Bab 24

2.5K 112 3
                                    

Alangkah baiknya, sebelum membaca follow dulu kawaan

*
Happy reading😊
*

Suara deru motor depan rumah Rahma menandakan jika Andre pulang. Pintu rumah tidak terkunci. Membuat Andre langsung masuk begitu saja. Tidak biasanya Rahma membiarkan pintu dalam keadaan tak terkunci ketika ia tinggal. Andre masuk ke dalam kamar, namun tidak mendapati Rahma di kamar.

"Rahma" teriak Andre.

" Apa Rahma sedang keluar. Gak mungkin lah kan malam begini" pikirnya.

Andre berjalan menuju dapur, dan ternyata Rahma sedang membuat mi instan.

"Aku kira udah tidur. Laper?" Tanya Andre.

Rahma berjalan mendekati Andre untuk menyalami suami tercintanya itu.

"I..iya. Loh kok udah masuk?" Tanya Rahma.

"Pintu nya gak kamu kunci" jawab Andre sambil melepas jaketnya. Ia meletakkan jaketnya di kursi yang ada di depan ruangan dapur. Ruangan tersebut biasanya mereka gunakan untuk makan.

"Masa sih. Kayaknya udah aku kunci deh" ujar Rahma sambil menyiapkan mi buatannya ke dalam mangkuk.

"Mungkin kamu lupa"ujar Andre dan dijawab dengan cengiran.

"Lain kali jangan biarin pintu gak kekunci. Nanti kalo ada maling gimana?" Ujar Andre.

"Iya. Tadi kan aku lupa" ujar Rahma seraya duduk di kursi samping Andre dan meletakkan mie nya di meja depannya.

"Iya. Kamu cuma buat satu?" Tanya Andre . Rahma hanya menjawab dengan anggukan karena ia sedang menyerutup mie nya.

"Mau? Biar aku bikinin" Tawar Rahma.

"Mau" jawab Andre.

Rahma menyudahi makannya dan berdiri untuk membuatkan mie untuk Andre. Namun tangannya dicekal oleh Andre. Rahma mengerutkan keningnya bertanya tanpa bersuara.

"Berdua aja biar sosweet" ujar Andre yang paham dengan melihat raut wajah Rahma.

"Nanti kamu gak kenyang" Rahma kembali duduk.

"Kan bisa buat lagi" Andre membuka mulutnya mengode Rahma agar disuapi.

"Ngapain?" Tanya Rahma tidak peka.

"Suapin lah" jawab Andre.

Andre dan Rahma akhirnya makan satu mangkok mie instan berdua. Mereka bergantian saling menyuapi. Jarang sekali sepasang suami istri ini makan berduaan dan saling menyuapi. Karena biasanya mereka makan bersama namun sendiri-sendiri.

Saat sedang menikmati makanannya, Andre salfok dengan pakaian Rahma. Tak biasanya Rahma memakai kaos pendek dan celana jeans lumayan ketat. Setelah Andre meminta Rahma memakai daster, Rahma memakai daster bila di dalam rumah.

"Kok baju kamu kayak gitu" tanya Andre heran.

"Hah....mmm...maksutnya?" Jawab Rahma gugup.

"Tumben pakek kaos sama celana jeans" ujar Andre.

"Mmmm... Tadi cuma iseng aja nyoba baju aku dulu. Ternyata masih muat" jawab Rahma.

"Kamu kalo mau keluar jangan sekali-kali pakek pakaian gini lagi. Aku gak suka" ujar Andre dengan wajah datarnya.

"Iyaa" jawab Rahma menenangkan.

~~~~~~

Setelah mengahancurkan markas Laksamoge, Blacklion berkumpul terlebih dahulu di markasnya. Mereka lumayan cukup puas dengan apa yang dilakukannya tadi. Walaupun menurut mereka, itu hanya sebuah peringatan kecil.

"Pasti ni si gentong lagi nangis di pojokan tuh hahaha" ujar Aldi dan diikuti gelak tawa.

"Gue jamin mereka gak bakalan diam aja kalo kita ngancurin markas mereka" ujar Doni.

" Tenang. Kan ada Bos Kanza. Pasti menang kita" ujar Diki membanggakan ketuanya.

Nama yang disebut Diki hanya menjawab dengan senyum kecilnya. Ia masih belum puas jika nyawa kakaknya belum terbalaskan.

Melihat waktu sudah malam, Rahma harus cepat-cepat sampai di rumah sebelum suaminya pulang. Ia menyuruh Diki untuk mengantarkan dirinya pulang.

"Anterin gue pulang" ujar Rahma dengan wajah datarnya.

"Keburu-buru amat bos" ujar Aldo.

"Gue gak mau suami gue tau kalo gue gak di rumah" jawab Rahma.

"Iyaa deh yang punya suami" jawab Aldo.

Diki dan Rahma berjalan menuju parkiran. Setelah Diki menyalakan motornya. Rahma menyusul naik motor di belakang Diki. Gak mungkin kan kalau Rahma yang di depan. Terlihat aneh jika seorang cewe yang boncengin cowo.

" Suami lo namanya siapa bos" teriak Doni.

"Andre" jawab Rahma dengan teriak. Ia mengeraskan suaranya karena kebetulan Diki menjalankan motor yang mereka tumpangi. Mereka meninggalakan markas Blacklion.

Deg

"Gak mungkin" gumam Doni. Nama yang disebut ketuanya persis sama nama pemilik ketua musuh geng nya.

"Kenapa?" Tanya Aldo yang duduk di sebelah Doni.

"Nama suami Bos Kanza sama dengan nama ketua Laksamoge" ujar Doni tak percaya.

"Sama kali namanya" alibi Aldo.

"Semoga"

~~~~~

Sesampai di depan rumah, Rahma langsung turun dari motor Diki. Ia mengucapkan terimakasih kepada salah satu anggotanya itu. Ia segera meminta Diki untuk pergi sebelum ada yang melihat mereka.

Rahma membuka kunci pintunya. Ia lari menuju gudang untuk menyembunyikan pakaian yang ia kenakan malam ini. Ia membuka jaketnya dan diletakkan di koper yang sudah di depannya. Saat ingin melepas baju dan celananya, ia mendengar suara motor di depan rumah. Pertanda suaminya pulang.

Karena takut ketahuan, ia langsung keluar dari gudang. Tak lupa ia mengunci ruangan tersebut. Rahma tak sadar jika dirinya belum ganti pakaian atasnya dan celananya. Ia lari menuju dapur untuk pura-pura sibuk di dapur.

Beruntung suaminya mendapati dirinya saat Rahma memasak mie instan. Telat semenit saja, ia bakalan ketahuan siapa dirinya. Sejujurnya ia tak mau sembunyi-sembunyi seperti ini, ia bisa saja meminta bantuan suaminya selaku ketua geng motor untuk membalas dendam dirinya. Namun, ia memilih melakukan rencananya sendiri tanpa bantuan keluarganya, dan setelah berhasil Rahma akan menutup rapat-rapat rencananya kepada keluarganya. Dan tidak ada satu orang pun yang mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.

Maaf yaa karena menunggu update annya lama
Akhir-akhir ini lagi sibuk hehehe
*
Jangan lupa bintangnya🤗

The Fated Foes (END & Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang