Jehian
Halo Arina, ini JehianJehian meletakkan ponselnya di nakas, agak gemetar. Tangan tremor mendadak dan semuanya mendadak jadi abu-abu baginya.
Katakanlah ia akan bertindak sedikit ikut campur pada apa yang bukan urusannya. Katakankah ia akan menjadi sedikit lebih bodoh daripada ia yang sebelumnya. Katakanlah ia akan lebih merelakan perasaan dan harga dirinya.
Tapi ini demi gadis yang dicintainya, Shenina.
Arina
Iya, hallo
Jehian?Jehian
Iya gue Jehian, minta nomor lo dari Nina. Sorry ya tiba-tiba nge chat loArina
Oh iya, gapaoa
Tapi kenapa?Jehian
Sebelumnya gue tau ini akan ribet kalau dijelasin lewat chat but, you know, gue banyak banget schedule minggu ini dan gue beneran nggak ada waktu buat ketemu lo
Mungkin ini terkesan nggak sopan tapi gue harap lo ngertiArina
Soal perjodohan gue sama Sagara?Jehian
IyaArina
Gue paham banget kok, semua orang yang nyuruh gue ngerti pasti konteksnya kesana
Gue tau
Gue paham
Lo nyuruh gue buat batalin perjodohan ini?
NopeJehian
Lo suka Sagara?Arina
Entah itu didasari rasa suka atau enggak, gue tetep nggak bisa batalin perjodohan iniJehian
Arina, bukan Shenina yang butuh Sagara, tapi Sagara yang butuh SheninaArina
Terus gue harus apa?
Gue harus apa Jehian kalo semua orang berpihak ke Sagara?
Lo nggak tau kan alasan gue nerima perjodohan ini buat apa?Jehian
Arina mungkin gue nggak tau alasan lo bertahan dengan perjodohan ini apa tapi lo nggak kasian ke Shenina?
Arina
Jehian gue tau ini nggak sopan tapi gue harap lo jangan ikut campur
Biar gue dan Sagara yang nyelesaiin semuanya
Stop bikin semuanya tambah kacauJehian
Sorry
Gue cuma mau yang terbaik buat semuanya buat lo, buat sagara dan buat SheninaArina
Bohong
Lo cuma mau yang terbaik buat Shenina
Right???Jehian
Arina gue nggak paham maksud loArina
Nggak perlu lo pahamin apa maksud gue
Nggak penting______
Arina
Bohong
Lo cuma mau yang terbaik buat Shenina
Right???Tangan Jehian berhenti disana. Terpaku. Jemarinya tak bergerak. Pesan itu membuatnya kembali mempertanyakan maksudnya, tujuannya. Apakah benar untuk semuanya?
Jehian terdiam lama, menatap layar ponselnya sekali lagi, ruang obrolannya dengan Arina masih terbuka.
Hingga tiba-tiba sebuah pesan masuk lagi-lagi mendarat. Dari Shenina. Bunyiya:

KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted, Wound
Fiksi PenggemarSagara tidak mengharapkan Arina di kehidupannya begitu pula sebaliknya, namun tidak ada yang tahu bagaimana skenario ini berakhir pada akhirnya. ______ menangis di jalan pulang (1:38 - 2:18) -was aksaramantra-