Bab 36

2.5K 111 0
                                    

Maaf jika terjadi kesamaan cerita,alur,tokoh,nama dll
*

Berasal dari kehaluan saya
*
Real dari pemikiran saya juga

*
Happy reading😊


Untuk adik abang tersayang🤗

Kalo kamu baca surat ini, pasti abang sudah pergi. Sudah tenang diatas sana. Dan abang gak bisa liat ketawanya kamu, tangisnya kamu. Abang juga gak bisa jailin kamu lagi deh.

Maafin abang yaa dik. Abang belum bisa jadi abang yang terbaik, yang bisa kasih yang kamu mau.
Gak bisa jaga kamu sampai besar nanti.
Tapi abang yakin kamu udah bisa jaga diri sendiri kan? Buktinya kamu bisa lawan cowok-cowok yang suka gangguin kamu. Coba aja tadi waktu abang dikeroyok ada kamu, pasti sekarabg abang masih bisa duduk disamping kamu. Bisa meluk kamu. Tapi kamu gak boleh sedih kalo abang udah gak ada, ntar abang gentayangan lagi.

Oh iya, gantiin posisi abang yaa. jagain papa sama mama. Awas aja kalo kamu bandel. Harus nurut sama Papa Mama pokokknya. Jaga diri baik-baik, maaf abang ngga bisa dampingi kamu sampe kamu sukses. Semoga kamu dapet laki-laki yang seperti abang yaa hehe. Ganteng, gagah, baik,pinter,lucu,bisa jagain kamu,sayang sama kamu, pokokknya kayak abang gini deh hehehe.

Bilangin ke Andre,makasih udah nolongin abang bantu ngelawan mereka dan bawa abang ke rumah sakit. Eh kamu belum kenal ya sama dia. Dia itu cowok yang di depan ruangan abang, kamu kalo sampai disini pasti liat dia. Penampilannya emang amburadul sih. Dia sepantaran sama kamu. Kamu jangan salah paham sama dia,bukan dia yg ngroyok abang. Abang gk mau kasih tau pelakunya sama kamu, karna abang gk mau kamu dendam sm orangnya.

Udah dulu ya dik,abang udah gak kuat nulis banyak. Ini aja tangan abang udah tremor,sampai tulisannya kayak cacing kepanasan gini. Janji sama abang jangan nangis.
Abang pergi dulu :')

~~~~~~

Tetesan air dari kelopak mata Rahma berhasil jatuh membasahi surat yang ia pegang. Tak terasa sudah lama ia kehilangan sosok laki-laki yang selalu ada untuknya. Menjadi penenang disaat hatinya gelisah. Menjadi tameng disaat dirinya dalam bahaya. Menghibur dirinya saat ia merasa sedih.

Setiap kalimat yang ia baca, mengingatkannya pada sosok laki-laki itu. Memori yang tersimpan kala bersamanya. Memori yang akan selalu ia ingat selama ia masih hidup. Tak sedikitpun ia melupakan sosok itu.

Rasa sesak dalam dada saat melihat sosok itu terbujur kaku di tempat peristirahatan terakhirnya masih ada hingga sekarang. Dimana saat ia melihat sosok itu tertidur pulas namun dalam keadaan banyak luka. Apakah ia merasa sakit dalam keadaan seperti itu. Atau ia tidak merasakan apa-apa. Semoga ia tenang disana.

Selesai bergelut dengan fikiran dan membiarkan air matanya berjatuhan. Rahma menyimpan surat tersebut di dalam almari dan menyelipkan di antara baju-bajunya. Ia akan menyimpam surat tersebut dengan baik. Ia duduk termenung. Apa yang akan ia lakukan setelah ini. Mungkin Rahma akan meminta maaf kepada Andre yang entah akan memafkan dirinya atau tidak. Laki-laki yang sudah ia sakiti sebagai pelampiasan kemarahannya. Laki-laki yang ia acuhkan permohonan maafnya, yang seharusnya ia lakukan.

Rahma memilih keluar dari villa. Berjalan mengelilingi pepohonan dan menghirup udara bersih tanpa adanya polusi kendaraan. Lingkungan sini memang jauh dari kata kendaraan bermotor. Gedung layaknya di perkotaanpun tidak ada. Hanya ada pepohonan yang rindang dan sawah-sawah yang cukup luas. Burung-burung berkicauan, terbang kesana-kemari bersama rombongannya.

Rahma terus berjalan hingga mendapati gubuk ditengah sawah tersebut. Ia berjalan menuju gubuk tersebut. Duduk sambil menikmati keindahan hasil Sang Pencipta. Melihat pak tani yang sedang mengusir burung-burung karena memakan tanamannya. Merasakan hembusan angin yang menerpa dirinya. Tenang. Itulah yang ia rasakan saat ini.

Drrrt drrtt

Ponsel yang ia saku di celananya bergetar. Ia membuka notif pesan tersebut. Terpampang pesan tersebut dari sosok yang ia pikirkan tadi.

____________________________________________________________
Andre
Kamu dimna
Kata mama kamu pindah
Aku susulin
Plese,kali ini aja,kamu dengerin aku. Aku gak mau jauh dari kamu.
Kalo memang dimata kamu aku salah. Aku bener-bener minta maaf. Kalo kamu maafin aku. Beritahu aku dimana kamu sekarang.
Aku sayang kamu
____________________________________________________________

Rentetan pesan yang ia terima dari suaminya. Ia berfikir sejenak setelah membaca pesan tersebut. Bukankah seharusnya ia yang harus meminta maaf. Bukankah selama ini ia yang sudah jahat kepadanya. Mungkin seharusnya ia memberi tahu dimana ia saat ini. Dan dirinya akan meminta maaf kepada laki-laki itu. Rahma mengeklik ikon sharelock untuk memberi tahu keberadaannya saat ini. Entahlah, dia akan datang atau tidak. Karena jarak yang lumayan jauh antara mereka.

Rahma menghembuskan napas panjang. Ia akan memperbaiki hubungannya lagi. Memejamkan matanya untuk merelakskan fikirannya. Mengelus perut yang semakin lama buncit. Bukan karena kebanyakan makan lalu tidur,namun karena ada nyawa didalamnya. Ia akan menjaganya dengan baik.

Ia beranjak dari gubuk yang saat ini ia duduki. Ia melanjutkan perjalanannya kembali. Memilih pulang ke villanya. Sesampainya di villa, ia membuka kulkas untuk melihat bahan makanan yang tersedia. Membuat makanan sederhana untuk dirinya dan buah hatinya. Ia akan memasak sayur sop saja, yang cukup sederhana dan segar menurutnya dan membuat jus mangga. Selama hamil, ia harus memakan yang sehat, agar buah hatinya juga tumbuh dengan sehat.

Setelah sekiranya perut buncitnya sudah kenyang. Rahma merebahkan dirinya. Padahal baru gerak sebentar, namun ia merasa begitu melelahkan. Mungkin efek karena dirinya sedang hamil, makanya ia cepat merasa lelah.

~~~~~~

Merasa bahagia dan juga lega, karena mendapat balasan dari orang yang begitu ia rindukan selama ini. Andre langsung menyiapkan motornya untuk ia naiki menuju tempat yang sudah dikirim oleh sang istri. Ini adalah waktu yang ia tunggu-tungu. Dimana ia bertemu dengan orang yang ia cintai. Semoga ini pertanda baik untuk dirinya dan keluarga kecilnya.

Andre menaiki motornya dengan cukup kencang. Sepanjang perjalanan hanya ungkapan syukur kepada-Nya atas doa yang terkabulkan. Setelah ia bertemu dengan Rahma, ia akan langsung memeluknya sebagai ungkapan rasa rindu yang begitu dalam. Saking bahagianya, ia tak behenti tersenyum. Untungnya ia memakai helm full face hingga orang-orang melihat dirinya yang seperti orang gila karena senyum-senyum sendiri. Bukan tanpa sebab dirinya senyum,melainkan ia akan segera bertemu dengan orang yang sudah menjadi miliknya.

Penasaran dengan cerita selanjutnya?
Stay tune terus ya kawaan😊

The Fated Foes (END & Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang