Alangkah baiknya, sebelum membaca follow dulu kawaan
*
Happy reading😊
*Malamnya Andre berangkat setelah sholat isya. Ia memakai celana jeans hitam dan jaket kebanggaannya dengan kaos yang senada dengan jaketnya. Ia memberitahu istrinya akan pulang pukul 11 malam.
Bruum
Suara motor Andre terdengar di telinga Rahma. Itu mendandakan suaminya itu sudah pergi. Kini saatnya Rahma bersiap-siap untuk menemui seseorang yang tadi sempat menelfon dirinya. Ia memakai pakaian bak geng motor. Kali ini Rahma tidak memakai hijabnya. Inilah sisi lain dari Rahma. Ia selalu melepas hijabnya jika sedang tidak bersama dengan keluarganya apalagi jika sedang bergabung di geng kebanggaannya. Rahma berdiri di depan cermin kamarnya sambil tersenyum sinis.
"Saatnya gue memperlihatkan siapa diri gue sebenarnya" gumam Rahma.
Malam ini, Rahma akan membalas perbuatan sekelompok orang yang sudah berani merenggut nyawa kakaknya. Ia keluar rumah dan sudah ada 2 orang yang menunggunya. Mereka membawakan motor Rahma yang disembunyikan di markas mereka.
"Kita mau langsung apa ke markas dulu bos" ucap seseorang yang menjemputnya.
"Kita ke markas dulu" ucap Rahma seraya menaiki motor kesayangannya yang sudah lama tak digunakan olehnya.
~~~~~~~
Sampailah Rahma dan 2 pengikutnya di markas yang terlihat menyeramkan. Dipinggir gerbang terdapat bendera yang berkibar dengan lambang singa hitam. Ia masuk dan memarkirkan motornya. Motor ninja tertata rapi di parkiran markas tersebut. Anggota geng motor tersebut menyambut sang ketua yang sudah lama menyembunyikan jati dirinya dengan senang hati.
"Selamat datang bos" ucap para anggota bersamaan dan Rahma hanya menjawab dengan senyumannya.
"Kalian pasti sudah tahu tujuan gue kesini kan!?" Seru Rahma di hadapan mereka.
"Tentu bos"
"Gue gak punya banyak waktu malam ini.kita langsung serang markas brengsek itu. Kalau sampai ada yang muncul kita langsung hajar. Dan catatan buat kalian, jangan sebut nama gue. Ngerti!!" Seru Rahma.
"Siap bos Kanza" jawab seorang anggota di depannya.
"Jangan panggil namanya tolol" ucap seseorang disampingnya dan menyenggol bahunya.
"Oiya lupa"
~~~~~~
"Berangkat" seru salah satu anggota yang selama ini menjadi pengganti Kanza.
Deru motor geng Blacklion terdengar cukup keras. Terlihat banyak motor ninja yang berjalan menyusuri jalan yang luas namun sepi. Di baris terdepan ada Rahma atau yang biasa di panggil Kanza jika sudah berpenampilan bak preman yang diikuti puluhan anggotanya. Wajahnya tertutupi helm full facenya, sehingga tidak menampilkan kecantikan wajahnya dan rambut panjangnya.
Sampailah mereka di markas yang geng motor yang sudah lama menjadi musuh bebuyutannya. Dan kali ini mereka akan menyerang tanpa ampun. Mereka turun dari motornya masing-masing. Dan berbaris di belakang Kanza.
"Dalam hitungan ketiga kita serang markas brengsek ini!!" Seru Kanza dengan penuh dendam.
1
2
3
SERAAANG
Bruk
Prankkkkk
Cetaarr
Prankkkkk
Bruukk
Duarrr
Suara hantaman dari anak-anak Blaclion dengan sekuat tenaga. Mereka mengahancurkan gerbang Laksamoge. Mendang barang-barang disekitarnya hingga melempari petasan ke arah markas. Setelah sedikit puas. Mereka meninggalkan markas tersebut. Namun,sebelum itu Kanza meninggalkan poster yang bertuliskan "NYAWA DIBALAS NYAWA" yang berlumuran darah.
~~~~~~~
B
rukk
Prankk
Cetaarr
Prankk
Bruukk
Duarr
Keadaan markas Laksamoge menjadi riuh karena markasnya diserang secara tiba-tiba. Mereka melihat keadaan depan markas sudah berantakan.
"Gilaaa siapa yang berani ngelakuin ini!!" Teriak Arkan penuh amarah.
"Ini pasti ulah blekedet. Kita harus balas dendam sekarang" sarkas Rangga penuh penekanan.
"Yang dibilang Rangga bener. Ayo kita balas ulah mereka" ucap Arkan.
"Jangan sekarang" ucap Robi.
"Kenapa?!! Kalo kita biarin sekarang. Lama-lama mereka semakin menjadi" ucap Rangga.
"Dan saat ini mereka pasti bersorak penuh kemenangan" lanjut Ridho.
"Yang di bilang Robi bener. Kita jangan langsung balas mereka sekarang" ucap Andre dengan wajah menahan amarah.
"Kita gak tau rencana apa yang sudah disusun sama mereka. Siapa tau ini cuma pancingan supaya kita semua kesana" lanjut Andre.
Mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri-sendiri. Mereka pasti akan membalas perbuatan orang yang sudah berani menghancurkan markas mereka. Robi mengelilingi halam depan gerbang. Matanya tertuju pada kain putih yang tergeletak di tanaman yang sudah hancur. Ia mengambilnya dan membaca tulisan di kain putih tersebut.
" Woi lihat deh" teriak Robi dari temoat tadi dan teman-temannya berjalan menuju dirinya.
"Ada apa" tanya Andre.
"Lihat deh" Robi menunjukkan kain putih tadi.
"Nyawa dibalas nyawa?. Maksutnya?" ucap Ridho bingung.
"Emang kita habis bunuh siapa?" Ucap Arkan.
"Geng kita tidak diajarkan untuk membunuh" ucap Rangga.
"Tapi kenapa ada tulisan ini?" Tanya Ridho.
"Lo ta Ndre maksut tulisan ini apa?" Tanya Robi pada Andre yang terlihat menyembunyikan sesuatu.
"Kita bahas ini di dalam" ucap Andre dan diangguki anggota lain.
~~~~~~
Saat ini mereka duduk di ruangan yang biasa mereka gunakan untuk rapat. Susana terlihat serius dan mencekam.
"Kita lanjutin pembahasan yang sempat terjeda tadi" ucap Andre.
"Lo jawab pertanyaan gue tadi" ucap Robi pada Andre. Sedangkan anggota lain hanya diam melihat mereka berdua berbicara.
"Apa mungkin ini ada hubunganya sama kematian ketua Blacklion dulu?" Tanya Andre dengan wajah serius.
"Itu udah lama banget. Gue gak yakin" sarkas Arkan.
"Kita gak pernah terlibat kematian orang, kecuali dia" ucap Andre meyakinkan mereka.
"Bukannya kelurga nya sudah memaafkan orang yang membunuh dia. Dan kita sebenarnya gak terlibat dalam pembunuhan ini" ucap Robi.
"Apa mungkin ini cuma akal-akalan Blacklion buat mancing kita" ucap Rangga.
"Kita liat rencana apa lagi setelah ini. Dan kita pastiin ini memang kerjaan Blaclion. Baru kita balas perbuatan mereka" ucap Andre.
Maaf yaa karena menunggu update annya lama
Akhir-akhir ini lagi sibuk hehehe
*
Jangan lupa bintangnya🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fated Foes (END & Sudah Terbit)
Teen Fiction"Kenapa sih harus lo yang dijodohin sama gue?"dengus Rahma setelah melihat keadaan yang mungkin keluarganya tidak mendengar keluhannya. "Udah lo nurut sama orang tua kita aja, mungkin ini udah jalannya buat kita" Andre memiringkan bibirnya. Dalam ha...