Chapter 27

583 87 22
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran(?), dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~










































Flashback.
Taufan POV.

Hai? Aku adalah anak dari pasangan manusia, yaitu lelaki dan wanita. Ya kalik, gua anak alien. Berarti gua ngomongnya "bi bop bi bop, ola sao zanyan." Hahaha! Enggak-enggak, aku hanya bercanda. Don't take it seriously, okay?

Namaku Taufan. Aneh, ya? Tapi, aku suka nama pemberian dari orang tuaku itu.

Dalam ingatanku, aku tidak pernah mengingat ataupun melihat sosok ayah. Mungkin, dia sedang jalan-jalan ke langit, lalu terlalu terlena hingga lupa pulang? Ah, sudahlah. Lagipula itu hanya jawaban ibuku saat aku kecil yang kini aku paham maksudnya. Aku tidak beritahu pun, kalian paham kan?

Ibuku adalah seorang pengasuh anak, atau lebih sering dipanggil babysitter. Karena itu, ibu sangat lihai dalam merawatku walau tanpa adanya sosok pendamping hidupnya.

Beliau adalah sosok ibu yang sangat baik, lembut, juga telaten. Jarang aku melihatnya marah. Mungkin, terakhir saat aku berusia lima tahun? Entahlah, terlalu banyak kenangan manis dengannya hingga aku lupa kapan ibu terakhir marah.

Sewaktu kecil, ibu selalu mengajakku ke rumah anak yang dia asuh. Di sanalah aku bertemu dengan dua saudara kakak beradik. Yak! Mereka adalah Halilintar dan Gempa. Dan ... sejak saat itulah kami menempel bak perangko dan amplopnya.

"Kenempelan" kami sampai terbawa hingga menginjakkan kaki di sekolah dasar. Hokinya, kami selalu satu kelas! Enak, kan? Main bersama, tugas tinggal nyontek (Walau perlu perjuangan), ulangan pakai kode-kodean (Sebenarnya cuma aku, sih :'). Haha! Menyenangkan bukan?

Mungkin, itu salah satu kenangan termanis dalam hidupku.

~o0o~

"Ibumu belum datang?" tanya Gempa sambil duduk di kursi depanku. Di atas mejanya, terdapat sebuah buket dan selembar kertas bernama ijazah.

"Belum," jawabku lesu. "Katanya sih, masih di perjalanan."

"Bentar lagi foto bersama," ucap Hali melirik ke arah jam. "Semoga cepat sampai."

"Ya, kuha-"

Brak!

Suara dobrakan pintu itu berhasil membuat jantung kami bertiga "kejadar-kejedor". Serentak kami bertiga menoleh ke arah pintu kelas. Mendapati Ibu guru yang berjalan tergesa-gesa menghampiri kami.

"Ada ap—" pertanyaanku terpotong begitu Ibu guru memegang tanganku.

"Taufan! Cepat ikut Ibu sekarang!" Ibu guru menarikku paksa keluar kelas.

"Taufan!" seru Hali dan Gempa yang berusaha mengejar.

"Ada apa, Bu?!" tanyaku panik. Apakah aku berbuat salah? Masak aku harus masuk ke ruang BK di hari kelulusan? Ah, ini akan jadi kenangan terburuk!

Aku ditarik paksa menuju suatu tempat. Jalan ini ... jalan ke ruang BK! Tak salah lagi, aku pasti akan masuk ke dalam situ di hari yang membahagiakan ini.

Aku memejamkan mataku dengan erat, tak ingin melihat kenyataan di depan. Sungguh, kenapa aku harus masuk ke ruang BK tanpa tahu kesalahanku sendiri?!

"Cepat masuk!" perintah Ibu guru.

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang