Enampuluh tujuh

5.4K 297 9
                                    


Di sela sela nafasnya yang tersendat, Nadine kembali berusaha menarik nafasnya perlahan dan dengan segenap sisa tenaga yang ia miliki ia mengejen serta mendorong nya dengan kuat.

" Aaaaaa..... "

Oek ... oek ... oek ...

Suara tangis itu terdengar menggelegar di dalam ruangan, bahkan sampai di telinga orang orang yang menunggu harap harap cemas di luar.

"Alhamdulilah " ucap Nadine dan Rifky serentak tak kala suara anaknya menggelegar mengisi seluruh ruangan.

Tangis Nadine pecah, begitupun dengan Rifky yang tak kuasa menahan air mantanya terisak. Ucapan syukur tak henti henti menggema di dalam hati Rifky seraya mengecup kening Nadine agak lama.

"Alhamdulilah, ponakan Mba lahir dengan selamat, sempurna dan sangat tampan sekali "  ucap Mba nia tersenyum mengendong bayi mungil itu ke hadapan kedua orang tuanya.

"Alhamdulilah, ponakan Mba lahir dengan selamat, sempurna dan sangat tampan sekali "  ucap Mba nia tersenyum mengendong bayi mungil itu ke hadapan kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nadine dan Rifky tersenyum haru melihat anak nya yang sudah lama ditunggu tunggu kini hadir di hadapnya dengan selamat dan sempurna tanpa kurang satu apapun.

"Anak ku laki laki Mba ? " tanya Rifky cepat, tak kala mendengar Kakak iparnya nya berkata anaknya tampan sekali.

Mba nia tersenyum mengangguk,

Dugaan Rifky selama ini benar, kalau adiknya caca pasti laki laki. Walaupun setiap kali USG anaknya itu tak pernah menampak kan siapa dirinya, tapi Rifky sangat meyakini kalau anaknya akan lahir sebagai seseorang yang tampan , dan sekarang terbukti.

"Bayi nya akan di bersihkan dulu, setelah itu Rifky bisa mengazani dan sekaligus nanti melakukan imd dengan ibu nya" ucap Mba nia lagi, memberikan bayi mungil itu pada suster untuk di bersihkan.

Keduanya mengagguk,

Rifky menatap istrinya sangat lekat, yang masih terbaring sangat lemah " Terimaksih ya sayang, kamu sudah kuat dan sudah mau berjuang buat anak kita" ucap Rifky, setelah nya mencium kening istrinya agak lama.

Perasaan Rifky sangat susah diartikan, yang pasti ia merasa sangat lega dan bersyukur. Ketakutan dan kekhawatirannya sudah tergantikan dengan kebahagiaan yang benar benar terasa sangat damai menyelimuti hatinya. Tak henti hentinya pula ucapan syukur itu menggema dalam hatinya, ia sangat bersyukur istri dan anaknya selamat.

Setelah kurang lebih lima menit bayi mungil itu telah selesai di bersihkan, Suster menaruh bayi itu di atas perut Nadine tengkurap untuk mencari puting susu ibunya sendiri.

Nadine tersenyum haru, hatinya seperti berdesir entahlah perasaan apa ini yang pasti hatinya terasa hangat, tak terasa air mata kembali lolos di pelupuk matanya. Bayi yang selama sembilan bulan ini hidup di dalam rahimnya, kini sudah berada di dekapannya.

Rifky yak henti hentinya memandang buah cintanya dengan sang istri, bayi itu sedang sibuk mencari sumber nutrisinya, tanpa sadar bibirnya menyungging tersenyum.

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang