Hiji

1.2K 92 3
                                    

Bandung itu Jean

_•°_•°_•°_•°_

     Bicara tentang Bandung pasti orang-orang akan menjawab bahwa mereka sangat mendambakan tinggal disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Bicara tentang Bandung pasti orang-orang akan menjawab bahwa mereka sangat mendambakan tinggal disana. Menikmati senja dengan secangkir kopi disebuah cafe estetik. Duduk-duduk manis sambil berbincang dengan kawan satu tongkrongan. Tidak ada yang salah memang soal tingginya ekspektasi mereka pada kota romantis ini.

     Namun, pemuda itu berani bertaruh bahwa berdiam diri dikamar dengan baterai ponsel yang full, wifi yang tersedia juga earphone yang siap menyumpal telinga dengan musik keras-keras, terasa lebih menyenangkan. Atau jika memang dirinya sudah malas mengotak-atik handphone.  Dia akan memilih duduk di ruang tamu. Sekedar mendengarkan Mas Jev karoke lagu dangdut palapa atau bermain game bersama bang Mahesa. Berbeda jika ada teh Kirani—calon istri mas tertua Jean— datang ke rumah pasti ia lebih memilih menikmati perkedel jagung hangat juga secangkir teh panas yang dibuatkan langsung oleh wanita itu

     Bilang saja dengan jujur bahwa dia ini cupu. Tapi baginya moment bersama keluarga bukanlah sesuatu yang mudah di lewatkan. Apalagi semenjak kepergian Bunda. Pemuda itu lebih memilih menghabiskan waktunya dirumah. Meski tidak sepenuhnya benar sih, sebab dia hanya malas keluar rumah. Kalau kata anak sekarang mager aja gitu

     Kebetulan hari ini minggu. Pemuda yang memiliki eyesmile secandu madu itu masih berada dirumah, bahkan belum mandi sedari pagi. Mas tertuanya—Jevaro— sudah geleng-geleng kepala melihat si bungsu yang malas bukan main

"Aa mandi sana. Pergi main atau apa gitu. mas agak sepet liatnya kalau aa di rumah terus"suruh Jev pada si bungsu

     Pemuda yang dipanggil Aa itu menoleh kearah Jevaro sambil merenggut tak suka. Awalnya ia ingin menjawab namun ia malas membuka suara, akhirnya ia putuskan untuk menarik bantal disampingnya dan membaringkan diri diatas sofa

"Aa—"

"Aa males keluar mas. lagian mas mau adik mas yang manis ini terpengaruh pergaulan bebas kalau main diluar terus?"

"Sejak kapan body L-men begini jadi adik manis? Lagian kamu udah besar. Mas yakin kamu bisa memilah mana yang baik mana yang buruk"jelasnya

"Elah aa tuh males keluar karna ga punya duit mas!"terang Jean

     Mas Jev memasang raut wajah bingung saat menangkap penuturan si bontot. Perasaannya sekitar dua hari yang lalu dia baru saja memberi uang saku pada Jean. Ayahnya juga selalu memberikan kebutuhan yang cukup. Kenapa baru pertengahan bulan adiknya ini sudah bilang tidak punya uang.

"Kok bisa uang aa abis? Ini masih tanggal 18 lho a'?"tanya yang lebih tua

     Merasa ketahuan Jean kini menggaruk tengkuknya kikuk sambil cengengesan. Sebenarnya dia sudah bersusah payah menyembunyikan hal ini. Malah dengan bodohnya dia utarakan sendiri terlebih pada Mas nya yang cukup sensitif dengan pengelolaan uang. Maklum kakak paling tua di keluarga ini seorang akuntan

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang