Bab 35

2.5K 111 4
                                    

Maaf jika terjadi kesamaan cerita,alur,tokoh,nama dll
*

Berasal dari kehaluan saya
*
Real dari pemikiran saya juga

*
Happy reading😊

Suasana malam kini sepi,kecuali tempat yang dua orang yang tak lama ini kenal berada. Mereka makan malam bersama setelah mengelilingi kota dimalam ini. Mereka menikmati makanan yang tersaji dengan sesekali bergurau dan mengobrol random.

"Besok kamu senggang lagi gak?gue mau ajak kamu jalan lagi" kata Arya setelah menelan satu suapan makanan yang ia pesan.

"Besok gue mau pindah kak. Mungkin ini pertemuan terakhir kita" balas Rahma.

"Kenapa? Kamu gak nyaman tinggal disini?" Ujar Arya.

"Gak gitu. Cuman gue mau cari pengalaman aja diluar sana" alibi Rahma. Padahal dirinya memang ingin menjauh dari orang-orang yang membuat ia tidak nyaman. Ditempat yang ia pilih, Rahma akan memuali hidupnya dari awal. Melahirkan,merawat dan membesarkan anaknya seorang diri.

Rahma sudah membicarakan hal ini dengan kedua orang tuanya. Lalu,mereka menyetujui hal itu. Jika pilihan itu membuat Rahma nyaman mereka hanya mendukung pilihan anaknya. Mereka sebenarnya sudah memberikan saran supaya tetap tinggal bersama mereka,agar mereka bisa memastikan Rahma dan cucunya sehat. Namun,Rahma tetap kekeh untuk tinggal sendiri saja.

"Emang kamu mau tinggal dimana? Boleh aku tau?" Tanya Arya penasaran.

"Mmmm kalo itu gak bisa gue kasih tahu kak. Maaf ya" ujar Rahma.

Setelah acara jalan dan makan malam bersama. Arya mengantarkan Rahma pulang. Ia mengantarkan Rahma sampai didepan rumahnya. Sesampainya dirumah,Rahma segera turun.

"Makasih udah nemenin gue malam ini" ujar Arya.

"Iya kak sama-sama. Kalo gitu gue duluan masuk ya kak. Hati-hati" ujar Rahma lalu dibalas anggukan oleh Arya.

Mereka tak sadar jika ada sepasang mata yang sedang melihat mereka dari kejauhan. Memasang ekspresi tidak suka,cemburu,was-was, emosi,pokoknya semua tercampur hingga tidak bisa diidentifikasi dengan kata-kata.

Setelah Rahma sudah masuk kedalam rumahnya. Arya menyalakan mesin motornya lalu pergi meninggalkan rumah itu. Sesampai dipersimpangan,tiba-tiba motornya dihadang dengan seseorang yang memakai motor sama dengannya ,hanya beda warna. Orang itu turun lalu melepas helm dan meminta Arya untuk turun.

"Turun lo!!" Teriak orang itu. Arya pun menurut. Itu turun dan melepaskan helmnya. Belum sempat mengeluarkan kata-kata,orang tersebut sudah memukul Arya hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah. Aksi itu tentu tidak membuat Arya marah,ia malah tersenyum remeh.

Bugh

"Jauhin Rahma" ucap orang itu yang tak lain adalah Andre.

"Apa urusannya sama lo" balas Arya.

"Dia milik gue" ujar Andre.

"Tapi dia gak ngakuin lo" ujar Arya remeh.

Bugh

"Bangsat!" Sarkas Andre

"Gue tau lo cuma permainin Rahma" ucap Andre lalu memukul Arya lagi.

Bugh

Arya membalas pukulan Andre tak kalah keras.

Bugh

"Iya" balas Arya membuat emosi Andre meningkat.

Andre tau rencana Geng Venus. Mereka akan mencelakai Rahma karena mereka tau pemimpin Blacklion pengganti Gilang adalah Rahma yang tak lain adalah adik kandung Gilang sendiri. Rencana itu jelas membuat Andre untuk menjaga Rahma lebih ketat lagi.

~~~~~~

Hari ini adalah hari terakhir Rahma tinggal di rumah ini. Tadi malam, ia sudah membereskan pakaian dan barang-barangnya untuk dibawa ke rumah barunya. Kini Rahma sudah siap dengan setelan sederhananya dan siap untuk pindah. Ia membuka loker untuk membawa foto kesayangannya dimana terdapat gambar seorang ayah yang memangku putranya dan ibu yang menggendong putrinya. Terlihat mereka sangat bahagia.

Saat akan mengambil foto tersebut, Rahma salah fokus dengan surat yang katanya dari suaminya itu. Ia berniat akan membacanya, namun ia urungkan karena jam sudah menunjukkan pukul 9. Dimana ia harus segera berangkat karena Rahma mendapat jam kereta api pukul 10 pagi. Rahma meletakkan surat tersebut didalam koper yang berisikan pakaiannya. Lalu ia bergegas untuk berpamitan dengan kedua orang tuanya.

"Kamu yakin mau tinggal sendirian?" Tanya Liora.

"Iya Ma" balas Rahma dengan senyumannya.

"Papa sama Mama gak tega liat kamu tinggal sendiri dalam keadaan hamil" ujar Kevin.

"Saran Mama. Kamu harus segera selesaikan masalah kamu dengan Andre ya. Bagaimanapun juga. Andre itu suami kamu. Yang wajib kamu hormati sayang. Apapun kesalahanya,selagi itu masih bisa dimaafkan. Maafkan dia. Mungkin dia melakukan itu tidak sengaja atau bahkan kamu salah paham" Liora memberi nasihat kepada anaknya.

Rahma yang mendengar ucapan dari Mamanya itu hanya bisa membalas dengan senyuman. Menahan tangisnya karena mengingat masa lalunya. Dimana orang yang ia sayang telah direnggut nyawanya. Meninggal dengan banyak luka. Meninggalkan dirinya begitu saja tanpa pamitan. Dibalik semua itu, orang yang melakukan hal keji itu adalah orang yang mereka kira baik.

Posisi Rahma saat ini sudah dalam keadaan buntu. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi. Ia sangat menyayangi Abangnya. Sampai-sampai ia berjanji akan membalas dendam perbuatan keji itu. Ia tidak akan pernah membiarkan orang itu hidup bahagia. Tapi, dibalik semua itu. Kenapa harus suaminya yang melakukannya?Kenapa harus orang yang ia cintai? Kenapa harus orang yang sudah berhasil merebut hatinya? Kenapa?

Saat ini, Rahma sudah berada di dalam kereta. Ia melihat ke arah jendela. Pemandangan kota yang terlihat sangat indah. Gedung-gedung yang menjulang tinggi kelangit. Suaranya sunyi melanda karena kereta yang ia tumpangi sedang melewati persawahan. Tanaman padi yang berwarna sudah mulai menguning. Mungkin sudah siap panen,batinnya. Gunung yang terlihat begitu jelas dimatanya. Pepohonan yang rindang membuat bibirnya melengkung ke atas. Semoga setelah ini, hidupnya akan tenang.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam. Rahma sudah sampai dipedesaan. Namun, ia tidak tinggal di desa tersebut. Ia menumpang tukang ojek yang mangkal disitu. Ia menuju villa milik keluarganya. Memang keluarganya mempunyai villa di sebuah desa, namun lumayam jauh untuk bisa sampai di villa tersebut.

Sampailah Rahma di villa, ia membereskan pakaian dan barang-barangnya. Ia menata pakaian muslimahnya di alamari bagian kanan, dan menata pakaian ala Kanza nya almari bagian kiri. Mungkin ia akan memakai pakain itu ditempat ini. Karena bila tidak ada orang tuanya, ia akan menjadi Kanza. Dan bila kesepian, Rahma akan meminta Anggota Blacklion untuk bermain di villanya.

Rahma mengambil pakaian terakhir di dalam kopernya. Tiba-tiba ada barang yang jatuh mengenai kakinya. Ia melihat berang tersebut. Ternyata secarik kertas yang sudah beberapa hari ia tunda untuk membacanya. Mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk ia membacanya.

Rahma membuka lipatan kertas tersebut, terlihat coretan tinta yang sudah mulai pudar dan kertas yang cukup kotor. Rahma kaget saat membaca kalimat pertama, yang tertuliskan "untuk adik abang tersayang".

Penasaran dengan cerita selanjutnya?
Stay tune terus di sini🤗

The Fated Foes (END & Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang