Limapuluh dua

6.7K 361 5
                                    



"Saya mohon maaf sekali...."

"kenapa dokter minta maaf ? Anak dan cucu saya baik baik aja kan dok" sela mama elisya cepat.

"Sabar ma, dengerin dulu penjelasan dokter jangan gerasak gerusuk kaya gitu, yang penting kita sudah berusaha beroda dan semuanya kita serahkan pada yang di atas " ucap papa rahmat mengelus lengan mama elisya menengkan.

Mama elisya menghela nafasnya, melirik menantunya dan menatapnya sangat tajam "kalau sampai terjadi apa apa dengan anak dan cucu saya, saya tidak akan pernah memaafkan kamu sampai kapanpun" ucap mama elisya sedikit mengancam Rifky.

Rifky menghela nafas panjang menundukkan  kepalanya saat mendapat tatapan tajam sang ibu mertua, sungguh bukan hanya ibu mertuanya yang tak akan memaafkan dirinya kalau sampai terjadi apa apa dengan anak dan istrinya, ia pun tak akan bisa mamfaatkan dirinya, karna tak bisa ia pungkiri semua ini terjadi karna ulahnya.

"Boleh saya lanjutkan penjelasan saya ?"

"Silakan dok" balas papa rahmat.

"Saya mohon maaf sekali kalau saya terkesan sangat lancang. Saya minta tolong sekali kepada semuanya terutama bapak sebagai suaminya bisa menjaga dan mengontrol pikiran dan emosi bu Nadine dengan baik "

"jangan sampai terulang lagi kejadian seperti ini, kondisi dimana bu Nadine mengalami stres  yang berat dan tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik, karna itu sangat membahayakan bayi di kandungannya, dan terbukti kan sekarang bu Nadine mengalami kram perut sampai menyebabkan pendarahan"

"Tapi istri dan anak saya baik baik saja kan dok? "

"Untunglah Bu Nadine cepat di bawa kesini, jadi bisa cepat kita tangani "

"Anak dan cucu saya beneran gak kenapa napa kan dok? " tanya mama elisya masih belum puas menderngar jawaban dokter.

"Syukurlah bu keadaan bu Nadine maupun bayi di kandungannya baik baik saja, semuanya sudah saya cek dan semuanya dalam keadaan yang baik"

"Alhamdulilah " ucap semunya serentak bernafas lega, terutama Rifky ia sangat bersyukur sekali Allah begitu baik pada yang menjaga anak dan istrinya dengan sangat baik.

"Hanya saja sekali lagi saya mohon agar bu Nadine bisa mengontrol emosinya dengan baik dan usahan jangan sampai stres berlebihan seperti sekarang ini "

"Iya dok saya akan berusaha menjaga istri saya dengan sangat baik" ucap Rifky, sungguh ia merasa sangat bersalah, ia baru saja membahayakan anak di kandungan istrinya.

Dokter mengangguk tersenyum,

"Saya bisa lihat anak saya kan dok? "Tanya mama elisya.

"Bu Nadine sedang istirahat dan akan di pindahkan ke ruang rawat, jadi kalau bapak dan ibu ingin menemuinya nanti saja saat sudah di pindahkan ke ruang rawat"

Semuanya mengangguk setuju, mereka paham betul kalau Nadine masih dalam perawat jadi mereka semua harus mematuhi peraturan rumah sakit.

Kini Nadine sudah di pindahkan ke ruang rawat, Nadine yang masih nyenyak tertidur, mungkin saja efek obat pereda nyeri yang tadi sempat di berikan oleh dokter.

"Saya mohon sekali lagi tolong jangan bikin bu nadine stres berlebihan, bantu kontrol emosinya dengan baik agar tak terjadi hal hal seperti ini lagi, dan saya saran kan bu Nadine untuk di rawat inap dulu disini sampai kondisinya benar benar stabil"

"Selain itu gak ada yang perlu di khawatirkan kan dok?"

"Gak ada semunya dalam keadaan baik, saya sarankan bu Nadine harus Istirahat yang cukup dan bed rest bila perlu, Hindari aktivitas berat , dan seperti yang saya bilang tadi tolong bantu bu Nadine untuk Kelola stress nya dengan baik" jelas dokter yang menangani Nadine.

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang