Duapuluh satu

9.1K 372 3
                                    


Kini Nadine sudah duduk di samping Rifky bergabung di meja makan dengan yang lain, kalau bisa rasanya dia mau pulang saja sungguh berada disini sangat tidak nyaman baginya.

"Kenapa ? " bisik Rifky yang menyadari istrinya itu seperti gelisah dan tak nyaman, Nadine menggeleng kan kepalanya " yakin kamu gak apa apa" tanya Rifky kembali.

"Aku gak apa apa mas, aku baik baik aja kok"

"Yaudah kamu makan ya, tadi pagi kamu cuma makan jeruk aja loh " ucap Rifky mengambil kan udang saus Padang ke piring Nadine karna dia tau istrinya itu sangat suka sekali dengan udang, tapi penampakan udah kali ini sama Sekali tak menggiurkan bagi Nadine, sebenarnya dia malas untuk makan tapi dia gak enak dengan yang lain.

"Makan yang banyak nad jangan malu malu, anggap aja rumah sendiri" ucap Mba Rina yang duduk di samping Nadine, Nadine hanya mengagguk.

Makan siang telah selesai , sekerang Nadine Rifky dan caca akan pulang lebih dulu, seperti paham perasaan bundanya caca merengek minta pulang tak seperti biasanya yang akan sangat susah diajak pulang kalau sudah bertemu dengan sodara sodaranya.

Kini mobil Rifky sudah keluar dari komplek perumahan elit orangtuanya, dengan caca yang duduk di jok belakang menyenderkan tubuhnya, sepertinya anak itu mengantuk. Nadine masih sibuk dengan pikirannya, Menengkok ke arah jendela memperhatikan jalanan, tiba tiba Rifky meraih tangan Nadine membuat yang empunya sedikit tersentak menengok seketika.

"Kenapa mas? "

"Kamu yang kenapa ? Masih marah sama aku soal singkong keju itu ? "

Nadine menggeleng karna memang bukan itu yang sedang dia pikirkan.

"Kalau kamu mau, kita beli"

"Gak usah mas aku udah gak ke pengen kok, hanya sedikit pusing aja kok"

"Kita ke rumah sakit ya " ucap Rifky khawatir.

"Gak usah di tidur in juga sembuh kok "

"Serius gak apa apa? "

"Serius mas"

Rifky mengaguk kembali fokus menyetir. Duapuluh menit berlalu mobil yang Rifky kendarai sudah sampai di pekarang rumah, caca sudah tertidur sangat pulas sekali, Nadine masuk terlebih dahulu sedangkan Rifky menggendong caca yang tertidur.

Masuk ke kamar Nadine menaruh tasnya di nakas samping ranjang dan merebahkan tubuhnya di atas kasur, kepalanya yang pusing makin berdenyut mengingat omongan keluarga Rifky dan mama mertunya, sungguh suasana hatinya sangat tidak baik baik saja, dia berpikir lebih baik tidur agar kepalanya yang berdenyut bisa sembuh.

Baru saja akan memejamkan matanya terdengar suara pintu kamar di buka, Rifky masuk dan ikut bergabung naik ke ranjang memeluk istrinya dari belakang. Nadine tak menghiraukannya lebih baik dia kembali melanjutkan tidurnya, tak lama Nadine  terlelap Rifky pun ikut terlelap menyusul sang istri.

****

Sayup sayup terdengar suara ponsel yang berbunyi, Nadine membuka matanya perlahan meraih ponselnya yang ada di nakas samping terlihat nama Mba nia tertera di sana, pelan pelan dia melepaskan pelukan suaminya, setelah lepas dia bangkit dari tidurnya, duduk di kursi depan meja rias mengangkat ponselnya yang dari tadi berbunyi.

Mba Nania 🌸 calling....

Hallo assalamualaikum dek,

Walaikumsalam Mba, ada apa?

Itu tadi kata ila caca gak masuk sekolah, Mba bikin cupcake kesukaannya eh anaknya gak ada, mau Mba anterin atau gimana ?

Aku ambil saja Mba, bentar lagi aku ontheway

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang