Bab 38

2.7K 101 0
                                    

Maaf jika terjadi kesamaan cerita,alur,tokoh,nama dll
*

Berasal dari kehaluan saya
*
Real dari pemikiran saya juga

*
Happy reading😊

Di markas yang bernuansa gelap penuh dengan aura negatif. Beberapa orang sedang berkumpul merencanakan kelicikannya. Mereka akan beraksi melakukan kejahatan seperti biasanya. Baku hantam, memalak orang, menganggu warga itu sudah seperti kegiatan sehari-harinya. Kali ini, mereka akan melakukannya dengan rival abadinya.

"Kita bakalan lakuin ini pada malam hari" ujar Arya pada anggotanya. Benar, ini adalah markas Venus. Dimana anggotanya memeliki aura penuh dengan kejahatan. Lihat saja, wajah mereka kini sedang menatap tajam ketuanya. Mendengarkan pemimpinnya dengan seksama. Layaknya sedang membahas bisnis,padahal membahas kejahatan yang akan mereka lakukan.

"Kenapa malam bos?" Tanya salah seorang anggotanya. Jelas mereka belum tahu apa dasar ketuanya memilih waktu malam untuk melumpuhkan rivalnya. Jika siang saja mereka bisa melakukan aksinya dengan lancar.

"Lo tahu pemimpin mereka adiknya Gilang?" Tanya Arya pada anggotanya. Mereka membalas dengan anggukan.

"Dia trauma gelap karena dulu kita sekap" perkataan Arya membuat gelak tawa mereka. Mereka menganggap hal itu sangat lucu, pasalnya kejadian itu sudah lama sekali dan mereka melakukan itu hanya untuk memancing abangnya yang sudah ada didalam tanah sekarang.

"Gimana rencana lo?" Tanya seseorang yang bukan lain wakil dari Arya.

"Gue bakal ngajak ketemuan dia dengan alasan perpisahan" ucap Arya.

"Lo yakin dia lupa sama lo?" Tanya anggotanya lagi.

"Gue yakin. Nyatanya selama ini dia fine fine aja tuh kalo ketemu gue" ujar Arya dan disetujui mereka yang ada di ruangan itu.

~~~~~~

"Ndre katanya mau cerita" ucap Rahma buka suara memcahkan keheningan di antara mereka berdua. Kini mereka sudah berada di kamar, tidur berdua di atas kasur yang sama. Menatap langit-langit kamar yang berwarna putih.

"Cerita apa?" Tanya Andre. Ia menolehkan kepalanya ke arah Rahma.

"Kejadian abang dulu" ucap Rahma.

"Dengerin jangan tidur dulu tapi" balas Andre dan diangguki oleh Rahma. Rahma sudah siap mendengarkan cerita abangnya dari mulut suaminya dengan antusias. Sesekali sambil mengusap-usap perutnya yang buncit.

Flashback on
Di jalan raya yang sepi satu satu pengendara motor di cegat oleh segerombol geng motor. Memang dirinya juga geng motor, namun ia saat ini sedang sendirian. Ia baru saja pulang dari markasnya. Dengan badan yang gagah dan berani ia turun dari motornya. Helmnya ia lepas sehingga memperlihatkan rambut yang sedikit gondrong namun malah membuat ketampanannya semakin terlihat.

"Pengecut" ujar orang tersebut singkat. Ia menyunggingkan bibirnya, meremehkan segerombolan geng motor tersebut.

"Takut lo sekarang" ucap seorang pemimpin geng motor itu.

"Gue? Takut hahaha" balasnya"Yang harusnya ngomong itu gue. Takut lo lawan gue sendiri sampek mau ngroyok gue" ucap seorang dengan senyum remehnya.

The Fated Foes (END & Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang