Bab 26

2.1K 101 6
                                    

Alangkah baiknya, sebelum membaca follow dulu kawaan

*
Happy reading😊
*

"Namanya Andre" jawab Doni.

"Andrean Laksana Bintang" lanjut Aldi.

Deg

Bagai kulat petir yang menyambar bumi. Jantungnya berdetak tak karuan. Ia begitu kaget mendengar apa yang diucapkan salah satu anggotanya. Ia tak tau harus berbuat apa sekarang. Apakah dia harus membalas dendam kepada pembunuh kakak yang ia sayang? Tapi disisi lain, pelaku pembunuh kakaknya adalah suami yang ia cintai dan sangat ia percaya.

Rahma duduk dengan kedua tangan yang memegang kepalanya. Ia memijat pelipisnya karena bingung apa yang ia lakukan sekarang.

"Kenapa bos?" Tanya Aldi bingung. Bosnya terlihat kaget mendengar siapa pemimpin Laksamoge.

Aldi dan anggota Blacklion lainnya tak tahu jika bosnya sudah menikah. Karena pernikahan Rahma dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi. Anggota yang mengetahui kalau dirinya sudah menikah hanyalah Doni. Tangan kanan Rahma. Doni tidak menghadiri pernikahan Rahma waktu itu. Rahma hanya memberitahui bahwa dirinya di jodohkan dan nama calon suaminya Andre. Jadi Doni hanya tahu nama panggilannya saja.

"Gue gak tahu harus berbuat apa?" Ujar Rahma terlihat frustasi. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kita harus tetap balas dendam kan?" Ucap Diki.

"Gue gak tahu" ucap Rahma bingung.

"Tapi apa alasannya bos?" Tanya Diki.

"Bos suka sama Andre?" Tanya Juna.

"Atau jangan-jangan dia...." Doni menggantungkan pertanyaannya.

"Iyaa" Rahma melirik ke arah Doni. Doni kaget mendengar jawaban dari bosnya. Sedangkan yang lain tatap-tatapan satu sama lain karena masih tidak tahu apa yang sebenarnya mereka maksud.

"Ini maksudnya gimana sih. Kita gak jadi membalas kematian kakak lo bos? Tapi kenapa? Apa alasannya?" Tanya Aldi.

"Dia suami gue" sentak Rahma.

Semua yang mendengar langsung kaget. Apa maksud suami? Kapan menikahnya?Kenapa bisa? Kira-kira seperti itulah pertanyaan yang terselubung di hati mereka.

"Gue dijodohin" ucap Rahma singkat.

"Kenapa gak ditolak aja!?" Sarkas Venan

"Gue juga gak tahu kalau dia yang bunuh kakak gue" lanjutnya.

"Terus rencana bos selanjutnya apa?" Tanya Venan.

Rahma diam. Semua yang ada di ruangan itu juga diam. Mereka hanya ingin melaksanakan yang diperintahkan ketua mereka. Namun mereka juga ingin membunuh pelaku yang sudah berani merenggut nyawa Gilang, yang dulu pernah menjadi ketu mereka.

Rahma masih belum tau apa yang akan ia lakukan setelah ini. Seharusnya malam ini juga, ia akan melaksanakan rencana balas dendamnya. Tapi setelah mendengar pelakunya adalah suaminya sendiri ia jadi bingung.

Setelah beberapa menit Rahma memikirkan rencana selanjutnya dan membuat ruangan itu hening. Akhirnya ia membuka suara. Rahma tetap bertekad untuk melakukan rencananya. Ia sudah berjanji dalam lupuk hatinya akan membunuh siapapun pembunuh Gilang.

" Kita tetap lakuin rencana kita" ucap Rahma.

"Serius?" Ujar Juan.

" Bos bakalan bunuh suami bos sendiri?" Tanya Diki.

"NYAWA DIBALAS DENGAN NYAWA. DARAH DIBALAS DENGAN DARAH" ucap Rahma penuh penakanan.

Semua orang yang ada didalam ruangan itu, seketika tersenyum. Sudah lama mereka menunggu hari dimana mereka akan membalas perbuatan Laksamoge. Mereka masih tidak terima jika ketua mereka yang dulu memimpinnya direnggut nyawanya begitu saja. Dari dulu mereka memang selalu ribut, dan mengeluarkan darah dalam pertarungannya. Namun, baru Gilang yang berhasil terbunuh. Dan itulun karena mereka mengeroyok Gilang.

"Kapan?" Tanya Venan.

"Malam ini juga" ujar Rahma dan diangguki oleh anggota inti nya.

"Andrean Laksana Bintang. Waktu lo sudah habis didunia ini" ujar Rahma penuh penekanan.

~~~~~~~

Sore ini Rahma berolahraga di depan rumahnya. Ia menyiapkan tenaga untuk pertarungan nanti malam. Tadi, setelah ia pulang dari markas. Rahma langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga. Dilihatnya motor yang berhenti di depan rumahnya. Rahma tau persis kalau dia adalah suaminya.

Andre turun dari motornya. Ia melepas helm dan ia taruh di atas motor. Ia tersenyum melihat istrinya sedang olahraga. Jarang sekali Rahma melakukan olahraga.

Rahma membalas senyuman Andre. Namun, dilupuk hatinya ia juga sedih. Mungkin hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini adalah terakhir melihat orang yang ia cintai. Karena nanti malam ia akan membunuhnya.

"Tumben kamu olahraga" Andre menghampiri Rahma .

"Lagi pengen aja" jawab Rahma.

Andre mencium kening Rahma yang sudah dipenuhi keringat.

"Aku lagi keringetan loh" ujar Rahma.

"Gak papa tetep wangi kok" Ujar Andre sambil tersenyum.

"Kamu masak apa?" Tanya Andre kerena oerutnya sudah keroncongan.

"Aku masak sop. Udab aku siapin di meja makan. Makan dulu gih" ucap Rahma.

"Aku nunggu kamu aja" unar Andre.

"Aku masih lama lo. Cacing diperut kamu sudah pada demi tuh" ujar Rahma saat mendengar perut Andre keroncongan.

"Iya juga sih. Yaudah aku makan dulu ya" ucap Andre.

"Iya cepet sana"

Setelah Andre masuk ke dalam rumahnya, Rahma melanjutkan aktivitas yang baru saja terjeda.

"Sebenarnya bisa aja gue racunin lo saat ini juga. Tapi gak asik kalo lo gak ngerasain sakit yang setimpal sama yang lo lakuin ke kakak gue" ucap Rahma di dalam hati.

Sangat sinis bukan. Rahma bisa menjadi iblis saat teringat oleh kakaknya. Dulu saat Gilang masih ada. Gilang dan Rahma selalu bermain bersama. Mereka selalu bercanda gurau. Gilang tak pernah membiarkan Rahma terluka. Pernah ada kejadian dimana Rahma didorong temannya di taman, Gilang langsung menghajar orang itu. Untungnya Rahma langsung melerainya, kalau tidak. Mungkin saja temannya yang sudah mendorongnya itu sudah beda alam saat itu juga.

Gilang juga mengajari bela diri kepada Rahma. Ia takut jika adik tersayangnya dilukai orang jahat dan dirinya sedang tidak berada disisinya. Berkat ilmu bela diri yang diajarkan dulu, Rahma bisa menggantikan Gilang sebagai pemimpin Laksamoge dan melawan beberapa musuhnya.

Penasaran dengan cerita selanjutnya?

*
Stay tune terus akun saya kawaan

*
Jangan sampai terlewatkan part selanjutnya

*
Jangan lupa follow akun saya


The Fated Foes (END & Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang