Sebulan sudah kejadian itu berlalu, Rifky benar benar membuktikan ucapan nya, Nadine bisa melihat dan merasakan kalau suaminya itu terasa semakin mencintainya, bahkan menjaga nya sangat ketat sekali, bayangkan saja setelah kejadian itu Rifky tak mengizinkan dirinya untuk sekedar pergi mengantar caca atau ke butik kalau tanpa dirinya, sungguh posesif sekali kan? Tapi tak bisa di pungkiri Nadine menyukai itu.Usia kandungan Nadine sudah menginjak usia tigapuluh minggu, mungkin sekitar dua bulan lagi bayi yang di kandungan Nadine akan lahir ke dunia dan melihat betapa indahnya dunia, bertemu ayah bunda dan Kakak caca yang sudah sangat menanti kehadirannya.
"Udah beberapa kali USG nih ponakan Mba belum memperlihatkan siapa dia sebenarnya, semoga kali ini keliatannya ya" ucap Mba Nia saat mengoles jel di perut Nadine.
"Detak jantungnya bagus normal"
"Usia nya hari ini tepat tigapuluh minggu empat hari, beratnya udah 1,2 ons, dan di usia ini biasanya bentuk janin dan otaknya mulai sempurna"
"Ini beratnya normal kan Mba? " tanya Rifky.
"Normal bagus di usia segini memang kisaran segitu, mungkin sebesar labu"
"Sekarang coba kita liat jenis kelaminnya ya, siapa tau sekarang keliatan kan"
"Gak usah deh Mba kalau emang gak keliatan" ucap Nadine, karna ia tak mau terlalu tau soal jenis kelamin anaknya yang ter penting anak di kandungannya sehat sampai waktunya melahirkan tiba, walaupun Rifky suaminya itu sangat yakin kalau anak ini adalah laki laki.
"Yaudah kalau emang gak usah, tapi Mba udah tau sih" ujar Mba nia tersenyum, ya pasti tau lah ya, kan dia dokternya.
Mba nia kembali menggerakan alat USG itu di perut Nadine "Air ketubannya bagus banyak, posisi Ari Ari pun ada di tempatnya"
"Alhamdulilah semuanya dalam keadaan baik dan kayanya ponakan Mba ini aktif banget ya"
"Banget Mba, apalagi kalau udah di ajakin ngobrol sama ayah dan kakanya uhh kaya muter muter di perut aku"
"Ikatan batinnya berarti kuat dengan ayah dan kakaknya terbukti ia paham kalau sedang diajak ngobrol sama ayah dan kakanya"
"Ada yang mau di tanyain dek ky ? " tanya Mba Dea setelah selesai membersihkan gel di perut Nadine dan duduk kembali di kursinya, begitupun Nadine bangkit di bantu Rifky.
"Gak ada sih Mba paling sekarang aku udah mulai gampang lelah dan suka sedikit mules itu gak apa apa kan"
"Itu wajar dan normal kok kamu tenang aja, di minggu minggu ini biasanya kepala bayi udah di jalur keluar menekan kandung kemih, dan payudara pun akan terasa mengembang karna sudah siap untuk memproduksi ASI pertama nya "
"Boleh melakukan perjalan udara kan Mba ? " tanya Rifky, karna ia masih belum sepenuhnya yakin mengajak istrinya yang sedang hamil besar naik pesawat dan menurut rencana mereka akan pergi berlibur besok.
"Boleh kok, kecuali udah di atas tigapuluh enam minggu itu biasanya udah gak boleh. Kalau sekarang masih boleh dan masih aman asal tetep istirahat yang cukup dan gak boleh terlalu kecapean ya "
Keduanya mengangguk, syukurlah rasanya Rifky lega sekali mendengarnya, sekarang ia tak perlu was was lagi.
"Ada lagi yang mau di tanyain ? "
"Udah Mba cukup"
"Vitaminnya masih ada kan ? "
"Ada Mba "
"Yaudah kalau gitu sampai ketemu duaminggu lagi ya"
"Lebay deh, bentar lagi juga ketemu lagi di ruangnya Mba Dea" ucap Nadine berlalu keluar bersama Rifky beriringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)
Romance"Bertemu kembali dengan dia di keadaan yang sudah sangat berbeda sungguh sangat menyulitkan" Nadine almeera subagja "Bukan kah cinta akan menemukan jalannya kembali kemana dia harus pulang dan berlabuh" Rifky deandra Takdir walaupun kita bersembunyi...