Chapter 3: Nyasar! Kabur?

5.3K 563 11
                                    

Sepeninggal Xander, Ale terdiam dengan tampang bodohnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepeninggal Xander, Ale terdiam dengan tampang bodohnya. Gadis itu menyentuh dadanya yang terasa hangat dan jantungnya yang sedang berdisco.

"Aaa.. ini gila!" pekiknya gemas mengigit bantal ganas. "Aku tidak akan bisa tidur dengan tenang setelah ini!"

Tidak berbeda jauh dengan Ale, Xander yang berada di depan kamarnya yang ditempati Ale. Menyentuh dadanya yang berdetak kencang, sikap datarnya hanyalah topeng. Karena pada kenyataannya berdekatan dengan gadis itu membuatnyanya gugup.

Prilakunya kepada gadis itu tidak pernah terpikir olehnya, tubuhnya seakan bergerak sendiri tanpa komando. Xander mengacak rambutnya frustasi! Perasaan asing ini terasa aneh namun menyenangkan.

"Akui saja Xander. Kau jatuh cinta padanya!" ejek Black tertawa didalam pikiran Xander.

"Aku bahkan tidak mengerti apa itu cinta! Bagaimana aku mengetahuinya jika aku sedang jatuh cinta."

"Nikmati saja! Nanti kau akan mengerti!"

Pada kenyataannya kedua sejoli itu sama-sama tidak pernah merasakan jatuh cinta. Hanya Ale yang mengerti apa yang dimaksud dengan cinta. Hidup hanya sebatang kara dan dan hanya bergantung kepada bibinya membuatnya mengerti. Jika kasih sayang yang diberikan oleh bibinya itu adalah cinta.

Berbeda dengan Xander, meskipun dia selalu dilimpahkan kasih sayang oleh Emilia. Dia tidak mengerti jika itu adalah cinta! Cinta seorang ibu.

********

"Kau tidak pernah lagi tidur di kamarmu sejak ada Luna."

Xander hanya diam tanpa ingin menanggapi perkataan Alex. Bukannya dia tidak ingin tidur di kamarnya, hanya saja dia tidak ingin membuat Ale tidak nyaman. Bagaimanapun gadis itu hanyalah manusia biasa bukan makhluk sebangsa dirinya. Xander tidak sadar jika sikapnya itu sangat perhatian, dengan kenyamanan Ale.

"Alesha Beatrisa!"

"Apa?" Xander mengangkat sebelah alisnya. Nama yang Alex sebutkan terasa sangat menyenangkan didengar olehnya.

"Nama lengkap Luna! Dia hidup bersama bibinya sejak kecil. Tidak pernah mengetahui keberadaan orang tuanya."

Xander menautkan kedua jari-jari tangannya dan meletakkan dagunya di sana. Merasa tertarik dengan pembahasan kali ini. "Apakah dia pernah dekat dengan seorang pria?"

Alex tersenyum kecil melihat reaksi Xander. "Banyak!"

"Apa?!" Entah kenapa Xander tiba-tiba merasa tidak suka.

"Ya, tapi dia bukan wanita yang murah. Kau mengerti maksudku bukan?"

"Lalu?"

"Luna lebih dekat dengan banyak pria karena... seperti yang kau lihat dia cantik." ucap Alex memanasi Xander. "Jika kau pikir pria yang mendekatinya jelek maka kau salah... Semuanya memiliki tampang yang lumayan dan tentunya kaya raya."

Gumiho! Is My Mate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang