"Permisi bu" aku menoleh ke sumber suara, terlihat sus Dita sudah berdiri di ambang pintu "itu di depan ada teman ibu berdua dengan suami dan anaknya" lanjutnya."Siapa ? "
"Bu Silvi dan bu Vera "
"Silvi dan Vera ? " tanyaku memastikan, pasalnya mereka sema sekali tak mengabari ku soal kedatangannya.
"Iya bu mereka datang dengan suami dan anak anaknya"
"Yaudah makasih sus, oh iya saya minta tolong bilang ke bi mar buatkan minuman dan bawa cemilan apa saja ke depan ya"
"Baik bu"
Aku bangkit dari duduk akan menemui kedua sahabatku yang manis itu walaupun kadang kadang nyebelin "ca masuk yu di depan ada Gilang Dea sama Dina" ucapku mengajak caca masuk.
"Tante Silvi dan tante Vera bunda ? "
"Iya doang mereka ada, yu masuk " anak itu langsung berjalan cepat ke arah ku meraih tangan yang Sudah aku ulurkan, caca baru beberapa kali bertemu Anak anak dari Silvi dan Vera tapi dasarnya anak ini gampang bergaul jadi gampang akrabnya.
Aku dan caca bergandengan masuk ke dalam, terlihat sofa ruang tamu yang panjang hampir penuh terisi.
"Datang ke sini gak bilang bilang parah" ucapku saat masuk ke ruang tamu, mereka yang sedang fokus dengan kegiatannya masing masing seketika menoleh me arahku.
"Lupa nad, sumpah dah ini dadakan eh untungnya lu lagi ada di rumah"
"Kan bisa kebarin dulu mami mami sayang" ucapku, cipikicipiki dengan para tamu yang datang tiba tiba ini.
"Salim dulu ca sama tante dan om" titahku, caca menurut.
"Caca main sama Gilang Dea Dina di sana ya bunda" pintanya menunjuk arah tumpukan mainnnya yang bak toko mainan itu di ruang keluarga.
"Iya, mainnya sama sama sharing jangan rebutan"
"Iya bunda, yu kita ke sana" keempat bocah itu pergi berlalu ke tumpukan mainan yang menggunung.
"Suami mu mana nad? " tanya Silvi saat aku baru saja mendudukkan diriku di kursi.
"Ada, kenapa? "
"Mana? "
"Kenapa sih emang nanyain suamiku? "
"Yah enggak kenapa napa sih, kan ada tamu gak sopan tau diem aja di kamar"
"Dia lagi banyak kerjaan say gak bisa di ganggu"
"Hari libur gini? " tanya Vera dengan mode seperti tidak percaya dengan ucapku.
Aku mengangguk, berbarengan dengan kedatang bi mar dan bi nursa yang membawa minuman dan cemilan jalan beriringan dan menaruhnya di meja.
"Permisi bu"
"Iya bi silakan"
"Silahkan diminum dan dicicipi, saya dan nursa permisi dulu"
"Maksih bi" ucapku, bi mar dan bi nursa berlalu setelahnya.
Kita berlima larut dalam obrolan kita, yang membahas hal hal rendom yang sesekali mengundang tawa, anak anak aman terlihat sangat anteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)
Romance"Bertemu kembali dengan dia di keadaan yang sudah sangat berbeda sungguh sangat menyulitkan" Nadine almeera subagja "Bukan kah cinta akan menemukan jalannya kembali kemana dia harus pulang dan berlabuh" Rifky deandra Takdir walaupun kita bersembunyi...