Menjadi seorang dosen di salah satu universitas ternama, Syahki Alifyansyah Maheeza justru menemukan Nayyara Chelsea Dirgantara, takdir indah yang membawa perubahan pada hidupnya.
Di tengah perjalanan kisah cinta yang baru terjalin, tiba-tiba saja a...
NB :Heyyo~ Nayoung kembali lagi! Ada yang udah kangen berat sama pasangan uwu ini? Coba absen dulu sini!
Selamat bertemu kembali dengan Cerita Our Destiny, semoga dapat menghibur waktu gabut kalian, ya! :D.
Anyway, bahasanya sedikit frontal dan mengarah ke 17+ ya, Nayoung harap agar kalian semua bisa bijak dalam membaca. Okay? >.< .
So, Happy Reading, y'all!^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nayya tengah melamun, memikirkan kejadian semalam yang benar-benar membuatnya sangat malu tetapi cukup ketagihan. Bagaimana ia bisa melupakan kejadian di mana sang suami bertingkah aneh dan mampu membuat jantungnya berdegup kencang? Terlebih karena belum ada seminggu setelah kejadian pernikahan tersebut terjadi.
"Chelsea! Kamu melamun lagi, ya? Apa sih, yang dipikirkan? Tidak mau berbagi sama kita, nih?" tegur Fina sembari menepuk bahu sang sahabat.
"Iya, nih, mana pipinya merah. Pasti ada suatu kejadian yang menyenangkan terjadi, ya?" goda Lili sembari menaik-turunkan alisnya.
"H-hah? Ti-tidak!" bantah Nayya dengan cepat. Jangan, jangan sampai sahabatnya mengetahui apa yang terjadi sampai membuat pipi gadis itu memerah. Karena kejadian ini hanya untuk diingat oleh sang gadis dan suaminya.
"Masa, sih?" Winda kemudian menangkap ada sesuatu yang aneh melekat di jari manis sang sahabat. "Wah, ini cincin couple, ya? Kamu sudah menikah? Sama siapa? Kok tidak cerita ke kita, sih?"
"Hah? Serius? Mana-mana? Mau lihat!" ujar Fina sembari mengambil tangan kiri milik Nayya. Sontak, cincin pernikahan gadis itu menjadi objek perhatian dari ketiga sahabatnya yang sedikit rusuh tersebut.
"Cincinnya cantik banget! Suami kamu siapa sih, Chelsea? Pokoknya kamu harus cerita ke kita. Kita tidak akan mengumbar ke manapun kalau dirasa ini privasi kamu sama suami kamu," ucap Lili dengan tegas. Sang gadis menghela nafasnya pelan.
"Iya-iya. Kalian jangan sebar ke siapapun! Jadi, sekitar beberapa bulan yang lalu, Pak Alif datang ke rumah dan meminang. Aku pun minta tiga hari untuk memikirkan secara matang-matang, tetapi sama ayah dan bunda mertua, aku dikasih waktu seminggu. Setelah waktu itu berlalu, aku akhirnya menyetujui pinangan dari Pak Alif. Alhasil, kami pun benar-benar melaksanakan pernikahan hari Jumat yang lalu, makanya aku izin tidak masuk dan Pak Alif juga tidak masuk, bukan? Kami menikah di hari itu," celoteh Nayya, menjelaskan semua.
"Ah, jadi kamu baru menikah. Meskipun terlambat, tapi selamat, ya! Huhuhu ... Aku tidak menyangka dosen segalak Pak Syahki mau sama kamu. Tapi kalau dilihat-lihat, kamu memang sangat cantik, manis, sopan, dan berwibawa. Tidak heran kalau Pak Syahki suka dan rela menjadikanmu sebagai istrinya," kata Winda, ikut berceloteh.
"Iya, benar! Pokoknya langgeng ya, sama Pak Dosen. Kita tidak menuntut apa pun dari kamu, tenang saja. Tetapi kami menunggu kabar bahagia, kamu tahu pasti, apa yang kami maksud, hehehe ...," kata Fina sembari cengengesan.