Chapter 22

595 85 2
                                    

!!WARNING!!

Cringe(?), typo bertebaran(?), dll.
.
BoBoiBoy hanya milik © Animonsta Studios (Monsta).
.
Cerita ini hanya sebuah karangan (fan fiction), tidak berhubungan dengan cerita aslinya.
.
Cerita ini terinspirasi dari novel "Now Us" karya Aiu Ahra.
.
Happy reading~



































"Kapan kita mulai?" tanya Ice datar.

"Sebelum itu, mohon duduk dengan tegak dan jangan tidur di atas meja!" bentak Solar kesal.

Ice yang ingin tiduran di meja, dengan ogah-ogahan bangun. Dia melirik Solar tajam, namun ia urungkan karena melihat aura kegelapan di sekitar Solar.

"Enak dimarahi?" bisik Blaze pada Ice sedikit mengejek.

"Shut up your lambe," balas Ice padat.

"Aku ngikut," kata Taufan.

"Kalau kalian mau bahas sekarang, aku ngikut apa pun keputusan kalian. Maaf, aku gak bisa ikut diskusi hari ini. Habis ini aku ada urusan," ucap Gempa.

"Aku juga," timpal Hali.

"Yah ... Gak bisa diskusi bareng," tutur Duri sedih.

"Diskusi sepulang sekolah aja kalo gitu," saran Solar.

"Oke!" kata Blaze menyetujui. Guwe jadi bisa ke kantin dulu~

Setelah mempertimbang-timbangkan saran Solar, akhirnya seluruh anggota setuju.

~o0o~

"Tadi aku dengar kapten tim sepakbola SMP 1 datang kemari," bisik seorang murid perempuan pada teman-temannya.

"Di mana?" tanya salah satu temannya.

"Di dekat ruang BK. Kayaknya bahas masalah minggu lalu, deh," balas murid itu lagi.

"Oh ... yang perkelahian tempo hari, toh?"

"Bener!"

"Tapi, kenapa kaptennya baru datang hari ini? Kenapa gak dari minggu lalu? Kakkel yang tangannya cedera itu saja bahkan keesokkan harinya sudah masuk."

"Aku kurang tahu ... Tapi, aku pernah dengar ini dari teman alumniku yang sekolah di SMP 1. Katanya, kaptennya itu baru keluar dari rumah sakit kemarin!"

"Hah?! Beneran?!"

"Iya! Waktu itu, ia gak sengaja lihat waktu kaptennya keluar dari rumah sakit, kakinya diperban!"

"Hah?! Berarti kakinya cedera, dong?!"

"Ngeri, deh. Sepanas apa, ya perkelahian itu sampai bikin mereka berdua cedera parah?"

Dek ... Tolong turunin volume suaranya kalo mau menggibah ... Kita yang gak mau dengar kan jadi dapet dosa! seru Solar membatin dengan kemarahan yang sudah berapi-api.

"Eh, kaptennya udah pulang dari sini apa belum?" tanya murid lain.

"Enggak tahu. Aku belum lihat dari tadi."

Telingaku panas dengerin ocehan mereka.

"Lar, kita lewat jalan muter saja, ya? Di sini kayaknya bakal macet, deh," ajak Duri yang sepertinya juga risih dengan segala gosip yang didengarnya.

"Ya."

Mereka yang awalnya ingin mengambil jalan yang biasa mereka lalui, membelokkan diri menuju jalan yang sedikit jauh dan sepi karena memutar. Lorong yang mereka lalui yaitu lorong ruang ekstrakurikuler. Saat jam sekolah, lorong ini memang sepi. Beda lagi jika sudah menjelang jam pulang sekolah. Lorong menuju kantin akan sepi digantikan lorong ekstrakurikuler yang ramainya minta ampun.

Now We're Friends [BoBoiBoy Elemental] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang