🤍 Chapter 03 💜

156 22 165
                                    

NB : Heyyo~ Nayoung kembali lagi! Nayoung minta maaf ya, karena tidak update hampir seminggu. Nayoung kurang fit akhir-akhir ini dan baru bisa menyapa kalian semua setelah merasa lebih baik.

Anyway, sudah siap bertemu dengan sahabat-sahabat konyolnya Nayya tidak, nih? Ayoo angkat tangannya! Sambil coba kalian ingat-ingat siapa saja karakter mereka, ya! Nayoung tahu kok, kalian pasti masih suka bingung siapa mereka, iya 'kan? :D.

Happy Reading, y'all!^^

"Bunda," Paramita menoleh tatkala melihat putri bungsunya baru saja keluar dari kamar dan menghampiri dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda," Paramita menoleh tatkala melihat putri bungsunya baru saja keluar dari kamar dan menghampiri dirinya. Wanita itu tersenyum lembut, mengecup kening sang anak yang dibalas dengan kecupan pipi oleh gadis itu. Nayya tampak sangat cantik mengenakan gamis berwarna biru muda yang dipadukan dengan jilbab berwarna putih.

"Ma Syaa Allah ... Cantiknya putri bungsu kesayangan Bunda. Hari ini mau ke kampus? Bawa bekal, ya? Siapa tahu nanti kamu kelaparan di sana," puji Paramita.

"Iya Bun, mau ke kampus. Bunda masak apa?" Nayya melirik ke arah meja makan-seperti biasa makanan telah terhidang sebelum orang rumah turun dan menyantap sarapan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan dari sang Bunda yang memang sangat rajin dan perhatian.

"Asyik, ada sayur bayam! Ada ayam kecap juga! Mau Bun, Nayya mau bawa bekal!" Nayya berseru senang bak anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah dari sang ayah, kemudian mulai menyiapkan bekalnya sendiri. Sang Bunda hanya bisa tersenyum gemas melihat tingkah dari putri bungsunya yang menggemaskan.

Setelah selesai menyiapkan bekal dan kebutuhan lain, Nayya akhirnya benar-benar pamit, karena hari ini gadis itu akan ada bimbingan bersama dengan salah satu dosen yang sejujurnya sangat ingin ia hindari. Siapa lagi kalau bukan Syahki Alifyansyah Maheeza atau kerap dipanggil Pak Alif oleh gadis itu?

Bukannya Nayya tidak suka bertemu, hanya saja soal lamaran itu mampu membuatnya merasa malu. Padahal harusnya Alif-lah yang merasa seperti itu, bukan sang gadis.

"Nayya, kamu diantar sama kakak ipar, ya? Kebetulan kakak iparmu barusan ke sini karena ada berkasnya yang tertinggal," pesan Paramita sebelum sang anak benar-benar berangkat.

"Iya, Bun, terima kasih banyak. Nayya berangkat ke kampus dulu, ya. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ...." Nayya mengucapkan salam, kemudian pergi menaiki mobil sang kakak ipar yang ternyata sudah menunggunya. Mereka berdua lantas berangkat, menyisakan keheningan di rumah.

"Qiyamanillah, kalian. Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh ...." Paramita membalas sembari tersenyum, kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali.

Selama perjalanan, seperti biasa, Nayya akan menikmati pemandangan kota di pagi hari sembari menghirup udara yang masih belum terkontaminasi. Sesekali mengobrol dengan sang kakak ipar agar tidak terlalu sepi. Pasalnya, waktu tempuh yang mereka perlukan untuk sampai di kampus sekitar dua puluh menit.

Our Destiny | Kim Seungmin Feat Seol Yoona [SUDAH TERBIT] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang