🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🥳
Jemari Sagara menaut milik Shenina, digenggamnya jemari lentik sang gadis sambil terus menciumi punggung tanganya yang wangi. Sore ini, Jakarta sedang dihujani air, dari yang awalnya kecil-kecil lantas membesar yang diselingi petrikor hangat yang menenangkan.
Sagara mengangkat selimutnya lebih tinggi lagi, menutupi sebagian besar tubuhnya dengan menyisakan kepalanya saja yang menyembul kecil. Tangannya meraih pinggul Shenina dan menariknya ke dalam selimutnya.
"Shen, dingin." Ujarnya manja lantas memeluk Shenina lebih erat.
"Gara aku ga bisa napas." Ujar Shenina, berusaha memberontak namun tenaganya kalah.
"Kita check out besok aja ya." Kata Sagara.
"Kamu bilang besok udah ada schedule lagi?"
"Kan sore schedule nya, aku masih mau sama kamu paginya Shen."
Shenina tidak menolak, lantas meletakkan kepalanya di dada bidang Sagara. Sagara mengelus puncak kepala Shenina, menciuminya, menyalurkan sisa-sisa rindu yang selama ini ida bendung sendirian. Shenina juga serupa, keduanya sama-sama merindukan, pada dasarnya.
Shenina menatap Sagara, mendongak dan tersenyum. Perlahan Sagara mendekatkan bibirnya dan mencium dahi Shenina berulang kali.
Setelahnya posisinya berubah duduk, begitupula dengan Shenina. Mereka saling tatap, lantas Sagara meraih wajah Shenina, menjalari lehernya. Dan membenamkan kepalanya disana, Sagara mengecup leher Shenina berulang kali, menyisakan bekas disana yang sayangnya keduanya tak peduli.
"Shen sorry." Ujar Sagara masih sambil menjalari leher gadisnya itu.
Shenina tersenyum kecil, "me too Gar, sorry." Ujarnya.
Sagara menarik wajahnya dari leher Shenina, lalu menangkup wajah gadis itu dan tersenyum kecil.
Tangannya kemudian melepas kancing demi kancing kemejanya, melemparnya asal ke bawah ranjang. Ia kemudian menatap Shenina,
"Boleh?" Tanyanya pada Shenina.
Tangan Sagara memegang kemeja Shenina, hendak melepas kancing baju gadis itu namun menunggu sang gadis untuk mengangguk terlebih dahulu.
Lima detik berjalan sebelum akhirnya Shenina mengangguk kecil.
Sagara tersenyum kecil, buru-buru melepas kancing demi kancing di kemeja oversize yang dikenakan Shenina, lantas melemparkannya asal ke lantai, mendarat entah dimana.
Perlahan tangannya menyusuri tubuh gadis itu, dari atas dan berhenti tepat dibagian pinggulnya. Shenina tersenyum, lantas memegang pinggul Sagara dan membuka kancing celana yang dikenakan cowok itu.
Melemparnya entah kemana.
Sagara menempelkan wajahnya ke dada Shenina, mendengus disana, menyisakan hela napasnya yang hangat dan membuat Shenina meringis.
Perlahan-lahan, lidah Sagara menjilati leher gadis itu, dan dengan suara kecil ia berbisik di telinga Shenina, "I Love You."
Selanjutnya kini giliran lidah mereka yang jadi satu.
______
Ayah
Arina ayah denger katanya kamu pulang cepet ya
Kalo kamu sampai rumah mungkin kamu kaget soalnya ayah sama mama nggak di rumah nak
Ayah masuk rumah sakit lagi hehehe
Tapi gapapa kok, ayah baik2 aja buktinya ayah masih bisa nge chat kamu
Kamu nggak usah kesini ya, di rumah aja, istirahat kamu pasti capek
Ayah seneng banget kamu liburan sama keluarga Keenandra
Mereka itu orang baik Arina
Ayah senang karena akhirnya kamu bisa dapat jodoh yang baik
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted, Wound
FanfictionSagara tidak mengharapkan Arina di kehidupannya begitu pula sebaliknya, namun tidak ada yang tahu bagaimana skenario ini berakhir pada akhirnya. ______ menangis di jalan pulang (1:38 - 2:18) -was aksaramantra-