Bab 8

4.2K 149 5
                                    

Maaf jika terjadi kesamaan cerita,alur,tokoh,nama dll

*
Berasal dari kehaluan saya

*
Real dari pemikiran saya juga

*
Happy reading😊
*
*

Setibanya di rumah. Keadaan masih gelap. Lampu belum juga nyala. Rahma menggenggam erat tangan Andre ketakutan.

"Gak usah takut. Sekarang udah ada gue" Andre melihat Rahma meskipun tidak terlihat wajahnya karena gelap.

"Gue takut Ndre. Gelap" Rahma semakin mengeratkan genggamannya.

"Gue nyalain flash deh biar terang" Andre mengambil ponsel dan menekan ikon bentuk senter.

Andre memeluk Rahma di sampingnya. Mereka berjalan menuju kamarnya. Andre mendudukkan Rahma di pinggir ranjang. Ia berniat mengambilkan minum untuk Rahma di dapur.

"Gue tinggal dulu gak papa ya" Andre melepaskan genggaman Rahma.

"Mau kemana? Jangan tinggalin gue" Rahma menarik lengan Andre.

"Gue mau ambilin lo minum"

"Gak usah gue gak haus. Lo disini aja"pinta Rahma dengan wajah ketakutan namun tak terlihat oleh Andre karena keadaan masih gelap.

"Yaudah gak jadi" Ia mengurungkan niatnya untuk mengambilkan Rahma minum.

"Lo tidur aja. Gue jagain lo disini" sambung Andre.

Saat ini posisi Rahma tidur. Menggenggam tangan Andre erat. Sedangkan Andre duduk di sampingnya. Di kamar mereka kini dalam keadaan gelap. Hanya cahaya flash ponsel Andre saja yang menerangi ruangan itu.

Setelah Andre rasa Rahma sudah terlalap. Ia keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air minum . Ia membuat kopi anget karena merasa tubuhnya yang dingin. Ia duduk di sofa dan meminum kopinya dengan sedikit cahaya dari ponselnya.

Di sisi lain ternyata Rahma belum sepenuhnya tidur. Ia masih bisa merasakan jika Andre pergi. Ia duduk dan menggenggam kedua lututnya.

Duarrr

Suara petir menggelegar membuat Rahma ketakutan dan menjerit.

"Aaaaa" Rahma menjerit sejadinya.

Andre yang mendengar suara Rahma khawatir. Ia berlari menuju kamar. Ia mencari keberadaan Rahma dengan flash ponselnya. Didapatinya Rahma jongkok di sudut tembok kamar dengan posisi seperti di halte tadi.

Andre mendekati Rahma dan memeluknya.
"Maafin gue ya. Gue udah ninggalin lo sendiri di kamar"

"Hiks... Gue takut Ndre..jangan tinggalin gue.." Rahma membalas pelukan Andre erat.

"Udah ya gak papa. Sekarang tidur lagi. Gue temenin"

Andre menuntun Rahma menuju ranjang. Ia menarik selimut tebalnya menutupi tubuh Rahma. Ia berjalan memutari ranjang dan tidur di samping Rahma. Ia memeluk erat dan menaruh kepala Rahma di dada bidangnya. Ia sangat merasa bersalah karena meninggalkan Rahma.

Kini lampu sudah menyala. Terlihat di ranjang sepasang suami istri hasil perjodohan orang tuanya itu tidur dengan posisi berpelukan. Sangat romantis.

Seperti biasa Andre bangun terlebih dahulu. Ia membangunkan Rahma pelan.

"Ma bangun yok kita sholat subuh dulu"

The Fated Foes (END & Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang