|| 11 || Stranger

16 6 1
                                    

Sejak mengenal Apollo ada satu hal yang Cetta kurang sukai namun disaat yang sama menurutnya itu luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak mengenal Apollo ada satu hal yang Cetta kurang sukai namun disaat yang sama menurutnya itu luar biasa. Entah bagaimana Apollo menjalani kehidupannya sebelum kematian atau bahkan saat sudah menjadi hantu, namun hantu itu agak istimewa. Apollo memiliki energi yang lebih kuat dari hantu lain yang cukup sering digunakannya untuk melayangkan sebuah objek. Hantu lain tentu juga bisa melakukannya walau tak akan semudah Apollo.

Hal itu kadang membuat Cetta kesal dengan ulah Apollo, termasuk apa yang baru saja terjadi. Cetta baru saja dari kamar mandi, namun saat kembali dan mengambil ponselnya yang tergeletak di sofa tahu-tahu Cetta sudah mendapati ada story baru yang terunggah. Itu bukan Cetta, jadi sudah jelas jika yang melakukannya adalah Apollo sang tersangka pun juga tak berusaha menutupi jika dirinya hanya iseng saja mengambil potret lucu Peter yang sedang berbaring terlentang di salah satu sudut rumah amun dengan tak sengaja malah terkirim ke story WhatsApp.

Itu adalah sekelumit cerita yang terjadi kemarin malam.

"Bentar ya, Dek. Masih antri. Duduk dulu aja dulu."

"Iya, Mas."

Cetta sedang pergi untuk melakukan print pada tugasnya di foto copy yang berada di area sekitar kampus. Ada banyak pengunjung yang datang ke tempat yang sama dan kebanyakan juga mahasiswa. Tidak ada bangku plastik yang kosong, karenanya Cetta hanya bisa berdiri sambil menyandarkan tubuhnya ke etalase.

Tangannya bersiap mengeluarkan ponsel untuk membunuh waktu, tapi perhatian Cetta langsung teralih saat merasa ada yang memperhatikannya dari samping. Saat menoleh, hal pertama yang Cetta dapati seorang lelaki berperawakan tinggi yang mungkin berusia beberapa tahu di atasnya yang sedang menatapnya. Anehnya di siang hari yang panas ini laki-laki ini lebih memilih memakai pakaian serba hitam yang akan membuat tubuhnya semakin terasa panas. Kaus, jaket, celana, sepatu, bahkan topi orang ini semua berwarna hitam.

Cetta kira karena ketahuan orang asing serba hitam itu akan langsung meminta maaf atau minimalnya akan menyentakkan pandangan ke arah lain. Namun ekspetasi Cetta terlalu tinggi. Secara tak biasa lelaki itu justru tersenyum dan malah menepuk bahunya.

"Mau beli sesuatu, Dek?"

Dan tak sesuai dengan wajahnya cara bicara orang ini tak jah beda dengan bapak-bapak yang akan mengajak orang asing manapun mengobrol. Biasanya Cetta akan menemui orang semacam ini di halte terdekat atau di bus.

"Eh iya, Kak." Sengaja Cetta panggil seperti itu karena sepertinya dia juga mahasiswa.

Lelaki di depannya ini tersenyum saat Cetta menanggapi ucapannya. Cetta masih merasa aneh, tapi jika sudah seperti ini rasanya tak masalah jika mereka sedikit mengobrol. Namun ketika Cetta hendak mengatakan apa keperluannya di toko ini ada kegaduhan yang terjadi di belakang punggungnya.

Cetta dengan cepat menoleh, dan ternyata ada hal yang baru saja terjadi. Bukan hal yang cukup serius. Hanya dua orang yang berjalan kaki dan secara tak sengaja bertabrakan yang membuat salah satu dari mereka menjatuhkan ponsel. Untungnya benda itu cepat diambil dan tidak lama keadaan jalan kembali normal seperti beberapa menit lalu. Sibuk tanpa ada orang yang saling peduli.

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang