Tigapuluh

8.2K 359 4
                                    


Nadine turun ke bawah bersama mama Dewi , di meja makan terlihat caca dan papa Gunawan sudah duduk di sana sedang mengobrol dengan sesekali tertawa, entahlah apa yang mereka bicarakan.

Hidangan makan malam sudah siap, tertata rapih di atas meja makan tapi sudah dua jam Rifky pergi dan sampai sekarang ia belum pulang juga padahal jaraknya hanya dekat mungkin hanya sepuluh menitan dari rumah.

"Rifky mana nad? " tanya papa Gunawan saat Nadine masuk ke ruang makan.

"Lagi beli singkong keju di deket lampu merah pah, tapi udah hampir dua jam belum pulang juga"

Papa Gunawan mengangguk paham "mungkin macet nad, disitukan daerah macet banget apalagi jam jam segini, jam nya orang pengen cepet cepetan nyampe rumah" ucapnya.

"Iya mungkin pah"

Pikir Nadine semacem macetnya paling lama sejam, tapi ini udah duajam suaminya itu belum pulang juga, Sungguh sebenarnya Nadine sangat khawatir, ia sangat takut suaminya itu kenapa napa, sudah beberapa kali is menelpon Rifky tapi suaminya itu tak mengangkat telponnya, Chat yang ia kirim pun tak kunjung suaminya bales bahkan dibaca saja tidak menjengkelkan bukan? .

"Bunda caca dapet boneka yang besar sekali dari ila, seperti punya ila di rumahnya bunda"

"Iyakah ? Kok bunda gak tau"

"Iya bunda, nanti abis makan bunda lihat ya di kamar caca"

Nadine mengangguk tersenyum Mendengar curhatan anaknya itu.

"Mending kita makan malam duluan aja sambil nunggu Rifky, kamu tadi siang mama liat makanya sedikit ditambah repot sama caca"  ajak mama Dewi karna melihat jam sudah menujukan pukul tujuh malam, sudah jam nya makan malam.

"Iya ma"

Mereka mulai menikmati makan malamnya tak terkecuali caca, anak itu sedang sibuk dengan dua paha ayam di atas piringnya.

"Makan nad"

"Iya mah"

"Kamu harus makan yang banyak sekarang kan bukan cuma buat kamu doang tapi buat anak kamu juga"ucap mama Dewi lagi saat melihat menantunya itu hanya mengaduk-aduk makanannya.

"kamu gak udah mikirin Rifky dia pasti baik baik aja kok, percaya sama papa" tambah papa Gunawan.

Nadine mengangguk lesu, dia gelisah takut terjadi apa apa dengan suaminya.

Akhir akhir ini nasi adalah makanan yang sebisa mungkin Nadine hindari karna mencium baunya saja dia akan mual tapi dia selalu berusaha untuk makan walau sedikit eh sekarang suaminya itu tak tau kemana sungguh membuat dia makin tak berselera untuk makan.

Makan malam sudah selesai, setelah mengobrol di ruang keluarga mama Dewi dan Papa Gunawan izin untuk istirahat lebih dulu, suaminya belum pulang juga.

Bahkan ia sudah selesai membatu caca membongkar kadonya tapi Suaminy itu tak kunjung pulang juga, sungguh perasaan Nadine makin gelisah ia sangat khawatir takut terjadi apa apa denga suaminya itu, sudah hampir empat jam tapi tak kunjung pulang.

Beberapa kali mertunya bilang kalau suaminya itu pasti baik baik saja, tapi tetap saja perasaan Nadine tak enak apalagi suaminya itu tak bisa di hubungi.

Setelah membantu caca membongkar tumpukan kadonya yang sangat banyak, kini Nadine sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang memeluk caca, mendengarkan anak itu berceloteh tentang kegiatan yang ia lalui hari ini.

"Caca Happy nggak hari ini? "

"Happy bunda, Happy sekali caca dapet kado yang banyak hari ini caca suka"

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang