Opat puluh hiji

202 49 27
                                    

_•°_•°_•°_•°_

Satu minggu setelah panggilan dari Mahesa, semua sobat Jean itu benar datang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu setelah panggilan dari Mahesa, semua sobat Jean itu benar datang ke rumah. Harus dibilang kalau orang yang paling mempersiapkan diri adalah Nadylan. Lelaki dengan senyum manis kesayangan Melia itu tentu sedikit gugup sebab setelah tawuran yang melibatkan Jean, kakak kedua sobatnya itu tidak ada kabar sama sekali.

Nadylan sempat berpikir bahwa besoknya dia akan mendapatkan setidaknya pukulan peringatan karna sudah membiarkan Jean turun ke tawuran. Tapi, Jean bilang Mahesa sedang sibuk ujian praktikum, maka dari itu baru sempat bertemu hari ini.

"Assalamualaikum"ucapnya begitu beres memarkirkan motor disamping milik Arjuna.

Dia menjadi yang terakhir datang. Sebuah balasan dari dalam terdengar hingga ia harus mengambil  nafas dalam-dalam sebelum mendorong pintu rumah Jean.

"Masuk Na"itu Mas Jevaro

Kerutan di dahi Nadylan muncul ketika kakak tertua Jean hadir menyambut dengan senyum cerah. Menimang sesaat, apakah Mahesa akan memaki maki ia didepan kakak sulungnya. Bukankah itu sedikit err

"Heh, masuk atuh"Haikal menyusul sambil membawa sepiring nasi yang penuh dengan lauk pauk

Definisi manusia yang sudah menganggap rumah teman seperti rumah sendiri

"Hayu Na, yang lain udah nunggu"ucap Mas Jevaro sekali lagi sebelum lelaki itu meninggalkan Nadylan diambang pintu dengan Haikal yang masih menunggu

"Ngambil makan darimana lo?"

"Loh, ini ada syukuran. Minggu depan mas Jev kan mau lamaran"

"Hah?"

"Kenapa kaget?'

"Bang Mahesa mana?"

"Ada didalem sama pacarnya. Lo kenapa dah kaget banget"

"Dia ga marah marah soal minggu kemarin?"

"Soal Jean?"

Nadylan sontak mengangguk mengiyakan. Kendati demikian walau wajahnya memasang raut kebingungan, lelaki yang dipercayai sebagai ketua Neo itu mengambil langkah mendekati Haikal dan menyomot satu tusuk sate dari piring rekannya.

"Jing!"

"Baleg, ini maksudnya gimana?"

Haikal berdecak, lalu menggiring Nadylan tanpa bicara dengan mulut yang berisi setusuk sate.

"Nu penting mah makan heula bos"

Dan begitu menginjakkan kaki di ruang tengah, semua temannya termasuk Ryuana sudah duduk bersila diatas karpet lengkap dengan piring masing-masing dihadapan mereka

Tak lupa Mahesa yang menatapnya dengan tatapan tidak bisa didefinisikan, lalu disebelahnya ada Adinda sebagai kekasih Mahesa yang sibuk menyiapkan air minum bersama calon istri dari mas Jevaro.

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang