Maaf jika terjadi kesamaan cerita,alur,tokoh,nama dll
*
Berasal dari kehaluan saya
*
Real dari pemikiran saya juga*
Happy reading😊*
*Dengan tampilan serba hitam dan jaket yang berlambangkan singa hitam dipunggungnya. Rahma alias Kanza, pemimpin Blacklion,kini berdiri di depan anggotanya. Wajahnya begitu datar, aura yang terpancar terlihat suram. Ia dan anggotanya sudah siap untuk melawan Laksamoge. Ada salah satu anggota inti yang menyembunyikan benda tajam digunakan jika mereka sedang terancam akan kalah. Tapi, mereka yakin dengan adanya bos mereka,Kanza. Mereka pasti menang.
"Malam ini juga, hari yang kita tunggu akhirnya datang juga" ucap Kanza dingin.
"Jangan sampai ada yang terluka parah" lanjutnya.
"Siap bos" seru mereka.
"Berangkat" pinta Kanza.
Pengumuman.
Kali ini Rahma aku ganti Kanza yaa. Biar auranya terlihat sadis hehehe.
Kembali ke cerita....Kanza menaiki motornya lalu melajukan motornya menuju markas Laksamoge. Begitu juga dengan anggotanya, mereka mengikuti Kanza di belakang. Namun, sesampai di markas Laksamoge, Kanza akan muncul terakhir.
Berbondong-bondong rombongan geng motor memenuhi jalan raya. Mereka mengendarai tidak terlalu cepat. Jika tidak ada Kanza, biasanya mereka ugal-ugalan. Namun, saat ada Kanza mereka tidak berani ugal-ugalan dan tertib lalu lintas.
~~~~~~
Di markas Laksamoge. Suasana begitu tenang. Seperti biasa mereka selalu ramai dengan kegaduhan masing-masing orang. Andre sendiri hanya geleng-gelang melihat kericuhan mereka. Jika dilihat orang yang tak mengenal mereka, mungkin bisa saja berfikir bahwa mereka berantem. Padahal sudah seperti biasa mereka bercanda hingga menimbulkan babak belur. Tapi tidak terlalu parah hingga lebam dan mengeluarkan darah.
"Enaak banget nih kayaknya" Rangga duduk disamping Ridho yang asik menyantap mie ayam yang baru saja jadi.
Ridho yang mengetahui lagat Rangga yang akan meminta mie ayamnya. Ia memeluk mangkuk yang berisi mie ayam itu."Beli sendiri" ketus Ridho.
"Gue kan cuma bilang kalo mie ayam nya enak, bukan minta" ujar Rangga.
"Logat lo udah keliatan kayak rampok" sewot Ridho.
"Sewot banget lo" ujar Rangga.
"Biarin" ujar Ridho lalu melanjutkan menyantap mie ayamnya.
Rangga yang melihat Ridho menyantap mie ayam dan terlihat begitu menggiurkan dirinya. Ia hanya melirik sinis. Ia menelan ludah yang tak ada rasanya itu. Diam-diam ia memiliki ide jahil. Ia akan merebut mie ayam Ridho.
"Eh itu bos kenapa" ujar Rangga menunjuk ke arah Andre yang sedang duduk santai memainkan ponselnya.
Ridho melihat ke arah Andre. Dan disaat itulah, Rangga mengambil milik Ridho lalu ia bawa pergi. Ridho yang mengetahui mie ayamnya diambil, langsung mengejar Rangga dan memukulnya.
"Woi siniin mie ayam gue" teriak Ridho pada Rangga yang berlari membawa semangkuk mie ayam.
"Sekarang udah jadi milik gue wlee" goda Rangga.
"Awass lo ya" geram Ridho. Ia berlari lebih cepat supaya bisa menangkap Rangga dan merebut mie ayamnya kembali.
Dugh
"Aduuh" ringis Rangga. Ia asik menggoda Ridho hingga tak melihat batu didepannya. Dan berakibat jatuh. Mie ayama yang ia bawa pun tumpah di lantai.
"Mie ayam guee" teriak Ridho histeris.
"Hehehe" bukannya minta maaf Rangga malah nyengir tanpa dosa.
Bugh
Ridho memukul tubuh Rangga namun pelan.
"Aduh duh stop Dho. Stop." Rangga mengaduh penuh drama.
"Ganti mie ayamnya" Ridho terus memukuli Rangga tanpa ampun.
"Iya gue ganti"
Ridho lalu menghentikan pukulannya. Ia tersenyum sumringah karena mendengar mue ayamnya akan diganti.
"Bayar sendiri" ujar Rangga lalu berlari menjauhi Ridho.
"Rangga" teriak Ridho tak terima lalu mengejar Rangga lagi.
Mereka berlari menuju gerbang. Rangga terus menghindar dari amukan Ridho. Tiba-tiba langkahnya berhenti saat melihat segerombolan motor berhenti di depan gerbang mereka.
Bugh
"Mau pergi kemana lo" ujar Ridho setelah memberi pukulan lagi kepada Rangga.
"Ngamuknya tunda dulu. Liat tu" Rangga memegang kepala Ridho lalu mengarahkan ke gerbang.
"Berani banget mereka kesini" ujar Ridho.
"Ayo kita beri tahu yang lain" seru Rangga dan diangguki Ridho.
Rangga dan Ridho lari terbirit-birit seperti dikejar anjing. Mereka masuk menemui teman yang lain untuk memberi tahu bahwa musuhnya berada di depan markas.
"Ada blekedet" teriak Rangga dengan nafas ngos-ngosan.
"Maksut lo blacklion" tanya Arkan.
"Iya"
"Dimana?" Tanya Robi berdi dari persinggahannya.
"Depan" jawab Ridho.
"Sudah siap jemput ajal kayaknya" ucap Arkan sinis.
Andre keluar menuju gerbang dan diikuti anggotanya. Saat sampai di gerbang, semua barang sudah hancur seperti kemarin ketika Blaclion menyerang markas Laksamoge. Keadaan markas yang seperti kapal pecah membuat anggota Laksamoge emosi. Wajahnya sudab tersulut api.
"Apa mau kalian?" Teriak Arkan.
"Mau kita. Pemimpin lo mati" jawab Diki.
"Maksut lo apa hah" ujar Rangga terlihat tak terima.
"Lo budeg apa gimana hah. Mau kitaaa. Pemimpin lo yang pengecut itu. MATI" ujar Diki menekankan ucapannya.
"Lo ngajak ributt" Rangga maju mendekati Diki, namun dicegah oleh Andre.
"Iya" teriak Doni.
"Mana ketua lo yang pengecut itu" ujar Robi yang sudah tidak bisa menahan emosi lagi.
"Maksut lo ngatain ketua gue pengecut apa hah" sarkas Venan.
"Emang ketua lo kan pengecut. Gak berani nunjukin diri" ucap Arkan.
"Gak usah banyak bacott lo. Seraang" teriak Rangga.
Seruan dari Rangga membuat para anggota Laksamoge maju untuk menghajar anggota Blacklion. Namun, sebelum mereka baku hantam. Seorang pengendara dengan pakaiannya yang serba hitam datang membelah barisan mereka. Ia berhenti tepat di tengah-tengah mereka.
Seseorang itu turun dari motor yang ditunggangi. Helmnya ia lepas. Rambutnya terurai indah. Semua anggota Laksamoge yang baru pertama kali melihatnya pun terpikat dengan kecantikannya. Kecuali Andre. Ia sangat mengenal sosok perempuan itu. Ia berfikir bahwa ia adalah sosok yang berbeda dengan seseorang yang ia kenal. namun, melihat matanya yang indah ia yakin orang itu sama persis dengan yang ia kenal. Istrinya.
Penasaran dengan cerita selanjutnya?
*
Stay tune terus akun saya kawaan*
Jangan sampai terlewatkan part selanjutnya*
Jangan lupa follow akun saya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fated Foes (END & Sudah Terbit)
Teen Fiction"Kenapa sih harus lo yang dijodohin sama gue?"dengus Rahma setelah melihat keadaan yang mungkin keluarganya tidak mendengar keluhannya. "Udah lo nurut sama orang tua kita aja, mungkin ini udah jalannya buat kita" Andre memiringkan bibirnya. Dalam ha...