Dua puluh tilu

190 45 9
                                    

_•°_•°_•°_•°_

Apa kata yang paling tepat untuk menggambarkan betapa buruknya suasana hati Ryuana selain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa kata yang paling tepat untuk menggambarkan betapa buruknya suasana hati Ryuana selain

Kacau.

Perempuan itu memilih untuk mengungsikan dirinya kerumah tetangga sebelah. Rumah dimana Rendi tinggal, sejauh ini lelaki itu adalah teman yang paling dekat dengannya setelah ia pindah kemari. Selain Jean, Rendi orang yang tau betapa buruknya kehidupan Ryuana

Lelaki kesayangan mama Wenda itu memang sama begalnya dengan Ryuana. Bedanya Rendi mendapatkan keluarga yang jauh lebih baik di bandingkan dengan dirinya

Ryuana dibuat menghela ketika matanya menangkap potret anak-anak komplek yang sedang bermain bola di halaman depan rumah Rendi. Mereka terlihat tertawa tanpa beban sekalipun beberapa kali dibuat tersungkur ketanah

Kalau gue sih udah mewek, pikirnya ketika menyadari lutut dari salah satu anak yang tersungkur tadi berdarah. Hebatnya bocah itu hanya tertawa sambil menatap temannya

Larut dalam lamunannya membuat Ryuana sedikit kaget ketika mendapati asap nikotin melewati wajahnya. Tak lama setelahnya Ryuana menoleh kesamping

Alih-alih berada di sekolah, lelaki bernama Rendi itu malah tengah sibuk menyesap rokoknya begitu santai. Duduk diatas kursi gaming dengan sebelah kaki yang diangkat keatas kursi. Persis bapak-bapak yang suka nongkrong di warung kopi.

Ryuana kadang heran, keluarga Rendi itu bisa dikatakan harmonis. Tante Wenda yang selalu mendukung hobi Rendi melukis, juga ada om Chandra yang tidak pernah menuntut macam-macam tapi kenapa putra mereka lebih mirip seperti remaja urakan begini. Jarang pergi kesekolah, merokok dan suka pulang subuh. Beruntunglah Rendi bukan anak dari orang tuanya, kalau iya sudah habis riwayat pemuda bermata sipit itu.

Tak mau ambil pusing dengan kehidupan temannya itu, Ryuana kini kembali sibuk menyelami pikirannya sendiri sambil duduk diatas kusen jendela yang kacanya sedikit terbuka karna terhalang badan kecilnya. Sesekali tangan mulus itu kembali menyomot satu buah strawberry pemberian om Chandra-ayah Rendi yang baru pulang dinas.

Begitu gigi geraham nya mengunyah buah merah itu, rasa asam dan manis memenuhi indra pengecapnya, cukup untuk membuat suasana hatinya sedikit membaik.

"Turun, nanti jatoh ke bawah gue yang dituduh bunuh lo"ujar Rendi tiba-tiba membuyarkan lamunan Ryuana

Merasa bosan juga dengan pemandangan yang berada diluar jendela, Ryuana lalu turun dan menyimpan mangkuk berisi strawberry itu diatas nakas samping kasur.

Kembali dengan menggeser kakinya Ryuana berjalan mendekati Rendi. Badannya ia sandarkan pada meja komputer sambil memandang batang rokok yang diapit bibir tipis milik lelaki didepannya.

Hush!

Kelopak mata Ryuana sontak menutup begitu kepulan asap rokok menerpa wajahnya. Sementara dilain sisi ia bisa merasakan paru-paru nya mulai penuh dengan asap nikotin. Untuk beberapa saat ia sempat terbatuk dan Rendi dengan sigap menjauhkan batang rokok tadi sambi menyeringai kecil

Bandung & JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang