Dalapan belas

178 30 3
                                    

_•°_•°_•°_•°_

'Pergi sunrise, pulang sunset

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Pergi sunrise, pulang sunset. Digaji kaga abis uang buat bensin iya'

Kalimat keluhan yang sering keluar dari mulut Haikal itu memang tepat sasaran adanya. Kalau Jean pikir lagi lucu rasanya saat mendengarkan anak itu mengeluh dengan suara seperti anak kecil sambil bergelayut manja pada tangan Arjuna

Jean terkekeh pelan dalam posisi menyetir motor beatstreet hitam miliknya. Hari ini memang tidak pulang sesore biasanya. Bersyukur dia bisa punya waktu lebih untuk berleha-leha dirumah nanti

Dan Ryuana-bicara soal perempuan yang duduk di kursi belakang membuat senyum tipis tadi sirna begitu saja. Digantikan kerutan penuh kebingungan

Tadi, saat gadis itu menghampiri dirinya di parkiran, Ryuana tidak membuka suara sama sekali. Hanya bergerak memasangkan helm lalu duduk di kursi belakang hingga sekarang

"Kesambet apa ini anak ya"Jean bertanya-tanya dalam hati

Jean melirik kearah kaca spion, tepat menyorot pada wajah Ryuana. Perempuan berambut sebahu itu terlihat tengah sibuk memandangi jalan kota yang masih sama padatnya

Hingga motor Jean berhenti di stopan samsat. Konon katanya jika terjebak disana siang-siang, masak telor pun bisa matang. Jean sih tidak tau ya, soalnya lelaki itu belum pernah mencoba membawa wajan dan telor dari rumah untuk sengaja memasak disini

Mungkin—

Jika suatu saat ayah mendadak miskin sampai tidak bisa membeli gas di rumah. Jean akan coba masak telor disini, tepat jam 12 siang saat matahari sedang panas-panasnya.

"Kebodohan"gumam Jean atas pikiran random yang hinggap begitu saja di otaknya

Lelaki berzodiak taurus itu menoleh kembali pada spion. Kini manik obsidian Jean bertemu dengan kelam mata Ryuana. Entah apa yang salah dari Jean hingga perempuan itu terlihat buru-buru memutus tatapan mereka

Jean menghela, lalu tubuhnya berbalik demi melihat Ryuana secara jelas. Siku tanganya bertumpu pada paha Ryuana sedangkan matanya menyipit ketika tebakan nya benar. Perempuan itu tidak mau menoleh kepada Jean sama sekali

Namun, alih-alih bertanya kenapa. Jean malah tersenyum manis hingga bulan sabit kesukaan orang-orang itu hadir diwajah tampan miliknya

"Mau jajan dulu ga cantik?"tawar Jean

Ryuana bergidik geli saat mendapati Jean yang menawarkan sesuatu dengan begitu manis. Mereka tidak punya hubungan semanis itu sejak dulu. Paling mentok ya skinship pelukan disaat salah satunya menangis saja

Plak!

"Kok aing ditampar sih nyet!"seru Jean dengan wajah kaget

"Muka lo ngeselin"cicitnya

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang