Jika ada hal yang Cetta paling benci itu adalah ucapan yang baru saja Senja katakan. Di antara suara burung yang samar-samar terdengar dalam ruangan tanpa batas ini Cetta mengangkat pandangan, menatap kekasihnya itu dengan pandangan tak percaya. Gadis itu memintanya untuk melupakannya?
"Apa?"
"Pada akhirnya lo harus melanjutkan hidup saat gue udah pergi Cetta."
Cetta langsung menggeleng. "Nggak. Lo nggak akan pergi kemana-mana."
"Cetta, gue udah janji ke malaikat maut itu," balas Senja dengan tatapan memelas.
"Tapi lo udah lebih dulu janji ke gue Senja."
"Itu adalah janji yang gue buat dari rasa takut yang bikin gue menolak takdir yang harusnya gue jalani. Cetta, gue yakin lo akan baik-baik saja."
Cetta menarik sebelah ujung bibirnya, mendadak merasa sangat lucu dengan apa yang baru saja Senja katakan. Kedua tangan yang sejak tadi memeluk gadis itu melemah lantas jatuh begitu saja di samping tubuhnya. Cetta dapat merasakan riak air yang terbentuk karena sentuhannya. Ajaibnya tangannya tak Cetta tak merasakan basah menyentuh permukaan kulitnya.
"Orang yang meninggalkan selalu bilang semua akan baik-baik saja, tanpa tahu bagaimana rasanya orang yang ditinggalkan. Gue rasa semua orang kayak gitu, kan?"
Seakan baru menyadari apa yang baru saja dikatakan Senja berusaha meraih lengan Cetta, tapi dengan segera kekasihnya itu menghindar.
"Cetta, gue nggak bermaksud begitu."
"Pertama orangtua gue, dan sekarang lo. Semuanya bilang kalau gue bakalan baik-baik saja karena gue masih punya om Irfan, karena gue masih punya keluarganya besar gue. Tapi selamanya orangtua gue nggak akan pernah bisa digantikan sama orang lain. Dan sekarang lo—lo minta gue buat melupakan lo karena gue harus melanjutkan hidup dengan baik-baik saja. Apa alasannya Senja? Karena pada akhirnya gue akan menemukan orang baru dan keberadaan dan kenangan lo bakalan terlupakan begitu saja? Apa lo kira rasa gue sedangkal itu?"
Senja tahu dan akan selalu mengingat bagaimana Cetta begitu mencintainya. Merelakan banyak hal untuknya, bahkan Senja tak yakin akan ada orang yang akan bertahan di sampingnya saat tahu dirinya diburu dengan oleh kematian. Cetta jelas adalah orang yang tak akan pernah Senja temukan lagi meski harus mengulang hidupnya.
Senja hanya tak ingin Cetta sedih, terlalu berlarut-larut pada kesedihan saat dirinya sudah telah meniggalkan kehidupannya.
"Cetta, gue—"
Senja mengulurkan tangan. Sekali lagi hendak meraih Cetta yang langsung menghindar. Ada perih yang merambat di dadanya, namun rasa itu tertahan saat ruangan tak terbatas yang membuat mereka dikelilingi langit sore penuh awan memuai perlahan. Perlahan tanpa kata namun dengan mata sama yang memandang kagum, sebuah titik cahaya perlahan membesar hingga membuat pandangan mereka menyilau dan memaksa keduanya untuk terpejam sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT
FantasyYou're the most beautiful flower that I found at the dusk ××× Senja, nama yang begitu indah. Siapapun yang mendengar nama itu pasti akaneringat pada langit sore yang dihiasi emburat jingga, kuning, dan kemerahan yang indah. Nama yang mengingatkan p...