaze yang mendengar suara seram dibuat-buat itu, membuat nyalinya menjadi tertantang. Seketika ia menoleh ke arah belakangnya. Benar saja, ada wajah jelek atau ... lucu yang dibuat Taufan tepat di depan wajah Blaze. Sontak Blaze terkejut disertai teriakan yang memenuhi ruangan.

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang