Awalnya Senja merasa ini hanya perasaan sepihaknya saja, namun ternyata apa yang dirasakannya benar. Cetta semakin aneh, entah karena apa. Cetta jadi begitu mudah panik dan pandangannya sering berkeliling seolah ingin memastikan sesuatu. Senja tahu Cetta telah berjanji padanya dan akan selalu datang padanya saat dia membutuhkan, namun Senja jadi merasa begitu bersalah telah membebani Cetta.
Apa ini masih berhubungan dengan sesuatu yang disembunyikan laki-laki itu?
Namun sebuah pemikiran tentang apa yang Cetta sengaja sembunyikan darinya menyeruak dalam dirinya. Apa memang benar karena itu?
"Huh...."
Jam sudah menunjukkan pukul satu malam dan Senja tidak bisa tertidur lagi setelah terbangun dan pergi ke kamar mandi. Pandangannya terarah ke langit-langit kamar Cetta lalu tak lama berkeliling dan berakhir di jendela kamar yang tertutup rapat.
"Jangan buka jendela, ya. Jaga-jaga biar nggak kejadian sesuatu."
Senja masih bisa mengingat jelas ucapan Cetta sebelum memintanya masuk kamar dan tidur. Aneh, karena bahkan sebelumnya Senja tidur di kamar yang sama dengan jendela terbuka dan tidak terjadi apapun. Kenapa Cetta jadi terlalu paranoid padahal terbiasa melihat hantu dengan berbagai visual yang mengerikan?
Menyerah, Senja mengubah posisi tidurnya jadi duduk lalu turun dari kasur. Terjaga sejak tadi membuatnya haus dan Senja rasa Cetta tak akan keberatan jika Senja membuka kulkas di malam hari untuk minum.
Begitu menguak pintu Senja disambut dengan ruang tengah yang gelap dan hanya disinari cahaya rembulan. Kakinya sempat ragu melangkah, karena Senja tahu bisa saja ada hantu teman Cetta di ruangan ini yang entah melakukan apa, tapi untuk saat ini Senja berkeyakinan mereka tak akan menyakitinya seperti Ratna. Buktinya selama di rumah Cetta tidak pernah ada hal yang menakutkan kecuali suara hantu kucing yang mengeong sensi.
Awalnya Senja memang setakut itu dengan suara kucing yang tak memiiki wujudnya, tapi dipikir lagi sepertinya hantu kucing tak begitu menakutkan. Akan menakutkan jika hantu memiliki bentuk yang aneh seperti—
"AAA!"
Senja spontan berteriak saat menemukan siluet seseorang yang sedang duduk di kursi dapur. Untungnya tidak lama kemudian Senja cepat menyadari itu adalah Cetta yang entah sejak kapan duduk di sana dengan mug berisi teh hangat. Senja langsung mengelus dada lega lalu berjalan ke sana dengan agak kesal karena Cetta hanya terus diam dan menatap kosong ke depan.
"Cetta! Kenapa diam aja kayak tadi? Gue kira lo hantu."
Iya, tadi Senja sempat mengira Cetta adalah hantu rumah yang jahil atau tidak suka dengan keberadaannya. Senja sudah sangat siap mengoceh tentang sikap diam Cetta yang membuat curiga, namun semua itu batal saat menyadari kalau wajah Cetta yang begitu murung dalam kegelapan malam.
"Cetta, lo ... nggak apa-apa?"
Pelan Senja mencoba duduk di samping Cetta yang masih saja menunduk dengan menatap genangan air teh yang sudah dingin. Dari bagaimana tak ada lagi kehangatan yang menjalar di luar area mug Seja bisa menebak jika Cetta sudah berada di sini cukup lama atau mungkin juga sama sekali tak tertidur. Dengan canggung Senja berdehem pelan, bersiap untuk bertanya atau mungkin juga mengucap kata penghiburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
FantasyYou're the most beautiful flower that I found at the dusk ××× Senja, nama yang begitu indah. Siapapun yang mendengar nama itu pasti akaneringat pada langit sore yang dihiasi emburat jingga, kuning, dan kemerahan yang indah. Nama yang mengingatkan p...