Dua puluh genep

195 47 39
                                    

Hai guys!
Enjoy!
_•°_•°_•°_•°_

Suara langkah kaki tergesa-gesa terdengar memenuhi koridor kelas saat itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara langkah kaki tergesa-gesa terdengar memenuhi koridor kelas saat itu juga. Seorang perempuan berambut pendek sebahu terlihat begitu buru-buru untuk menuju kelasnya.

Beberapa yang sedang duduk di kursi kayu sepanjang koridor melirik penuh minat kearah si gadis. Ya, bukan sebuah rahasia lagi kalau Ryuana memiliki banyak teman. Mereka yang berpapasan dengan perempuan cantik kesayangan Jean itu, tak segan untuk menyapa walaupun hanya lambaian tangan yang mereka lihat sebagai balasan.

Brak!

Sial. Ryuana mengumpat dalam hati kala itu, dia rasa sebulan terakhir ini dia sering sekali menabrak orang-orang yang ia temui saat berjalan kaki.

"Sorry ya Senja, gue ga sengaja"sesalnya langsung berjongkok membantu teman sekelasnya itu yang sibuk memunguti buku paket dilantai

Senja mendongak. "Gapapa Prima. Kalau kamu buru-buru biar aku sendiri aja yang beresin"balas perempuan cantik itu sembari mengulas senyum manis

Ryuana tentu menggeleng. Meskipun buru-buru dia juga memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang ia perbuat.

"Santai, gue tadi buru-buru pengen ke kelas karna mau nyalin catetan aja"balas Ryuana

Pagi ini seperti biasa, tidak ada yang spesial selain memang dia takut ada tugasnya yang tertinggal. Dia bahkan meninggalkan Jean di parkiran demi mengejar waktu agar sempat mencatat materi yang tertinggal kemarin.

Namun apa daya jika kecerobohan nya malah membuat orang lain kesusahan bukan. "Ini mau dibawa kemana?"tanyanya

"Ke—"

"Heh!"suara seseorang tak jauh dari mereka membuat keduanya mendongak

Melihat siapa yang datang membuat Ryuana sontak menunjuk dirinya sendiri. "Ngomong sama gue?"tanya Ryuana

Orang tadi mendengus pelan, kaki jenjang orang itu terlihat berjalan mendekat kearah Ryuana juga Senja yang masih membereskan buku yang tercecer dilantai.

"Siapa lagi"

Mendengar itu Ryuana merotasi bola matanya bosan. Dia pikir siapa dirinya sampai memanggil Ryuana dengan tidak sopan seperti tadi.

"Gue punya nama"

"Iya, Prima"

Yang dipanggil Prima mendengus pelan lalu berdiri sambil mendekap setengah dari jumlah buku paket yang Senja bawa dari perpustakaan.

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang