Bab 37

2.6K 113 2
                                    

Maaf jika terjadi kesamaan cerita,alur,tokoh,nama dll
*

Berasal dari kehaluan saya
*
Real dari pemikiran saya juga

*
Happy reading😊

Sampai dipertigaan, Andre melihat aplikasi yang menampilkan arah menuju tempat Rahma. Disitu menunjukkan ia harus belok ke kanan lalu lurus hingga mendapati sawah-sawah, barulah ia mendapati satu bangunan cukup besar yaitu villa Rahma. Saat akan berbelok, Andre melihat spion motornya dan dibelakang ada seseorang yang menaiki motor memperhatikannya. Mungkin pemuda daerah situ pikirnya. Andre menghiraulan orang itu, ia lalu melajukan motornya.

Andre berhenti begitu melihat bangunan yang cukup besar jika hanya dihuni satu orang saja. Ia turun dari motornya lalu menekan bel yang terdapat disebelah gerbang.

Ting tong

Belum ada tanda-tanda dari sang pemilik villa. Andre masih setia menunggu. Mungkin orangnya sedang berjalan menuju kesini. Karena tak sabar, Andre menekan bel itu lagi.

Ting tong

Barulah terlihat wanita cantik yang mengenakan celana panjang agak longgar,kaos yang dipadukan dengan cardigan berjalan menuju ke arahnya. Ia manampilkan senyumnya kepada wanita tersebut. Dibukakan gerbang untuknya, ia langsung berjalan ke arah wanita itu. Saat akan memeluknya, wanita itu malah mendorongnya. Andre menaikkan satu alis tak mengerti.

"Masukin dulu motornya" ujar Rahma lalu dibalas senyuman olehnya. Andre menaiki motornya untuk diparkirkan teras depan. Rahma menutup gerbang dan mempersilahkan Andre masuk.

Rahma duduk di sofa disusul dengan Andre. Andre melepas jaketnya lalu diletakkan disampingnya. Mereka duduk saling berhadapan. Rasa canggung hadir diantara mereka. Saling tatap ,sama-sama tenggelam dalam pikirannya.

"Ma"
"Ndre"

Sekali mengucap, malah bersamaan. Devinisi jodoh memang hehe.

"Kamu dulu" ucap Andre mempersilahkan Rahma untuk berkata terlebih dahulu.

"Aku buatin minum dulu" balas Rahma. Ia berdiri untuk membuatkan Andre minum. Andre berdiri menyusul Rahma, lalu mencekal lengan Rahma.

"Gak usah. Aku gak haus" Andre memeluk Rahma secara tiba-tiba. Membuat siempu kaget dan kaku saat menerima pelukan itu.

"Makasih" ucap Andre. "Makasih udah maafin aku" lanjut Andre. Andre memeluk Rahma semakin erat. Ia sudah berjanji akan meluapkan rasa rindunya dengan memeluk Rahma. Rahma membalas pelukan itu dengan tak kalah erat.

"Seharusnya aku yang bilang itu Ndre" kata Rahma membuat pelukan mereka mengendur. Andre menuntun Rahma duduk.

Rahma menunduk tak berani melihat ke arah Andre. Ia sudah meneteskan air mata dipangkuannya.

"Maaf...maaf" ucap Rahma terus menerus. Ia tak bisa berkata selain meminta maaf kepada seseorang yang sudah ada didepannya. Ia sudah salah paham dengannya hingga membuatnya masuk rumah sakit karena ulahnya.

"Kenapa minta maaf? Kamu gak salah. Aku yang salah" ujar Andre membuat perasaan bersalah muncul lagi.

"Maaf... Maaf Ndre" kali ini Andre memilih untuk diam mendengarkan unek-unek Rahma.

The Fated Foes (END & Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang