Chapter 36: END

3.4K 284 20
                                    

Hujan turun sangat deras membasahi bumi yang gersang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan turun sangat deras membasahi bumi yang gersang. Memandikan pepohonan yang sudah kering. Membantu tumbuhan yang layu menjadi segar kembali.

Angin ikut bertiup kencang menyertai turunnya rintik hujan. Membuat setiap orang memilih untuk tinggal di rumah daripada keluar. Petir berkilat sesekali membuat anak kecil ketakutan mendengarnya.

Semua orang pasti memilih tempat yang hangat termasuk sepasang suami istri yang tampak saling berbagi kehangatan saat ini.

Xander memasangkan selimut tebal untuk Ale. Agar istrinya tidak kedinginan. Dia memilih untuk sedikit mengabaikan pekerjaannya ketika istrinya hamil tua seperti ini. Kekhawatirannya pada kepribadian baru istrinya itu membuatnya sedikit was-was.

Ale seringkali berubah menjadi seseorang yang tidak dikenalnya. Entah itu efek hamil atau apa. Xander tidak mengerti alasannya. Namun dokter mengatakan itu normal karena sang ibu sedikit terpengaruhi oleh janin yang dikandungnya.

"Aku ingin sate." ucap Ale menatap suaminya dengan tatapan berharap.

Xander menyeritkan keningnya bingung. Memangnya di usia hamil tua seperti ini masih bisa mengidam pikirnya bingung. Lagi pula dia tidak mengenal apa itu sate? Makanan seperti apa?

"Aku akan meminta maid membuatkannya untukmu." ucap Xander membuat sang istri mendelik kesal.

Dengan gemas Ale menggigit jari jemari Xander yang membuat pria itu sedikit kaget. "Aku ingin sate dan kau yang membuatnya."

Xander menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Baiklah. Tapi aku tidak tahu jenis makanan seperti apa itu." ucapnya pelan. Sebenarnya Xander malas sekali menunjukkan kebodohan yang di depan sang istri.

Dia memang tidak tahu makanan jenis apa itu dan berasal dari mana. Karena di daerah Eropa tidak ada makanan yang bernama sate.

Dengan gemas Ale menjelaskannya diikuti gerakan tangan. "Sate ada daging yang dipotong kecil-kecil lalu ditusuk. Kemudian dibakar setelah matang baru dilumuri dengan bumbu."

Xander bukannya fokus malah gemas melihat penjelasan sang istri. Pria itu melayangkan kecupan di bibir Ale. Lantas membuat wanita itu kaget dan refleks menaboknya karena kesal.

"Xander....!" pekiknya dengan wajah merengut.

"Iya sugar. Aku akan melihat dari Google dan membuatnya untukmu." putus Xander dengan tawa yang berderai.

Mata Ale berbinar senang. Wanita itu lantas melayangkan kecupan di leher Xander. Tingkahnya berhasil membuat mata suaminya itu membulat. "Ayo buat sekarang!" seru Ale penuh dengan semangat.

Wanita itu tidak sadar dengan reaksi tubuh suaminya yang berbeda. Xander mengeratkan tangan yang melingkar di pinggang sang istri. Menatap wanita itu dengan tatapan yang hanya Ale yang tahu.

"Bagaimana jika sebelum kita membuatnya. Kau memberiku hadiah dulu, sugar." ucap Xander dengan suara serak di telinga Ale.

Wanita itu meringis dan menatap suaminya horor. "Yang benar saja. Aku tidak mau!" tolaknya yang memberontak dalam pelukan Xander. Saat ini dia dalam puncak ngidam. Di mana bayangan rasa sate sampai terasa di mulutnya.

Suaminya itu sangat tidak tahu waktu sekali. Lagi pula ini siang hari bukan malam.

"Kau yang memulai, sugar."

"Tidak mau, tidak mau!"

Xander malah tersenyum miring dan memperkuat pelukannya. Namun dalam posisi yang renggang karena dia tidak ingin perut Ale terhimpit. Pria itu melayangkan ciuman kuat di leher Ale dengan sedikit hisapan.

Ale hendak protes dan menggerutu karena kesal. Tetapi Xander lebih dulu membungkamnya dengan ciuman agresif. Pria itu tidak memberikan celah sedikitpun untuk Ale kabur.

Malah semakin menjadi dan mengajak istrinya itu untuk ikut bermain. Ale hanya bisa mengumpat dalam hati. Hormon ibu hamil sangat tidak stabil dan suaminya itu malah memancingnya.

Xander memang pandai membuatnya terlena. Sampai mereka baru keluar dari kamar 2 jam berikutnya.

********

Xander berhasil membuat sate setelah 5 kali percobaan. Yang pertama potongannya terlalu besar yang membuat Ale protes. Yang kedua gosong dan yang ketiga pun sama gosongnya. Yang keempat bumbunya terlalu asin.

Yang kelima ini bisa disebut sukses. Tetapi ketika Ale mencobanya wanita itu hanya merasakan satu gigitan setelahnya dia tidak berselera.

"Kau saja yang makan sisanya." ucap Ale menggeser piring berisi sate ke hadapan Xander.

Dengan sabar pria itu menjawab. "Tapi aku membuatkannya untukmu, sugar." Meskipun dalam hati gemas sekali ingin menelan sang istri.

Ale menggelengkan kepalanya dengan wajah cemberut. "Makan!"

Xander menarik piring itu dengan berat hati. Untung ini daging rusa jadi dirinya suka. Jika daging hewan lain mungkin dia tidak akan memakannya.

Ale tersenyum cerah melihat Xander memakan sate buatannya sendiri. Wanita itu tahu sudah banyak stok sabar yang dikeluarkan suaminya. Kehamilannya memang seringkali membuat orang kesal.

Tetapi Xander selalu memperkuat kesabarannya. Hanya saja kadang pria itu lepas kendali ketika Ale mengidamkan sesuatu yang berhubungan dengan pria lain. Xander tidak akan segan mengurung Ale di kamar sampai wanita itu merajuk padanya.

Sebuah kerutan samar terpahat di kening Ale. Wanita itu merasakan pergerakan di perutnya yang membuatnya sedikit gelisah.

"Akh!" Ale menyentuh perutnya yang mulai terasa sakit.

Xander yang melihatnya panik dan langsung memerintahkan warrior untuk memanggil dokter. Pria itu membopong tubuh Ale dan membawanya ke kamar mereka.

"Bertahanlah, sugar." ucap Xander dengan nada khawatir yang sangat jelas. Dia sangat tidak tega melihat wajah kesakitan sang istri.

Ale bersandar lemas di dada bidang Xander. Wanita itu memejamkan matanya dengan keringat yang mulai deras. Sesekali keluar ringisan dari bibirnya.

Xander meletakkan tubuh Ale dengan sangat hati-hati di atas tempat tidur. Pria itu menatap tangannya yang sudah dicengkram kuat oleh sang istri. Tidak ada rasa sakit atau ringisan yang keluar dari bibirnya. Rasa sakit ini sangat kecil jika dibandingkan dengan rasa sakit Ale.

"Sakit." Ale meringis dan bergerak tidak tenang di atas tempat tidur.

Xander melayangkan kecupan yang lama wanita itu. Membisikkan kata-kata penguat dengan penuh kelembutan sampai Dokter wanita datang.

Semua yang mengetahui Ale kontraksi berharap-harap cemas di luar kamar Xander. Karena kamar itu kedap suara jadi mereka tidak bisa mendengarkan jelas.

Sampai akhirnya suara tangisan bayi menggema di kamar Xander hingga keluar. Pertanda telah lahirnya penerus sekaligus kehidupan baru di dunia ini.

~TAMAT~


Karena ada beberapa yang bingung dengan cerita ini antara gantung atau udah berakhir...

Jadi aku buat akhiran yang benar-benar nunjukin bahwa cerita ini tamat.

So..  terima kasih buat kalian yang udah mau mampir ke cerita gaje bin aneh ini.

Tujuannya satu sih semoga kalian terhibur dengan imajinasiku yang tercurah di sini...

Bye sampai bertemu di cerita selanjutnya ☺️😅

Gumiho! Is My Mate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang