Opat puluh tilu

182 49 31
                                    

Gue update lagi karna kesenengan abis makan indomie empal gentong plus 2 rawit heuheu
Tolong jangan bosen dulu, kagok sampe ending ya sayang ya

Happy reading honey!:)
_•°_•°_•°_•°_

Lima hari sebelum acara bazaar digelar semua kelas sibuk mempersiapkan kebutuhan stand mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima hari sebelum acara bazaar digelar semua kelas sibuk mempersiapkan kebutuhan stand mereka. Bahkan beberapa kelas ada yang sengaja datang setelah sholat subuh untuk rapat dadakan. Salah satunya kelas Jean yang entah mempersiapkan apa sampai harus serajin itu mengadakan rapat. Mungkin karna bagi mereka bazzar hali ini harus lebih berkesan karena ini adalah tahun terakhir angkatan kelas 12 ikut serta.

Berbeda dengan Ryuana yang akhirnya harus mengalah membawa motor sendiri untuk pertama kali ke sekolah. Dia tidak ingin ikut Jean subuh subuh. Tidak juga meminta tolong Arjuna karna jarak rumah yang jauh. Kalau Nadylan, lelaki itu juga sama sibuknya, sibuk menjemput ayang Melia seperti jadwal baru yang seharusnya ia jalani ketika menjadi pacar si lugu. Inti dari semua pembahasan Ryuana pagi ini. Semua orang sibuk dan Ryuana hanya bida mengandalkan diri sendiri.

"Gue bawa motor aja ya, males gue harus dianter supir"gumam ia begitu menuruni tangga dengan kunci motor yang ia mainkan dijarinya

"Teteh pergi sama A Jean?"itu suara adiknya. Yuna berakhir pindah sekolah karna katanya terlalu betah disini. Sialnya kedua orang tua Ryuana juga nampak begitu betah memainkan sandiwara rumah-rumahan harmonis.

Padahal jika Yuna sedang tertidur atau main keluar mereka semua hanya sebatas orang asing yang terpaksa tinggal di satu atap yang sama

"Engga, teteh bawa motor"

"Loh!? Jadi motor yang ducati itu bukan cuma pajangan?"tanya adik Ryuana itu kaget

Ryuana menepuk jidatnya pelan. Perasaan dia tidak pernah menutupi fakta bisa membawa motor dari keluarganya kecuali memang soal balapan. Ini antara memang kehadiran dirinya tidak penting, atau anggota keluarganya yang terlalu sibuk masing-masing

"Bisa. Kamu aja ga perhatian sama teteh"

Yuna melengkungkan bibirnya kebawah. Kepalanya menunduk bersalah. "Maaf, lain kali Yuna bakal lebih perhatian sama teteh"ucapnya menyesal

Ryuana terkekeh sambil menghampiri adiknya yang masih duduk di kursi meja makan. Menunggu asisten rumah tangga mereka menyiapkan sarapan.

"Gapapa, udah ah teteh pergi dulu"ucapnya dengan mengusak surai adiknya gemas

"Ga sarapan dulu kamu?" Ahh Ryuana hampir lupa dengan eksistensi kepala keluarga rumah ini

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang