Tilu puluh salapan

207 43 55
                                    

_•°_•°_•°_•°_

"Oh jadi ini si tuan muda yang suka sembunyi di ketek abangnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh jadi ini si tuan muda yang suka sembunyi di ketek abangnya?"

Beres berjumpa di gang lima sesuai arahan Nadylan, mereka-- skiz dan neo memutuskan pergi ke tempat tawuran. Tempat ini lebih bisa dibilang sebagai lahan terbengkalai yang bisa di akses setelah menyusuri gang gelap.

Terletak cukup jauh dari sekolah mereka. Ya harus seperti itu agar tidak seperti rencana bunuh diri dan berakhir tertangkap polisi.

"Semua orang yang pernah berurusan sama abang lo pengen liat gimana muka adiknya. Eh tapi ternyata ga pernah muncul. Malah komplotannya doang"

"Ga bisa gelut ya? Kasian banget ngumpet mulu di backing abang sendiri"

Orang tadi adalah adik dari musuh Chiko yang Nadylan ceritakan. Sebenarnya Jean butuh berdebat dulu dengan Nadylan juga Arjuna untuk bisa bergabung disini. Bukan tanpa alasan mereka menentang usulan atau bisa disebut paksaan Jean siang tadi. Hal itu karna mereka bisa kena amukan Mahesa jika Jean ketahuan ikut tawuran dengan neo juga skiz.

Tapi disinilah Jean sekarang. Berdiri paling depan dengan baju sekolah yang sudah tanggal. Menyisakan kaos hitam dengan celana seragam abu-abu. Disamping kanan belakangnya ada Nadylan yang berdiri sambil memegang tongkat baseball. Lalu disebelah kiri belakang Jean ada Arjuna yang entah dapat darimana membawa gear motor karatan yang diikat dengan tali tambang

Lalu dibelakang mereka bertiga ada anggota neo juga skiz, termasuk didalamnya Felix juga Haikal yang setia memasang wajah tengil miliknya.

"Bacot"jawab Jean singkat

Dirinya hadir disini bukan untuk mendapat gelar tukang pukul terbaik seperti kakaknya, bukan juga untuk mencari gara-gara dan menambah musuh. Hanya saja suasana hatinya yang dongkol akibat Ryuana butuh untuk disalurkan, dan mendengar tawuran rasanya tidak terlalu buruk.

"Wah ternyata bisa ngomong kasar juga. Gue kira lo anak mamih"ledek orang tadi dengan mimik wajah mengesalkan.

Haikal yang berada di belakang Arjuna mau tak mau berdecak malas. Tangan yang sedang membawa sebilah hayu berpaku itu kini teracung kearah sana lawan.

"Lo mau ngajak gelut atau ngegosip? Cowo kok lemes bener"komentarnya

"Bacot, lo gue tendang dikit juga pasti tumbang"

"Anjing, nantangin pisan sia"Felix ikut menyahut

"Lix, sabar"tahan Nadylan saat Felix terlihat ingin maju lebih dulu

"Terus gimana? Cewe yang suka pergi sama lo? Cantik tuh bohai"

"Senja?"

"Yang rambutnya pendek. Bisa lah bagi-bagi, gue coba dulu abis itu gue balikin kalau ga enak"

"Anjing! "Arjuna sudah akan melesak maju jika tidak ada Nadylan yang menahannya

Alis Jean menukik tajam dengan mata yang menyipit menyorot dingin, "Ryuana" dia tidak pernah suka jika perempuannya di hina dengan mulut kotor para bajingan didepannya

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang