Tigapuluh lima

6.7K 314 1
                                    


Saking asiknya mengobrol semuanya sampai lupa waktu, karna begitu larut dalam obrolan mereka, jarang jarang mereka punya waktu luang jadi sekalinya mereka ada waktu pasti memanfaatkan nya dengan sebaik mungkin.

Nadine dan Rifky memutuskan untuk pulang terlebih dulu karna jarak rumah mereka cukup jauh dari rumah orangtua Nadine, awalnya caca bersikekeuh tak mau pulang, syukur lah dengan rayuan yang luar biasa akhirnya anak itu mau pulang dengan syarat beli cupcake chocochip dulu sebelum pulang dan ya mau tau mau Nadine menyetujuinya daripada anak itu tak mau pulang kan repot.

"Kamu mau turun atau tunggu di mobil yang ?" tanya Rifky begitu dia memarkirkan mobilnya di depan sebuah toko kue.

"Caca ikut turun ayah " samber caca.

"Iya ayah tau, ayah kan tanya bunda bukan caca"

Caca malah nyengir memamerkan deratan giginya,

"Aku tunggu di sini aja mas, kamu turun sama caca aja" balas Nadine.

Ia sebenarnya ingin ikut turun tapi perutnya tiba tiba kram kembali, akhir akhir ini perutnya sering terasa kram, tapi menurut Mba nia itu hal yang wajar selama hanya kram perut biasa dan tidak terus menerus karna Ini terjadi akibat ukuran rahim yang semakin membesar.

"aku turun sama caca kalau gitu, kamu mau nitip sesuatu ? "

Nadine menggeleng,

"Yasudah mas turun dulu ya" ucapnya membuka pintu

"Yu ca sebelah sini turunnya, ayah bantu " ucap Rifky lagi setelahnya turun dari mobil membukakan pintu untuk anaknya.

Setelah membantu caca turun, Rifky kembali menutup pintu, kini keduanya jalan masuk dengan caca yang berada di gendongan Rifky.

Di mobil hanya tersisa Nadine, beberapa kali Ia membenarkan posisinya, entah mengapa kram di perutnya semakin terasa saat ini rasanya ia ingin sekali merebahkan tubuhnya. Syukurlah tak berselang lama suami dan anaknya sudah keluar dari toko kue dengan menenteng dua keresek besar, kali ini caca jalan di gandeng sang ayah di sampingnya.

"Yu Ca masuk, sini ayah bantu" ucap Rifky membantu anak nya masuk.

"Makasih ayah"

"Sama sama sayang, oh iya ayah pamit ke toilet sebentar ya" pamit Rifky sebelum menutup pintu mobil kembali.

"Jangan lama lama mas aku udah pengen pulang"

"Iya yang bentar kok" setelahnya Rifky menutup mobil dan berlalu.

"Bunda" kata caca begitu pintu mobil di tutup dan ayahnya berlalu, Nadine menoleh mengangkat ke dua alisnya.

"Bunda caca beli cupcake yang banyak, bunda mau nggak? " tawarnya.

"Nggak, buat caca aja"

"Tapi caca belinya banyak buat bunda juga, mau ya" tawarnya lagi.

" bunda bilang enggak ya enggak, bunda gak suka cupcake, buat kamu aja " balas Nadine sedikit ketus dengan nada yang sedikit lebih tinggi dari biasanya.

Mendengar jawaban bundanya, caca tersentak seketika caca langsung terdiam menyenderkan tubuhnya di jok terlihat seperti menahan tangisnya, tak seperti biasanya Bundanya itu akan menjawab pertanyaannya dengan nada yang seperti itu.

"kenapa? " tanya Rifky saat masuk ke mobil melihat anak dan istrinya saling diam.

"Enggak kenapa napa, cepetan pulang mas aku pengen rebahan"

"Beneran gak kenapa napa? "

"Kamu banyak nanya ya mas, aku bilang kan gak kenapa napa, aku pengen rebahan pinggang aku udah pegal sakit ini" balas Nadine kesal dengan Nadine sedikit tinggi kembali.

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang