Lima puluh hiji

295 60 30
                                    

Ini bakal lebih banyak narasi.
Gue pengen menerangkan bagaimana perasaan Jean setelah malam itu daripada menyampaikannya lewat dialog pendek.
Jangan bosen ya
Happy reading!

_•°_•°_•°_•°_

Sebuah perubahan kadang kala tidak begitu diharapkan ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah perubahan kadang kala tidak begitu diharapkan ada. Beberapa diantaranya kadang berharap masih bisa melihat situasi yang sama berulang kali sampai bosan. Jean adalah satu diantara beberapa orang yang tidak mengharapkan perubahan dari hubungannya dengan Ryuana. Walau sebelumnya ia dan Ryuana hanya terjebak dalam perasaan tanpa sebuah status yang jelas, namun rasanya itu lebih baik daripada seminggu belakangan ini.

Mereka memang tidak bersikap layaknya orang asing, namun lebih pada enggan untuk menatap iris masing-masing. Jean paham jika Ryuana sedang dalam fase merelakan. Ia pun merasa demikian.

"Gue butuh waktu sendiri. Kasih gue satu minggu, ya" ucap Ryuana malam dimana mereka memutuskan untuk saling melepas.

Hari pertama Jean hampir membelokkan motornya kearah rumah Ryuana. Kemudian sadar dan memilih untuk putar balik dari sana. Hari berikutnya ia melihat Ryuana di parkiran, hatinya masih begitu merasa antusias ingin menyapa. Tapi setelahnya kalimat sapaan itu harus ia telan sendiri, membiarkan Ryuana berlalu dari sana dalam keadaan bungkam.

Beberapa kali ia bertemu dan hanya senyum tipis yang bisa keduanya lakukan. Orang-orang mulai sadar dan acap kali bertanya perihal itu. Jean memilih untuk tutup mulut karna ia rasa publik tidak perlu ikut campur.

"Ngantin teu?" tanya Haikal dengan menepuk pundak Jean pelan. Menarik lamunan lelaki taurus itu seketika.

"Engke nyusul" jawab Jean seadanya

Semua sahabatnya mungkin sadar, apalagi ketika Ryuana lebih sering memilih pergi ke kantin dengan Karina. Menghabiskan jam istirahat bersama mantan dari Jean itu dibandingkan duduk bersama dengan mereka. Tapi semua diam, tidak mempertanyakan mengapa situasi keduanya menjadi demikian.

Hari ketujuh, Jean sedikit berharap Ryuana sudah merasa lebih baik. Meski Jean tidak tau apakah hal itu juga akan terjadi padanya atau tidak. Jujur setelah melihat tangisan Ryuana malam itu, dirinya sulit sekali untuk tidur. Mencoba untuk terlihat baik-baik saja walau rasanya ia ingin sekali memeluk perempuan cantik itu lebih lama.

"Assalamualaikum" seseorang masuk sambil mengetuk pintu kelas Jean yang sepi.

Semua penghuni kelas memang pergi tunggang langgang begitu bel istirahat terdengar. Tersisa Jean yang sedang menulis beberapa point penting untuk ujian dua minggu lagi. Ya.. Penilaian tengah semester akan segera digelar. Sayang sekali rasanya jika otak pintar Jean jadi sering kosong dan sulit menghafal sesuatu.

"Waalaikumsalam" jawab Jean melirik kearah pintu masuk.

Seorang perempuan berambut panjang dengan jepit berwarna biru langit tersenyum kearah Jean. Tangannya membawa sesuatu sambil berjalan mendekat. Wangi manis dari parfum perempuan itu sukses membuat Jean ikut menipiskan bibir.

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang