Opat puluh lima

197 49 24
                                    

Kalau ada typo maklumin ya bro
Gue ngetiknya ga pake kacaeyes:)

Enjoy♡
_•°_•°_•°_•°_

Ryuana rasa dia akan gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryuana rasa dia akan gila. Mengingat dirinya membawa motor dengan kecepatan penuh membelah jalanan kota Bandung yang begitu pengertiannya lenggang tanpa alasan pasti. Membawa seonggok nyawa dibelakang tubuhnya yang menyalurkan rasa takut dengan meremat jaket kulit yang ia kenakan.

Dibalik helm fullface yang menutupi wajah, ia meringis. Ayolah, dirinya juga masih manusia yang memiliki perasaan, hatinya ikut bergejolak mendengar penuturan kedua orang tuanya yang memutuskan untuk bercerai. Sebenci apapun Ryuana, seberharap apapun dirinya agar kedua orang tuanya pisah, kenyataan bahwa hal itu terkabul dengan keributan besar membuat ia juga ingin menangis.

"Kita mau kemana?"teriakan itu sayup-sayup terdengar disamping wajahnya

Ryuana menoleh seadanya. "Ketemu seseorang"jawab ia sekenanya

Begitu sampai didepan minimarket yang sepi Ryuana memberhentikan motornya. Terlihat tak jauh darinya bayangan seorang perempuan tengah terduduk diatas motor scoopy merah dengan wajah kusut. Ryuana menhela nafas maklum, dia pikir juga siapa yang mau diganggu saat waktu istirahat begini.

"Rin"

"Nah, ngapain lo nelpon gue malem-malem hah!?"sentak Karina dengan mata menyipit tajam.

Perempuan itu tiba sebelum Ryuana. Dengan tubuh yang dibalut sweater biru juga training abu-abu. Sepertinya Karina sudah bersiap untuk tidur kala Ryuana menghubunginya.

"Gue mau minta tolong"suara Ryuana terdengar berbisik lirih. Menghampiri Karina sambil menggandeng erat lengan adiknya yang kebingungan.

"Minta tolong ap-"

"Ini adik gue. Yuna, kenalin ini temen teteh"

Karina mengernyit heran. Orang didepannya ini adalah orang yang sama dengan orang yang menolaknya untuk berteman. Ingat, mereka ini rival abadi. Asek!

"Yuna"

"Karina"sambut Karina pada uluran tangan yang lebih muda. Walaupun dengan rasa heran yang teramat dalam, dia masih punya sopan santun untuk sekedar menjabat tangan orang didepannya.

"Rin"

"Apa?"Karina bertanya sewot. Dirinya ingin sekali mengamuk karna jadwal istirahat nya terganggu. Ya walaupun sebenarnya salah dia juga untuk datang kemari padahal bisa saja untuk menganggap telepon Ryuana itu hanyalah angin lalu.

"Gue titip adik gue ya"

Karina melotot tak percaya, lantas setelahnya menarik Ryuana untuk berjalan agak menjauh dari tempatnya tadi.

Meninggalkan Yuna yang diam diam memilin bajunya gugup, disituasi seperti ini yang perlu dia lakukan hanyalah percaya pada kakaknya. Tak lebih dan tak kurang.

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang