"Apakah sudah ada kabar mengenai keberadaan Xander?"
Alex menggelengkan kepalanya lemah, dia hampir putus asa mencari keberadaan Xander yang tidak ada hasil. Sepertinya yang mereka lawan bukanlah penyihir yang mudah dikalahkan.
Daysi mengusap punggung Ale, memberikan kekuatan kepada wanita itu untuk sabar menghadapi masalah ini. "Tenang saja Luna, aku yakin Alpha akan baik-baik saja."
"Ada penghalang yang sangat kuat. Sepertinya dia penyihir yang sangat berpengalaman." jelas Liana, wanita itu ikut membantu mereka saat mendengar Xander di culik. "Sihirku bahkan tidak bisa menembusnya."
Bahu Ale melemas, wanita itu begitu khawatir dengan keadaan Xander saat ini. Apakah suaminya itu sudah makan? Apa dia baik-baik saja saat ini?
"Kau tidak boleh stress, Luna. Sangat berbahaya untuk bayi dalam kandunganmu!" ucap Keyla mengingatkan. Dia tidak ingin Ale bernasib sama seperti dirinya.
Rasanya begitu berat dan penuh penyesalan, sehingga rasanya hidup pun sulit.
"Apakah kau tidak bisa melacak di mana posisi Xander saat ini?" tanya Alex pada Liana. Sebenarnya pria itu sangat malas meminta bantuan wanita ini.
Liana terlihat ragu, tetapi kemudian wanita itu menghembuskan nafas pelan. "Aku akan mencobanya! Tapi ini tidak akan mudah, mengingat kemampuan sihirku masih tingkat menengah."
Ale memegang tangan Liana, menatap mata wanita itu dengan tatapan berharap. "Aku mohon! Lakukan apapun yang kau bisa."
Hati Liana terenyuh, padahal dirinya sudah jahat padahal Ale. Tetapi wanita itu tidak pernah mengungkitnya dan memaafkannya padahal dirinya tidak pernah meminta maaf. Liana merasa lega melepas Xander untuknya!
"Aku akan berusaha semampuku!" ucap Liana dengan senyum lembut. "Jangan terlalu dipikirkan fokus aja dengan bayimu!"
Ale tersenyum dengan mata berkaca-kaca. "Terimakasih Liana!"
Liana menggelengkan kepalanya dan menatap Ale dengan penuh sesal. Mengingat perbuatannya kepada wanita itu dirinya merasa penuh dosa. "Tidak Ale, seharusnya aku yang minta maaf. Kau tidak pernah bersalah!"
"Maafkan aku! Saat itu aku buta pada cinta yang semu."
Ale tersenyum manis dan memeluk Liana. Sontak membuat wanita itu kaget mendapatkan pelukan dadakan. "Yang lalu, biarlah berlalu!"
Semua orang melihat kedua wanita itu perbaikan jalan nafas lega. Setidaknya satu masalah sudah terselesaikan, dengan munculnya masalah baru.
Wush
Liana membulatkan matanya melihat panah melesat ke arah Ale, sontak wanita itu memasang barrier untuk melindungi mereka berdua. Semua orang tercengang melihat kejadian itu dan langsung melindungi Ale.
"Lindungi Luna!"
Alex mengambil panah yang terjatuh, menemukan sebuah surat kecil yang nempel. Lantas pria itu mengambilnya dan membacanya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gumiho! Is My Mate?
FantasiaAku tidak tahu siapa orang tuaku, sendari kecil aku hidup bersama bibiku yang merawatku dengan kasih sayang. Karena kasih sayangnya yang melimpah membuat aku tidak sedih tanpa hadirnya sosok orang tua dalam hidupku. Aku kerap disebut Ale si gadis an...