🤍 Chapter 02 💜

185 25 85
                                    

NB : Heyyo~ Nayoung kembali lagi! Sudah siap dengan chapter ini belum? Hehehe harus siap ya, karena sebentar lagi ada yang lamaran, nih. Ehe! :D.

So, Happy Reading, y'all!^^

Nayya menggigit bibir bawah, merasa gelisah selepas Shalat Subuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayya menggigit bibir bawah, merasa gelisah selepas Shalat Subuh. Gadis muda itu sedikit panik tatkala sang dosen-Syahki Alifyansyah Maheeza meminta izin untuk bertandang ke rumah. Pikirnya ada sesuatu penting yang harus dibicarakan laki-laki itu.

Nayya menghela nafas, keluar dari kamar dan mencari sang bunda. Mau bagaimanapun juga, kedua orang tua sang gadis perlu tahu tentang hal ini. Lagi pula ia tidak pernah berbuat onar di kampus, jadi untuk apa harus takut? Meski demikian, tetap saja gadis itu ketar-ketir.

"Putri bungsunya Bunda sudah bangun?" tegur Paramita, melihat sang anak menghampiri dirinya yang akan memasak sarapan. "Ada apa, Nak? Kenapa wajahmu murung begitu?"

Pertanyaan dari sang Bunda yang ternyata melihat raut wajahnya pun membuat Nayya semakin dilanda panik. Bagaimana ia harus mengatakan bahwa ada dosen yang akan datang ke rumah? "Bunda, begini ... Sekitar jam delapan pagi nanti dosen pembimbing Nayya mau datang ke sini. Tapi Bunda, Nayya tidak pernah berbuat onar di kampus, kok! Mungkin-"

Paramita tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan dari sang anak yang terlihat panik, kemudian mengusap sayang surai gadis itu. "Iya Nak, Bunda tahu kok, putri bungsu kesayangan Bunda ini anak yang baik dan tidak suka berbuat onar. Kalau memang dosen pembimbing kamu mau datang, tentu saja kita harus menyambutnya dengan baik, bukan?"

"Iya, Bun," balas Nayya sembari tersenyum simpul. "Nayya bantu Bunda masak, ya?"

"Iya, Sayang. Tapi kamu tahu dosen pembimbing kamu suka makan apa? Kita buat sama-sama," tanya Paramita.

"Hm ... Kurang tahu Bun, hehehe. Nayya 'kan bertemu kalau lagi bimbingan saja. Tapi Bun, masakan Bunda selalu terbaik, tidak mungkin beliau tidak menyukai makanan Bunda, bukan?" puji Nayya dengan tulus sembari menyengir.

"Aduh, putri bungsu Bunda ini, bisa saja kalau sedang memuji," Paramita mencubit pelan hidung sang anak, kembali terkekeh. "Ya sudah, sekarang bantu Bunda, ya, Nak. Bunda mau masak banyak hari ini,"

"Baik, Bunda!" Nayya berujar dengan semangat, mulai membantu sang Bunda untuk menyiapkan makanan. Karena hal itu pula, anak pertama dari pasangan suami-istri Adzriel Chandra Dirgantara dan Paramita Yasmin Namari itu ikut keluar kamar sembari menggendong putra bungsunya yang diberi nama Wildan Fahri Adhitama.

Ya, wanita itu telah memiliki tiga anak. Untuk anak pertama adalah seorang putra, diberi nama Banyu Arkanza Adhitama, sudah berusia empat tahun. Sementara anak keduanya adalah seorang putri, diberi nama Arisha Davinia Adhitama, sudah berusia tiga tahun.

"Bunda, Nayya," sapa Isha dengan senyuman, "Tumben sekali jam segini sudah masak sarapan. Ada apa?"

"Ini, dosen pembimbing dari Adik kamu mau bertandang ke rumah. Jadi Bunda masak banyak sekalian, suami kamu juga mau datang hari ini, bukan?" jawab Paramita, masih sibuk dengan masakannya.

Our Destiny | Kim Seungmin Feat Seol Yoona [SUDAH TERBIT] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang