Ale terbangun ketika merasakan sebuah benda kenyal, hangat dan basah menyentuh bibirnya. Tidurnya benar-benar terusik, niatnya ingin mengabaikan tapi semakin lama malah makin menjadi.Ale jadi kesal sendiri dibuatnya! Apakah tidak bisa dirinya tidur tenang setelah beberapa malam ini dia bermimpi aneh!
"Sugar!" suara serak basah itu masuk melalui pendengaran Ale. Membuat Gadis itu yakin jika dirinya memang sedang tidak bermimpi!
Lagi pula siapa yang selalu memanggilnya 'sugar' jika bukan Xander. Tunggu! Sugar? Xander?
Pertama kali yang ditangkap oleh indra penglihatan Ale, ketika dirinya membuka mata adalah sebuah mata berwarna abu-abu. Gadis itu terbelak kaget, ingin menegakkan tubuhnya! tetapi sebuah tangan melilit tubuhnya kuat, hingga dirinya tidak bisa bergerak.
"Xander!" gumam Ale pelan. Jantung Ale detak kencang! Antara takut dan senang.
"Hm." Tangan kekar Xander terulur menyelipkan rambut Ale yang menjuntai ke telinga gadis itu.
"Bagaimana kau bisa berada di sini?"
Mata Xander memancarkan kelembutan yang membuat Al tenang. "Untuk membawamu pulang!"
Ale menyerit ketika jawaban Xander terasa tidak nyambung. "Pulang ke mana?"
"Rumah kita!" ucap Xander dengan senyum manis.
Hua manis banget! Batin Ale menjerit.
"Itu bukan rumah kita! Itu rumahmu!"
Xander mengangguk. "Semua milikku adalah milikmu. Jadi itu adalah rumahmu juga!"
Ale menggigit bibir bawahnya. Dia pikirannya terlintas bayangan serigala berwarna hitam. Melihat wajah gelisah Ale, membuat Xander menghembuskan nafas panjang.
"Maaf! Seharusnya mengatakannya lebih awal. Aku hanya takut kau pergi meninggalkanku setelah mengetahui semuanya." ucap Xander mengusap lembut pipi Ale.
"Aku memang takut!"
"Maafkan aku, sugar! Aku tidak pernah berpikir untuk membuatmu takut. Kau belahan jiwaku, cintaku yang baru aku sadari beberapa hari ini. Tapi aku benar-benar mencintaimu, sungguh! Begitu juga dengan Black."
"Siapa Black?" bingung Ale.
"Sisi serigala milikku!"
Deg
"Hei! Tenang sugar, dia tidak akan melukaimu. Malah dia sangat mencintai dirimu." ucap Xander menenangkan Ale yang mengeluarkan ekspresi takut.
"Apa aku bisa mempercayaimu?" tanya Ale ragu.
Xander menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis. "Kau harus percaya padaku. Jika tidak, maka itu sama saja dengan kau membiarkanku mati!"
"Kenapa begitu?" Apa sebergantung itu seorang Alpha kepada Luna?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gumiho! Is My Mate?
FantasiaAku tidak tahu siapa orang tuaku, sendari kecil aku hidup bersama bibiku yang merawatku dengan kasih sayang. Karena kasih sayangnya yang melimpah membuat aku tidak sedih tanpa hadirnya sosok orang tua dalam hidupku. Aku kerap disebut Ale si gadis an...