|| 26 || Save

15 4 0
                                    

Berapa lama Cetta akan bertahan dengan keadaan ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berapa lama Cetta akan bertahan dengan keadaan ini?

"Gue nggak tahu, yang jelas gue akan berusaha bertahan selama mungkin."

Itu adalah jawaban yang Cetta berikan pada Mirza yang mengkhawatirkannya. Cetta tahu, Mirza mungkin akan mengatainya bodoh dalam benaknya namun saat ini tak ada hal yang lebih Cetta pedulikan selain Senja. Untungnya Mirza mengatakan segalanya masih dengan terkontrol karena Senja ada di rumahnya. Namun diam-diam Cetta juga menanyakan hal yang sama.

Tapi tepatnya seberapa lama itu?

"Gue punya firasat kalau itu nggak akan lama," respon Mirza saat mereka hanya berdua di ruang tamu. Senja sedang berada di kamar tamu karena Cetta memintanya istirahat begitu mereka sampai rumah.

"Kenapa lo bisa mikir gitu?"

"Karena gue yakin kalaupun lo bisa bertahan dalam keadaan ini dalam waktu yang lama, belum tentu kak Senja akan begitu. Akan ada saatnya cewek itu muak dengan apa yang terjadi sama dia dan memilih menyerah."

"Dan gue nggak akan membiarkan itu terjadi," sahut Cetta langsung, karena apa yang Mirza katakan memang tidak akan terjadi. Keduanya sudah membuat janji.

Meski begitu Mirza yan tampak tak meragukan ucapannya sendiri memunculkan sedikit kekhawatiran di dadanya. Mirza juga bersikap seolah apapun yang Cetta katakan dan lakukan dapat ditebaknya dengan mudah.

"Nggak akan ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan, tapi mungkin lo juga ada benarnya karena gue nggak tahu pasti ada apa di antara kalian berdua. Cuma gue mau bilang satu hal."

"Apa?"

"Jangan jatuh terlalu dalam, kalau waktunya lo harus kehilangan dia itu bakalan terlalu sakit."

Mengingat obrolannya dengan Mirza membuat Ceta hanya bisa menghela napas entah yang ke berapa kalinya di bawah naungan langit malam yang semakin mendung. Suhu di malam hari semakin dingin, namun itu tak membuat Cetta beranjak dari teras halaman belakang. Dengan mata yang sendu Cetta menatap pada bunga-bunga yang telah mekar dengan sempura. Cantik, namun pandangan Cetta tertahan begitu lama pada bunga berwarna biru yang pernah dibicarakannya dengan Senja.

Bunga yang tanpa diminta mengingatkan Cetta pada Senja. Meski telah banyak dipuji oleh om Irfan, Mirza, bahkan tantenya namun Senja adalah orang pertama yang memberikan perhatian langung pada Bungan ini.

"Cetta."

Suara itu membuat Cetta menoleh ke belakang dan tak lama Senja yang berada dalam balutan kaus kebesarannya terlihat. Gadis itu berjalan pelan lalu berakhir duduk di lantai teras belakang di sampingnya. Tadi, usai kejadian mengejutkan di kampus saat truk pengangkut material bangunan mengalami rem blong hampir menabrak Senja, Cetta tak bisa dengan begitu saja membawa Senja kembali ke rumahnya.

Keduanya langsung diarahkan ke ruang kesehatan, diberi teh hangat—termasuk Cetta yang sangat disyukurinya karena tubuhnya saat itu masih gemetar—dan ditanyai keadaan oleh orang-orang yang masuk ke ruangan itu. Cetta baru bisa membawa Senja pulang bersamanya saat langit sudah mulai menggelap dan meninggalkan cahaya jingganya.

FORGET ME NOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang