Opat puluh tujuh

211 48 32
                                    

_•°_•°_•°_•°_

Keadaan ramai menyusul banyak sekali panitia berbaju serba hitam terlihat mondar-mandir memegang walkie-talkie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan ramai menyusul banyak sekali panitia berbaju serba hitam terlihat mondar-mandir memegang walkie-talkie. Sederhananya mereka disebut panitia inti. Berisi anak-anak osis yang memang mengatur segala persiapan bazzar tahunan ini agar berjalan sesuai rencana. Tak lupa jadi pihak koordinator agar tiap panitia kelas mendapatkan info yang merata.

Ngomong-ngomong soal bazzar tahunan. Murid yang mendirikan stand hanyalah anak kelas 12 saja. Hitung-hitung gabut bermanfaat kalau kata kepala sekolah mereka. Lalu kali ini, sekolah memberikan tema 'makanan mancanegara'. Itulah sebabnya sejauh mata memandang stand para murid menyediakan beragam makanan khas dari negara yang berbeda. Kebanyakan anak IPA menjual makanan Indonesia dan Jepang. Sedangkan anak IPS rata rata menghidangkan makanan khas korea. Sudah seperti wibu vs kpopers saja.

Lalu beralih pada panitia kerja per tiap kelas. Biasanya merekalah yang menyiapkan stand masing-masing dibantu oleh panitia inti yaitu anak osis sendiri. Didalam panitia kerja perkelas ini, berisi pengurus kelas seperti ketua, wakil, bendahara, sekretaris dan beberapa seksi kepengurusan.

Mereka berada disekolah dari pagi hari, mempersiapkan segala macam kebutuhan bazzar sambil menunggu sore menjelang dan para tamu yang berarti murid lainnya serta guru, datang berkunjung ke stand mereka.

Panggung didirikan lumayan luas. Katanya selain alumni, banyak juga yang akan menyumbang lagu serta dance. Intinya dari desas-desus yang beredar, acara ini akan sangat meriah walau tidak diisi oleh artis papan atas sekalipun.

"Agak naik dikit jing! Kalau bawah banget nanti yang masuk kepentok banner!" Haikal berteriak pada Felix yang sedang mengikat banner.

"Kela atuh! Tangan gue cuma dua!"

"Ya kalau tiga lo kelainan bodoh!"

"Mana tali tambang na!? Nitah weh tuluy, gawe na henteu"gerutu Felix yang melihat Haikal hanya diam dibawah sana sambil memerintah ini itu.

Posisinya Felix sedang naik kursi sementara Haikal diam dibawah sana sambil memegangi kebutuhan memasang banner.

"Kela"ucapnya lalu menoleh kesana kemari mencari keberadaan seseorang "Je! Mana tambang!?" tanya ia pada Jean yang sudah berada dalam radar penglihatannya.

"Diatas tupperware tadi mah. Coba liat" Lelaki itu hanya melirik lewat ujung mata. Masih sibuk membantu mendirikan tenda stand kelas mereka.

Tak lama Nadylan dengan baju serba hitam datang menghampiri, menyambar tambang tadi dan tanpa berkata menyerahkannya pada Felix. "Ini kelas kaga ada panitia cewe nya apa?" tanya Nadylan mencari eksistensi perempuan-perempuan cantik disana.

"Ada, lagi ngurusin barang yang lain"jawab Felix

"Lo ngapain anjir kesini? Panggung udah selesai?"Jean ikut mendekat saat selesai memasang paku.

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang