Opat puluh salapan

219 49 52
                                    

Kalau ada typo mohon dimaklum ya
Happy reading ayang!
_•°_•°_•°_•°_

Kalau ada typo mohon dimaklum yaHappy reading ayang!_•°_•°_•°_•°_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bazzar hari kedua. Jean mulai merasa bahwa sahabat-sahabatnya tidak kunjung mengajaknya bicara. Bisa saja ia menyimpulkan bahwa ini semua terjadi dikarenakan mereka sibuk masing-masing. Tapi diantara semuanya, Felix dan Haikal yang notabene berada di stand yang sama juga tidak sedikitpun mengajaknya bicara

Tadi saat datang ke sekolah, ia berpapasan dengan Nadylan. Lelaki itu sempat menegurnya. Sambil bicara-

"Ga dateng sama Ryuana?"

"Engga, gue tadi dateng sama Senja"

Setelahnya kekasih Melia itu melengos tak melanjutkan ucapan apa apa. Malah lebih terkesan seperti manusia yang sangat malas bertatapan dengannya.

"Jean?" Lelaki taurus itu terkesiap saat seorang perempuan cantik menghampirinya dengan senyum tipis. Menyodorkan satu kaleng cola berwarna merah kearahnya.

"Jangan ngelamun. Maaf kalau kemarin malem aku buat kamu ga nyaman"

Senja. Perempuan itu yang membuat lamunannya buyar. Perempuan yang sama dengan yang membuat hatinya dilanda gundah semalaman. Bahkan sampai sekarang dia tak tau harus memberi jawaban seperti apa

"Kamu ga perlu jawab kalau ga mau"

Jawaban yang dia mau atau yang perempuan itu mau.

Jawaban yang membuatnya nyaman, atau yang membuat hati perempuan itu tenang

"Hey?"

"Sorry sorry. Ini- makasih buat cola nya"ujarnya dengan tangan mengacungkan kaleng soda yang diberikan Senja.

Senja mengangguk. "Kamu se-sayang itu ya sama Prima?"celetuk perempuan itu bertanya

Hey, Jean jadi makin pusing kalau begini caranya.

"Gue-"

"Jangan dijawab deh. Takut sakit hati, hehe"

Jean menenguk ludahnya dengan penuh usaha. Dia kikuk dan merasa bersalah. Senja juga bukan perempuan yang buruk. Gadis itu bahkan sangat sopan, berparas cantik dan baik hati. Sayang saja jika harus melabuhkan hati padanya yang bahkan sering kebingungan masalah cinta.

"Senja, maap"ucap Jean tak tau harus membalas apa lagi.

"Gapapa. Aku kesana dulu ya. Temen yang lain tadi ngajak jajan takoyaki" baru akan melangkah lebih jauh, Senja menyempatkan diri menoleh kebelakang

"Nanti malem aku nyumbang lagu. Didengerin ya.." senyum perempuan itu cerah. Namun Jean tidak bisa dibohongi, mata Senja begitu sayu sebab dirinya yang tak juga memberikan keputusan. Jean tau.

Tapi dia harus membereskan satu persatu. Semua akan membludak jika dia tidak berhati-hati dalam mengambil langkah. Mencintai itu-

butuh pertimbangan.

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang