Duapuluh tiga

8.8K 345 2
                                    


Dengan tangan yang masih melingkar dipinggang istrinya, perlahan Rifky membuka matanya melirik ke arah jam yang menggantung terlihat sudah pukul tujuh pagi, sinar matahari sudah mulai masuk lewat sela sela jendela.

Rifky masih diam di posisinya memeperhati kan dengan intens wajah tenang wanita yang ada di pelukannya, wajah yang sangat candu baginya, yang tak pernah bosan dia tatap apalagi dengan jarak yang sedeket ini sungguh terlihat semakin cantik dan manis. Tanpa sadar Rifky menyunggingkan bibirnya tersenyum mengagumi kecantikan istrinya yang paripurna.

Nadine masih tenang terpejam, Rifky sama seperti tadi masih memeperhatikan wajah istrinya itu dengan intens merapihkan rambut yang menghalangi kecantikan istrinya, tak lama Nadine menggeliat membuka matanya, perlahan ia melilir ke arah suaminya dengan kepala sedikit mendongkak, Rifky tersenyum.

"Selama pagi sayang "

"Pagi juga mas...kamu udah bangun ? " jawab Nadine dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Udah ... mungkin sekitar lima menit an yang lalu " jawab Rifky mengelus rambut istrinya itu lembut, bukannya bangkit Nadine malah semakin menenggelamkan kepalnya di dada bidang sang suami.

"Yang"

"Hmmmm"

"Kalau kamu masih ngantuk lanjut tidur aja, mas izin mau mandi duluan soalnya udah siang mas harus ke kantor"

"Kok ke kantor" jawab Nadine pelan tapi masih terdengar oleh Rifky, tanpa menoleh ke arah suaminya.

"Kan mas harus kerja sayang"

Nadine mendongkak dengan wajah cemberut nya, sunggu terlihat sangat gemas "aku masih mau sama kamu mas, nanti aja ya ke kantornya jangan sekarang" pintanya sedikit merengek, Rifky tersenyum gemas kembali merapihkan rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya.

"Mas udah dua hari gak ke kantor, gak enak sama yang lain"

"Itu kan perusahaan milik mas jadi terserah mas dong"

"Yah gak gitu lah konsepnya sayang, mas janji deh gak akan lama. Makanya ini lepas in dulu mas mau mandi biar cepet pulang lagi "

Nadine berdecak, dengan terpaksa dia melepaskan pelukannya. Rifky bangkit mencium kening istrinya singkat sebelum berlalu masuk kamar mandi.

Nadine kembali menutup matanya, tak tidur hanya memejamkan matanya, tak tau kenapa rasanya dia malas sekali untuk bangkit dan mandi, tak berselang lama Rifky sudah siap dengan kemeja navy nya menenteng jas dan tasnya berjalan ke arah ranjang.

"Yang" ucap Rifky mengelus rambut istrinya lembut , Nadine membuka matanya tampak suaminya sudah sangat tampan sekali " Mas pergi dulu ya kamu dan caca baik baik di rumah, pokonya kalau ada apa apa hubungin mas" tutur Rifky mengecup kepala istrinya itu.

"Aku izin ke butik hari ini gak apa apa kan? " tanya Nadine saat suaminya akan membuka pintu, dia baru teringat kalau hari ini ia ada janji dengan salah satu klien nya.

"Gak apa apa nanti kamu minta antar pak alis aja sekalian nganter caca sekolah, nanti pulangnya mas jemput ya"

"Iya mas...kamu hati hati ya" Rifky mengagguk berlalu meninggalkan kamar.

Dengan terpaksa Nadine bangkit, Sebenarnya dia sangat malas sekali untuk bangun dari kasur, tapi apalah daya hari sudah siang ia harus mengantar caca sekola dan bertemu dengan salah satu kliennya ia tak enak kalau harus membatalkan begitu saja.

Setelah mengumpulkan niat, Nadine bangkit berjalan ke arah kamar mandi yang terhubung langsung dengan walk in closet.

Setelah menikah Nadine tak pernah mandi selama dulu yang hampir menghabiskan waktu sejam untuk mandi tapi sekarang Sekitar lima belas menit an Nadine sudah siap, memasukan barang barang yang dia perlukan ke dalam tas dan menenteng tas itu keluar dari kamar.

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang